02.05.2022
Akbar menatap Syaki dengan wajah memelas. Dia tetap berada di depan Syaki meski gadis itu sedang asik dengan laptopnya. Dia merasa memang harus segera meminta maaf pada Syaki untuk semua sikap pengecutnya selama sebulan ini.
"Syaki, tolong lihat aku sebentar aja." Mohon Akbar untuk kesekian kalinya.
Syaki tetap diam seolah tidak ada yang sedang berbicara dengannya.
"Aku tau aku salah. Aku minta maaf. Tolong bicara sama aku, Sya. Jangan begini terus, masalah kita nggak akan selesai-selesai."
Syaki menghentikan ketikannya. Diam beralih menatap Akbar dengan tajam.
"Enak nggak diabaikan?"
Pertanyaan itu seketika membuat Akbar membeku.
"Udah tau gimana rasanya 'kan?"
Akbar semakin dibuat salah tingkah dengan ucapan Syaki.
"Aku juga nggak mau kamu abai sama aku. Aku terus mikirin apa kesalahan yang udah aku buat sampai kamu kelihatan menghindar seperti itu." Terang Syaki.
"Maaf, Sya."
Permintaan maaf dari Akbar tersebut membuat Syaki menghela napasnya. Semakin hari dia semakin merasa jika keputusannya memilih Akbar semakin salah.
"Apa kamu udah mulai ragu untuk serius sama aku? Kalau memang benar gitu, lebih baik kamu bilang sekarang, Bar. Dari pada nanti kamu lebih aneh dari ini dan buat malu kedua keluarga."
Akbar dibuat kelimpungan oleh ucapan Syaki. Di satu sisi dia memang ragu untuk menjalani hubungan ini, namun di sisi lainnya dia tidak bisa membatalkan begitu saja semua rencana yang sudah mulai dirancang. Dia sudah terlalu jauh melangkah, orangtua dan keluarga besar mereka sudah saling mengetahui jika dalam beberapa bulan ke depan mereka akan melangsungkan pertunangan.
"Nggak, Sya. Aku cuma kehilangan arah. Sekarang aku akan berusaha memperbaiki diri aku. Please, maafin aku, ya?"
Syaki mengerutkan bibirnya. Dia masih kesal dengan sifat Akbar yang baru dia tau belakangan itu. Namun, dia juga sadar jika dalam hubungan pasti akan ada naik turun seperti ini. Mungkin jika perselisihan ini terjadi sebagai bumbu dalam hubungan mereka. Ya, dia harus tetap berbaik sangka dengan hubungan ini. Karena dia sendiri yang sudah memutuskan untuk memilih Akbar.
"Jangan ulangi lagi. Ini kesempatan terakhir kamu sebelum kita yakin untuk nikah."
Akbar tersenyum dengan lebar karena telah mengantongi maaf dari Syaki. Kini dia berjanji pada dirinya sendiri untuk bisa mengontrol perasaannya pada Tiara. Meskipun mungkin akan sulit, dia akan berusaha mencintai Syaki seperti dulu dia mencintai Melody.
Senyum Akbar seketika luntur kala mengingat hal itu.
"Kenapa aku malah membandingkan Syaki dan Melody?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Yang Berbeda
Chick-Lit(END) "Nama aku ujungnya pake 'i' bukan 'y'. Me-lo-di. Bukan Melody, Bang!" "Aku itu Syakilla Melodi bukan Aluna Melody. Ngerti nggak, sih?" "Aku nggak bisa nyanyi! Nggak bisa main piano juga, apalagi biola. Karena aku bukan Melody, tapi Syaki!" "Ja...