Bagian 33

6.8K 717 33
                                    

10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10.05.2022

Yasa menatap ponselnya dengan seksama. Dia sedang menanti sebuah pesan atau panggilan suara dari nomor Syaki.

Sejak semalam, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan obrolannya dengan Akbar tempo hari. Dia terlalu takut dengan apa yang akan terjadi nanti jika Akbar memilih untuk mundur dalam pernikahan itu. Hanya tersisa kurang lebih tiga bulan untuk hari tersebut datang. Berita yang dia dapat dari ibu Syaki tentang pakaian dan undangan pernikahan yang mulai dibuat juga membuat Yasa tidak bisa tenang. Dia amat takut Syaki kecewa, terlebih jika mengetahui jika kini kembali dianggap sebagai pengganti Melody yang telah tiada.

"Kenapa mereka selalu menganggap kamu itu Melody? Padahal jelas-jelas kalian berbeda. Gimana sih pikiran mereka?" Kesal Yasa sambil menggerutu sendiri.

"Yas, Syaki tuh di luar."

Yasa langsung bangkit dari tempat duduknya setelah mendengar ucapan Doni. Dengan langkah tergesa dia segera keluar dari ruang kerjanya.

"Kenapa tu orang?" Gumam Doni yang terkejut melihat reaksi Yasa yang tidak seperti biasanya.

Yasa berjalan cepat menghampiri Syaki yang sedang berbicara dengan Mia.

"Syaki!"

Syaki terlonjak kaget mendengar panggilan Yasa yang tampak risau itu.

"Kenapa, Bang?" Tanya Syaki yang menjadi ikut panik.

"Kamu nggak apa-apa?"

Syaki mengerjabkan matanya. Dia menoleh sebentar ke arah Mia seolah ingin bertanya tentang sikap aneh Yasa. Lalu, dia dengan raut wajah bingungnya menggelengkan kepala.

"Syaki baik-baik aja. Nggak kenapa-napa juga."

Yasa menghembuskan nafasnya. Pasti Akbar belum juga mengambil keputusan. Dia tanpa sadar mengepalkan tangannya.

"Kayaknya Abang deh yang nggak baik-baik aja."

Yasa menghela napasnya. Dia mencoba bersikap lebih waras. Dia tidak boleh mendahului Akbar untuk mengatakan masalah ini. Dia tidak sanggup melihat Syaki kecewa.

"Bukan gitu, Sya. Tadi Doni bilang kamu ada di kafe dengan wajah cemas. Jadi, Abang pikir kamu kenapa-napa."

Syaki ber oh ria menanggapi ucapan Yasa. Dia hanya berkunjung sebentar ke kafe sebelum berangkat ke tempat percetakan undangan bersama Akbar.

"Mas Doni emang nggak sembuh-sembuh jailnya." Celetuk Syaki.

Yasa tersenyum getir. Dia bahkan tidak bisa memulai percakapan kembali.

Melodi Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang