Hai.
Apakah tiga abjad itu dapat menyapa kalian dengan baik? Atau terasa asing karena aku terlalu lama terbuai dengan bisingnya kenyataan? Aku banyak merasa bersalah sebab kubiarkan pena dan kertas berdebu di sudut ruang. Aku banyak merasa gundah sebab tidak menyisihkan waktu untuk bercerita dengan kamu di sini.
Apa kabar?
Harapanku hanya satu: saat ini kalian merasa baik, lebih bersyukur lagi apabila kalian dengan lantang berucap, 'bahagia'. Apabila benar, aku bisa membayangkan bagaimana senyum kalian terpatri di wajah, secerah mentari, bahkan di keremangan malam tetap terlihat.
Malam ini, aku ingin berkisah tentang rasa syukurku. Aku resmi tidak lagi menyandang status mahasiswa, tetapi tetap mengabadikan almamater sebagai tempatku belajar menjadi individu yang sekarang. Dulu, aku pikir tidak mampu. Dulu, aku suka tidak percaya diri karena pencapaian orang lain. Kadang-kadang aku merasa tidak membuat kemajuan. Namun, ternyata benar, setiap orang memiliki masanya sendiri.
Ini bukan akhir, tetapi adalah sebuah permulaan. Entah apa yang akan aku hadapi selanjutnya. Yang pasti, aku sudah bertekad untuk tetap berjuang dan membuat orang-orang yang menyayangiku bangga.
Terima kasih.
Terima kasih.
Terima kasih.
04/07/21
KAMU SEDANG MEMBACA
PERLINA
PoetryMaaf, sayap rumpangku lagi-lagi patah, derai-derai air mata luluh lantak, dan karang-karang kuatku kini seringkih sutra. Tetapi, inilah caraku untuk tetap hidup dan bertahan. Sebab, andai aku gagal membuat diriku terlihat, biar aksaraku yang mengab...