Bagian 13

10.8K 1.1K 17
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27.02.2022


Bila suatu ketika rasa kecewa membaluti hati, apapun yang benar akan sulit untuk terlihat benar. Sedang yang salah akan sangat mudah diterima oleh pikiran.

Syaki pernah ada di masa itu. Dia kecewa dengan ibunya yang hanya menganggap dia sebagai bayangan Melody. Padahal, ternyata dibalik sikap tersebut ada berjuta duka yang coba disembunyikan oleh ibunya. Dia mungkin abai karena tidak tau rasa sakit itu, namun seiring berjalannya waktu dan melihat efek yang ditimbulkan oleh paksaan ayah pada ibunya untuk menerima dirinya, dia perlahan mengerti jika yang diperlukan oleh ibunya adalah pengertian dan bujukan dari orang terdekatnya agar kenyataan pilu tersebut bisa diterima dengan baik.

Syaki menyunggingkan senyumannya saat menikmati sarapan dengan suasana penuh kehangatan. Sudah sebulan ini dia merasa hidupnya berjalan dengan baik. Tidak ada lagi rasa sakit atau kecewa seperti dulu tiap dia diperlakukan sebagai Melody. Kini, dia adalah dirinya. Bahkan, sekarang dia memiliki nama panggilan lain, yaitu Killa.

Dia tidak merasa heran atau asing dengan nama itu, karena di sekolahnya dulu pun dia kerap disapa dengan nama tersebut oleh teman-temannya. Dan panggilan baru itu juga terkadang membuat Syaki rindu kehidupannya yang dulu. Bahkan, dia sangat ingin pulang ke Aceh. Namun sepertinya dia harus mengurungkan niatnya tersebut. Karena libur semester masih dua bulan lagi.

"Pa... Ma... Libur semester nanti, boleh nggak Syaki pulang ke Aceh?"

Kedua orang tua Syaki menoleh ke arah anaknya yang sedang memasang wajah memelas.

"Ke Aceh?" Tanya ibunya.

Syaki mengangguk dengan wajah penuh harap.

"Boleh, nanti kasih tau mama, ya kapan kamu liburnya. Biar mama bisa sesuaikan jadwal kerja."

Syaki mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti.

"Maksudnya, mama mau ikut Syaki liburan?" Tanyanya.

Baik ibu atau ayah Syaki terkekeh mendengar pertanyaan anaknya tersebut.

"Emangnya kamu berani pulang sendirian ke Aceh?" Celetuk ayahnya.

Syaki sejenak terdiam. Dia baru sadar jika perjalanan yang akan dia tempuh untuk bisa sampai ke Aceh harus melalui jalur udara. Kalaupun jalur darat, pasti akan membutuhkan waktu yang sangat lama nantinya.

"Kalau Syaki mau di sana sampai liburan selesai gimana? Mama sama papa kan kerja."

"Ya artinya kamu juga sebentar di sana, Killa."

Melodi Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang