Bagian 46

15.2K 920 19
                                    

28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28.06.2022

Sebulan sudah Syaki merasakan hidup bersama dengan Yasa. Setelah kepulangan mereka dari Sabang, Yasa langsung memboyong Syaki ke rumah baru mereka. Sebuah rumah minimalis berlantai dua yang memiliki halaman cukup luas.

Syaki yang awalnya hanyalah seorang gadis biasa yang selalu hanya berputar pada kesehariannya sendiri kini berubah menjadi seorang istri yang harus hidup berdampingan dengan suaminya. Kesehariannya jelas saja berubah. Kini, setiap pagi dia akan memasak sarapan untuk dirinya dan juga Yasa. Jika dia sedang tidak bekerja, maka dia akan menyiapkan makan siang dan terkadang mereka makan di salah satu restoran milik Yasa. Barulah di malam hari mereka memiliki waktu untuk dihabiskan berdua.

Malam ini, Syaki tiba-tiba saja memikirkan satu hal yang masih mengganggunya. Dia dengan jahilnya mendandani dirinya sendiri. Bahkan, rambut yang biasanya tergerai lurus tanpa poni kini dibuat menjadi berponi karena rambut depannya disibak ke samping kanan dan dijepit dengan penjepit rambut berbentuk bunga.

Baju yang dia kenakan juga berbeda dari malam-malam yang lalu. Karena jika biasanya dia memakai kaos oversize, kini dia mengganti bajunya menjadi dress selutut tanpa lengan.

"Oke, kayaknya udah cukup." Gumam Syaki. Lalu, dia berjalan keluar dari kamar mandi.

Dilihatnya Yasa yang sudah memejamkan mata. Perlahan, Syaki mendekati Yasa dan berjongkok di depan ranjang menghadap ke arah Yasa.

"Kak Yasa?" Bisik Syaki.

Melihat Yasa masih memejamkan matanya, Syaki kembali mencoba peruntungannya.

"Kak Yasa..." Panggil Syaki lagi yang kini disertai dengan usapan tangannya di pipi Yasa.

Mata Yasa terbuka sedikit demi sedikit. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat Syaki tampil berbeda.

"Ada apa, Syaki?"

Syaki ikut mengerutkan keningnya. Dia berkedip dua kali. Lalu, dengan senyum yang penuh dia kembali memanggil Yasa.

"Kak Yasa..." Panggil Syaki lagi.

Bukannya menjawab, Yasa malah tertawa. Dia merasa aneh dengan istrinya itu.

"Kenapa jadi panggil Kak Yasa, Syaki? Udah kayak-" Ucapan Yasa terhenti saat dia menyadari satu hal. Wajahnya langsung datar menatap Syaki yang masih duduk di depannya.

"Kamu lagi cosplay jadi Melody?" Tanyanya dengan wajah datar.

Syaki tersendak kaget.

"Kok Bang Yasa bisa bedain, ya? Bukannya aku mirip dengan Melody? Apalagi gaya aku sekarang emang lagi kayak Melody." Batinnya.

"Abang kok bisa bedain?" Gumam Syaki salah tingkah.

Yasa bangkit dari tidurnya. Dia menatap Syaki dengan penuh peringatan.

Melodi Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang