NP :: [4]

24.3K 3.1K 235
                                    

Renjun menatap Jisung yang sedari tadi bersandar di bahunya. Pemuda itu terus menempeli dirinya kemana mana kecuali saat ke kamar mandi.

Ia mengalihkan tatapannya ke Haechan, pemuda itu terlalu sibuk menatap ponselnya untuk bermain game dari mereka selesai makan tadi.

Omong - omong tentang makanan, masakan Jisung sekarang sangat enak. Katanya ia diajari memasak oleh tetangga sebelah yang baru saja pindah.

Awalnya ia marah karena Jisung membawa orang asing masuk ke apartemennya, namun mendengar alasan Jisung yang pusing dengan perusahaan dan kesepian karena tak punya teman selain Jeno, dirinya memaklumi itu.

Jisung itu masih muda, harusnya masih bisa menikmati hidup dengan jalan - jalan dengan temannya. Namun, karena keluarga Jisung yang sudah mengabdi pada keluarga Huang sejak dulu membuat Jisung harus terbiasa selalu ada untuk Renjun.

Jisung bahkan masuk sekolah yang sama dengan dirinya ditambah lagi selalu sekelas. Jisung itu pintar makanya ia mampu untuk loncat kelas agar bisa sekelas dengannya.

Ayah Jisung sudah terlalu tua untuk mengikuti semua jadwal Renjun yang padat. Kadang Renjun berpikir untuk memberhentikan Jisung dan mencari orang lain.

Ia merasa tak enak hati saat melihat Jisung menatap segerombolan anak seumurannya tertawa dan bercanda bersama teman - temannya. Sedangkan Jisung harus menghadapi masalah perusahaan dan mengikuti jadwalnya setiap hari.

Ia pernah mengutarakan pikirannya tentang itu, namun Jisung dengan keras menolak.

"Hyung kemarin kemana? Lucas hyung cerewet banget nelponin mulu nanyain hyung." Renjun menatap Jisung yang mendongakkan kepala menatap dirinya.

"Hmm... kemarin gue nginep di tempat Haechan. Lupa juga hp nya ketinggalan di mobil." Ucapnya. Ia tidak bisa mengatakan semua yang terjadi kan?

Jisung yang merasa janggal menegakkan tubuhnya. Ia memicingkan matanya, "Hyung, gue tau semua temen lo. Udah terdaftar di otak gue. Tapi gak ada satupun yang namanya Haechan di list."

Renjun memutar otaknya mencari alasan. Ia lupa kalau Jisung bukan orang yang mudah dibohongi ditambah fakta bahwa dirinya sendiri tidak bisa bohong dengan Jisung.

"Ya... kan mobilnya mogok trus udah malem juga, jadi gue nebeng dia yang kebetulan lewat." Alibinya.

Jisung menggeleng, "Biasanya hyung langsung hubungin gue atau Lucas hyung."

"Udah malam Jisung. Lo pasti lagi tidur." Jawabnya lagi.

"Lupa? Gue selalu siap 24 jam buat lo." Sahut Jisung masih belum puas dengan jawabannya.

Renjun kembali terdiam, Jisung tau semua tentang dirinya. Haruskah ia memberitahu Jisung? Renjun melirik ke arah Haechan yang ternyata sudah tidak ada ditempatnya. Kemana dia?

"Huang Renjun." Renjun kembali menatap Jisung.

Renjun menghembuskan napasnya kasar. "Haechan-"

"Haechan?" Jisung menunggu Renjun melanjutkan.

"Dia... suami gue. T-tapi dia bukan beneran suami gue, maksudnya iya gue sama dia nikah beneran tap-" Ucapan Renjun terhenti karena Jisung yang mengangkat tangan kanannya. Ciri khas seorang Park Jisung untuk membungkam lawan bicaranya.

Renjun menatap Jisung yang masih terdiam. Tangannya bergerak untuk menggenggam tangan pemuda dihadapannya membuat pemuda itu kembali menatapnya.

"Lo serius?" Tanya Jisung. Renjun mengangguk mengiyakan.

"Jadi itu beneran lo?" Tanya Jisung lagi. Renjun mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Foto tentang pernikahan Lee Haechan dan pacarnya yang dikabarkan disembunyikan itu masuk di beberapa berita. Gue kira dia orang lain karena gak mungkin kalo itu lo. Ternyata beneran." Ujar Jisung.

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang