Bagian 16

10.2K 987 9
                                    


05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05.03.2022

Waktu berlibur Syaki habis begitu saja saat dia sudah kembali lagi ke ibu kota untuk tinggal kembali dengan orangtua kandungnya. Jangankan puas berlibur, rasa rindu saja belum lepas dari hatinya. Jadi, wajar saja jika dia sedikit berdrama di bandara saat mereka akan pulang. Dia memeluk ibu asuhnya dengan sangat erat sambil menangis karena masih merindu. Untung saja tingkahnya itu tidak berlebihan hingga tidak banyak orang yang memperhatikan gadis tersebut sedang menangis di pelukan ibunya.

Saat ini, dia hanya sedang bermain bersama kucing kecilnya sembari menunggu Yasa menjemputnya untuk pergi ke kafe.

Waktu liburannya masih tersisa sepuluh hari lagi. Jadi, selama masa lenggang itu berlangsung, dia akan menghabiskan hari-harinya di kafe Melody. Menunggu Tiara pulang pun tidak akan ada gunanya. Gadis itu memilih pulang ke kampung halamannya untuk melepas rindu bersama orang tua.

"Unyu, kamu kok nggak ada bunyinya, sih?" Gerutu Syaki sambil mengusap kepala si kucing.

"Bunyi dong! Meong meong ..." Tiru Syaki seolah sedang mengajari kucingnya mengeong.

"Sehat, Syakilla?"

Syaki menolehkan kepalanya ke arah belakang. Dilihatnya Yasa sedang berdiri menertawakan kelakuannya tadi.

"Bang Yasa kok bisa langsung ke dapur belakang?"

"Bisalah. Mbak Sur yang bilang di depan tadi kalau kamu lagi main sama Unyu."

Syaki tertawa mendengar Yasa mengucapkan nama kucingnya. Entah kenapa Syaki geli sendiri mendengarnya.

"Kenapa ketawa?" Tanya Yasa.

"Abang lucu." Celetuk Syaki membuat kening Yasa mengerut.

***

Mereka sampai di kafe pukul dua belas siang. Biasanya pada jam ini para karyawan sedang bersiap untuk melayani pengunjung yang mulai banyak berdatangan.

Seperti minggu-minggu sebelumnya, Syaki ikut membantu para karyawan. Lengkap dengan seragam berupa celemek keren hasil dari kreatifitas Yasa.

"Syakilla..." Panggil Yasa.

Syaki yang sedang mengobrol dengan kakak kasirnya menoleh ke arah Yasa.

"Itu di pojok sana ada Akbar." Ungkapnya sambil menunjuk dengan dagu.

Syaki menoleh ke arah pandang Yasa. Lalu kembali menatap mantan tunangan kembarannya itu.

Melodi Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang