"Lo kenapa sih Ren?"
"Kenapa apanya?"
"Lo diem terus, ngelamun. Mikirin apa? Gak nyaman sama rumah ini?"
"Enggak." Renjun menggeleng, kembali menonton film di laptopnya. Sebenarnya ia tidak benar - benar fokus menonton film itu, pikirannya terus memikirkan pemuda tadi siang.
Sekilas pemuda itu terlihat mirip dengannya. Kalau saja Renjun tidak melihat wajah itu, ia pasti tidak akan kepikiran seperti ini.
Renjun menghembuskan nafasnya kasar. Melahap kentang goreng yang dibelikan Haechan dengan tidak santai.
Puk
Badannya dipaksa menghadap pemuda yang duduk di sampingnya. Renjun menatap Haechan bingung, "Apa?"
"Ayo jalan - jalan."
Renjun mengernyitkan alisnya bingung, kenapa tiba - tiba? Namun selanjutnya ia mengangguk mengiyakan saat mendengar ucapan Haechan.
"Gue gak tau lo kenapa. Tapi kayaknya jalan - jalan bisa bikin lo sedikit santai."
......
"Jadi... kita mau kemana?"
Sekarang mereka berdua tengah berjalan di pinggir jalan perumahan yang sangat sepi, hanya ada mereka berdua disini. Padahal jam masih menunjukan pukul 7 malam.
Haechan mengedikkan bahunya menanggapi pertanyaan Renjun dan menggeleng.
"Pasar malam?" Tawar Haechan. Renjun mengangguk semangat mengiyakan tawaran itu. Sudah lama ia tidak mengunjungi tempat seperti itu. Terakhir saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Kalau gitu gak jauh. Ada di depan sana." Tunjuk Haechan lurus ke arah jalanan yang gelap. Renjun mengernyit, "Lo yakin Chan?" Haechan mengangguk mantap.
"Ikut aja."
Setelah mengatakan itu, Haechan mempercepat langkahnya, tidak lupa tangannya yang menggenggam tangan Renjun agar pemuda itu tetap berada di sampingnya.
Renjun sebenarnya agak kaget, ia ingin melepaskan genggaman Haechan tapi tidak enak hati. Renjun memperhatikan wajah pemuda itu dari samping, tentu saja tidak terang - terangan, hanya dari lirikan mata. Haechan terlihat sedikit tampan malam ini. Ingat ya, sedikit.
Renjun terkekeh dan menggeleng menampik pemikirannya, Haechan itu buluq Njun gak ganteng sedikitpun. Pikirnya lagi.
"Kenapa?"
"Enggak."
Tak terasa setelah berjalan kurang lebih 10 menit, mereka berdua telah sampai di pasar malam yang lumayan ramai.
Renjun tersenyum menatap banyaknya makanan yang ada disana. Tanpa menunggu lama ia menarik tangan Haechan ke beberapa stand makanan.
"Chan, Chan gue mau itu!"
"Itu juga!"
"Ini ini ini!"
"Chan beli itu yuk?"
"Chan chan!"
"Ih ini enak Chan! Beli dua lagi ya?"
"Chan-" Ucapan Renjun terpotong dengan gelengan tegas dari Haechan.
Haechan menunjukkan kedua tangannya yang penuh dengan plastik berisi makanan yang Renjun beli kesana - kesini, bahkan makanan ini belum pemuda itu habiskan malah mau minta lagi. Bukannya pelit atau apa, dirinya hanya takut kalau Renjun tidak bisa menghabiskan semua makanan ini dan berakhir dibuang atau dirinya sendiri yang harus menghabiskan makanan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/249879863-288-k366257.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Paksa | Hyuckren ✓
Fanfiction(Warn! Ceritanya gak jelas.) Hidup Renjun berubah ketika ia bertemu dengan Lee Haechan, pemuda yang tidak dikenalnya malah memperkenalkan dirinya sebagai calon pengantin pemuda itu.