NP :: [35/SEMI M]

18.5K 1.6K 118
                                    

"Selamat pagi- Woah, nak Haechan? Apa kabar? Itu istrinya ya?"

Mendengar nada antusias yang ditunjukkan oleh salah satu satpam di perumahan tempat orang tuanya tinggal membuat Haechan mengembangkan senyumnya, ia kemudian berjabat tangan dengan satpam tersebut sebelum memberikan sebuah kartu berwarna hitam pada satpam itu.

Haechan mengangguk menjawab pertanyaan pak satpam tentang Renjun yang duduk di sampingnya. "Kabar Haechan baik pak, iya dong, ini istri Haechan. Cantik kan? Bapak pasti iri."

Satpam itu tertawa cukup kencang sebelum mengembalikan kartu tersebut, "Cantik banget, kalau aja bapak masih muda, udah bapak ambil dia dari kamu."

Renjun tersenyum canggung saat satpam itu mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum genit pada Renjun. Tanpa sadar ia meremas tangan Haechan yang memang sejak tadi tertaut di jari - jarinya.

Merasakan tangannya di remas, Haechan menoleh, ia tergelak melihat ekspresi istrinya. Haechan mengerti ekspresi itu, ekspresi Renjun ketika ingin memukul seseorang.

"Pak, mending bapak mundur. Dia galak, bapak sebenernya mau dia pukul, nih liat," Haechan mengangkat tautan tangan mereka, menunjukkan tangannya yang memerah. "Denger bapak bilang gitu, tangan Haechan jadi pelampiasannya nih."

Plak

"Aduh!" Haechan mengelus lengannya yang terasa panas. Ia menatap istrinya itu heran, "Kenapa sih? Kok di pukul?"

"Pengen." Jawab Renjun singkat, membuat satpam bergidik ngeri.

"Neng cantiknya buat kamu aja deh Chan, kayaknya istrimu itu suka kdrt. Bapak sama istri bapak aja deh, lebih aman."

Renjun menoleh cepat saat mendengar ucapan yang menurutnya tidak benar tentang dirinya dari sang satpam, daripada terjadi keributan, Haechan cepat-cepat berpamitan dan melajukan mobilnya memasuki area perumahan.

Renjun mendengus, menatap Haechan kesal, "Kok lo malah jalanin mobilnya sih? Gue masih mau nyubit tangan bapaknya!"

"Ya ampun Ren, bapaknya cuma bercanda aja tadi, jangan serius-serius banget ah."

"Abisnya nyebelin, sok ganteng juga tadi. Merinding tau!"

Haechan tertawa mendengar keluhan si manis, ia melirik pemuda itu sekilas, "Deketan coba Ren."

"Apa?"

"Sinian duduknya." Pinta Haechan sembari menarik tangan Renjun pelan.

Renjun menurut, ia menyempitkan jarak antara dirinya dan Haechan. "Apa?" Tanyanya lagi.

Haechan tidak menjawab, ia sibuk melihat keadaan sekitar, meyakinkan kalau mobilnya aman dan tidak akan menabrak apapun.

Setelahnya ia menarik tengkuk Renjun agar mendekat, mengecup pipi mulus milik istrinya sedikit lama kemudian mengalihkan fokusnya kembali pada jalanan di depan.

"Gemes banget istri gua." Ucapnya sambil mengusak surai halus milik Renjun.

Haechan tertawa kencang saat melirik Renjun yang telinganya sudah memerah. Istrinya itu menepis tangannya dan bergerak menjauh, mengalihkan pandangannya keluar jendela, enggan menatap Haechan.

"Haechan nyetir aja yang bener!"

"Umu umu~ Salting bilang aja sayang." Haechan mencolek-colek pipi Renjun, ingin menggoda pemuda itu.

Dengan cepat Renjun menepisnya, "Apaan sih?! Mana ada!"

"Halah, tsundere amat. Nanti anak kita ikutan tsundere loh Ren."

"Masih lama!"

"Oh iya, buat aja belum. Malam ini gimana?"

"Haechan!"

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang