NP :: [32]

11.1K 1.5K 154
                                    

Haechan berjalan cepat menuju pintu utama rumahnya, ia baru saja selesai dengan pekerjaannya dan sedang menunggu pesanan makanannya datang.

Tapi belum ada 10 menit memesan, bel rumahnya sudah berbunyi. Cepat juga.

Pintu terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah wajah pemuda manis duplikat Renjun dengan kaca mata bulat bertengger di batang hidungnya, menatapnya dengan mata membulat lucu.

Baik Haechan maupun Renzio saling menatap tanpa mengatakan apapun. Lucas menghela nafas panjang menatap sepasang mantan kekasih di hadapannya.

Seketika ia mengernyit ketika menyadari sesuatu. Tidak ada kata selesai diantara Renzio dan Haechan. Mereka hanya lost contact, jadi, Haechan dan Renzio itu sudah mantan atau masih sepasang kekasih?

Lucas menggeleng heboh, berusaha menyingkirkan pemikiran tidak bergunanya itu.

"Pe! Woi liat - liatannya nanti aja, kalo CLBK kan bahaya."

Suara kencang Lucas berhasil membuat dua pemuda yang saling bertatapan itu tersentak. Lucas berdecak, bau - bau CLBK ini mah.

"Renjun mana?" Tanyanya langsung.

Haechan membuka pintu lebih lebar, ia menyingkir, memberikan jalan untuk Renzio dan Lucas masuk.

"Lagi tidur, nanti gue bangunin dulu."

Lucas mengangguk, sementara Haechan menuju kamarnya, ia menyuruh Renzio untuk duduk di sofa.

"Bagus ya rumahnya." Puji Renzio menatap sekeliling.

Lucas mengangguk setuju, ia mengambil dua toples berisi makanan dari bawah meja dan menyodorkannya ke Renzio. "Duitnya kan banyak itu bocah. Nih, makan dulu."

"Boleh?"

"Ya boleh, emang kenapa?"

"Ini kan punya Haechan sama Renjun."

"Mau atau enggak?"

Renzio menggeleng, "Nanti aja kalau Renjun atau Haechan bilang boleh."

"Yaelah, sopan banget lo." Lucas mengacak gemas rambut pemuda manis di hadapannya sembari tertawa kecil.

Renzio menjauhkan tangan besar Lucas dari kepalanya dengan kesal. "Ish! Jangan acak - acak!" Omelnya.

Lucas mengedikkan bahunya, membuka toples makanan tersebut dan mulai memakan keripik kentang yang ia yakini milik Renjun. Sepupunya itu sangat menyukainya.

Atensi Renzio tertuju pada sebuah bingkai foto yang terpajang di dinding ruang tengah, itu foto pernikahan saudara kembarnya dan Haechan.

Ia tersenyum kecil, andai saja dulu ia tidak bertemu Somi. Pasti fotonya lah yang terpajang di rumah ini, bukan saudara kembarnya.

Renzio sendiri merasa bahwa dirinya belum siap bertemu dengan Renjun sekarang, ia harus berpura - pura baik - baik saja di depan saudara kembarnya dan orang yang dicintainya itu. Tapi kalau tidak bertemu sekarang, mau kapan? Beberapa hari lagi Lucas akan membawanya pulang ke China. Bertemu dengan keluarganya lagi.

Tanpa sadar, tangan pemuda manis itu mengepal erat dengan tatapan sendu menatap ke foto pernikahan yang ada di depan sana.

Dan Lucas sadar akan hal itu.

Lucas menghela nafas panjang, tangannya yang bersih menggenggam tangan mungil milik sang sepupu yang terkepal.

"Hey, Ren? You okay?" Tanya Lucas, pemuda itu mengelus pelan punggung tangan Renzio, berharap sepupunya bisa sedikit tenang.

Yang ditanya menoleh, mengangguk sembari tersenyum kecil, "Iya." Jawabnya singkat.

"Emang susah, tapi lo harus move on."

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang