NP :: [17]

15.6K 2.1K 195
                                    

Haechan menyandarkan tubuhnya di dinding samping pintu apartemen Jeno, sudah 10 menit ia menunggu namun pemuda itu belum juga keluar.

Sekali lagi ia menekan bel, kalau sampai Jeno tidak membuka pintunya lebih baik ia pulang saja.

Tubuhnya menegak begitu pintu dibuka, ia mengernyit mendapati kepala Jaemin yang menyembul.

"Lo ngapain anjir?!" Tanyanya heran. Kaget juga sebenarnya.

Yang ditanya menunjukkan cengirannya, ia lalu membuka pintu lebar mempersilahkan temannya itu untuk masuk.

"Masuk dulu, si Jeno lagi keluar."

Haechan hanya menurut, mendudukkan dirinya di sofa yang ada disana, ia kembali menatap Jaemin yang dengan santainya masuk ke kamar yang Haechan yakini sebagai kamar Jeno.

"Udah 2 minggu, lo sama Somi kapan udahan?" Tanya Jaemin setelah ia keluar dari kamar Jeno.

"Bentar lagi, kenapa emang?"

"Lo kaga ada perasaan kangen atau apa gitu?"

"Pasti ada."

"Biarin aja anjir si Somi. Kaga usah sok baik lo, gaya bener mau bantuin orang."

Haechan tertawa kecil, ia menimpuk kepala temannya itu menggunakan bantal disampingnya.

Jaemin duduk di sofa bersebrangan dengan Haechan, "Chan, lo tau kaga-"

"Kaga."

Jaemin mengepalkan tangannya menahan kesal, "Diem dulu sialan, belom kelar ini gue ngomong."

Haechan kembali tertawa, ia mengangguk mempersilahkan Jaemin untuk melanjutkan ucapannya.

"Udah 2 minggu lo pisah sama Renjun, lo lebih sering berduaan sama Somi bahkan orang - orang ngira lo balikan sama dia. Tapi, tentu saja Renjun tidak akan kalah dengan anda saudara Lee Haechan," Jelas Jaemin dengan bahasa yang campur aduk, ia sengaja menggantungkan penjelasannya untuk melihat bagaimana reaksi teman bodohnya itu.

Ia tersenyum dalam hati melihat Haechan memajukan tubuh dengan tatapan yang serius, Jaemin yakin temannya ini kepo.

"Namanya Ryujin. Shin Ryujin. Bah! Lo sama dia mah kalah Chan, Ryujin ini kriteria cewe idamannya Renjun banget." Kompornya.

Haechan mengernyit, "Tau darimana kalo Ryujin tipe Renjun?"

"Jeno."

"Ryujin kek gimana emang orangnya?"

"Kepo."

Haechan mendengus mendengar jawaban menyebalkan dari Jaemin, ia menyandarkan lagi punggungnya ke sofa. Otaknya bekerja keras mencari cara agar urusannya dengan Somi cepat selesai.

Ia tidak ingin perempuan bernama Ryujin itu merebut Renjun-nya.

Siapa tau kelamaan dia tinggal, Renjun akan berpaling.

Atensinya teralih ke ponsel Jaemin yang terus bergetar dengan sang empu yang terus - terusan menekan ikon merah sambil berdecak kesal.

Mau ngintip tapi Jaemin udah keburu matiin ponselnya.

Suara pintu apartemen terbuka membuat Haechan menoleh ke arah pintu.

"Cepet amat lo sampe."

Jeno melepas hoodie yang dipakainya menyisakan kaos dalaman berwarna putih, ia melempar hoodie tersebut tepat mengenai wajah Jaemin.

Sang korban sudah misuh - misuh menyebut seluruh anggota kebun binatang dengan alis yang mengerut kesal.

"Basah anjing. Lo punya gantungan ngapa malah lempar ke gue?!"

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang