Bagian 18

9.3K 934 41
                                    

09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09.03.2022


Syaki mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin.

Jika biasanya dia akan berlenggok dengan santainya tanpa beban, kali ini dia terlihat lebih was-was hingga membuat Tiara bingung.

"Syaki!" Gertaknya sambil menepuk pundak temannya itu.

Syaki tersentak kaget dan balik menepuk bahu Tiara.

"Apaan sih, Ti." Sungut Syaki setengah kesal.

"Kamu tuh yang apaan. Dari tadi celingak-celinguk nggak jelas."

Syaki menghela napasnya saat mereka sudah duduk di kursi.

"Ti, aku bingung, nih."

Tiara meletakkan ponsel yang sedari tadi dia pegang dan memilih untuk fokus pada Syaki. Dia tau jika gadis didepannya ini akan bersiap untuk mencurahkan kegalauannya.

"Bingung kenapa?" Tanya Tiara.

Bukannya langsung menjawab, Syaki malah kembali celingukan ke berbagai arah seolah ada sesuatu yang harus dihindari. Karena sudah sedikit paham dengan teman yang hampir jalan setahun berteman dengannya, Tiara dengan sabar menunggu Syaki bercerita.

"Ti, menurut kamu, kalau ada seseorang yang suka dan nembak kamu, tapi kamu nggak mau pacaran, kamu harus gimana?"

Tiara langsung menangkap arah pembicaraan Syaki.

"Ini pasti tentang Akbar 'kan?" Tebaknya dengan jumawa.

Syaki melotot tidak percaya. "Kok kamu tau?" Kagetnya.

"Ya taulah, Syaki ku sayang. Kamu pikir selama ini Akbar neror aku buat apaan selain mau dekat sama kamu?"

Syaki cengo. Dia masih tidak percaya jika Akbar memang benar-benar menyukainya.

"Akbar serius suka sama aku?"

Tiara mengangguk pasti. "Nggak mungkin aku bohong, Ki. Selama ini dia terus aja gangguin aku buat tanya-tanya tentang kamu."

"Aku kira dia suka sama kamu." Gumam Syaki yang membuat Tiara tertawa.

"Dia suka yang kalem, Ki. Mana mau dia sama cewek model bar-bar kayak aku."

Syaki menghela napasnya. Dia memutuskan untuk tidak peduli saja. Biarlah Akbar mendekat, karena hal paling penting adalah dia tidak memberikan harapan pada laki-laki itu.

"Hai, Ti."

Syaki dan Tiara mengangkat kepalanya.

"Eh, Bar. Sini duduk." Ajak Tiara sambil menepuk kursi di sampingnya.

Akbar menganggukkan kepalanya. "Hai, Syaki." Sapa Akbar dengan nada yang berbeda. Tidak sesantai saat dia menyapa Tiara.

Syaki tersenyum sambil kembali menyapa Akbar. Setelah itu dia kembali menoleh ke arah Tiara. Maklum saja, saat ini mereka duduk di meja segi empat yang hanya cukup diisi oleh empat orang. Sehingga dia, Tiara dan Akbar duduk di sisi yang berbeda-beda.

Melodi Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang