"Jeno bilang apa?"
Haechan terdiam, menimbang apakah ia harus mengatakan apa yang Jeno katakan padanya atau tidak.
Flashback on.
Ceklek
Pintu rumahnya terbuka, menampilkan Jeno masih dengan pakaian kantornya berjalan santai seperti rumahnya sendiri memasuki rumah Haechan.
Haechan yang memang sedang asik goleran sontak menoleh.
"Santai bener kek rumah sendiri." Cibirnya.
Jeno tersenyum, "Siapa yang waktu itu bilang anggap aja rumah sendiri?"
"Jaemin." Haechan mengelak.
"Nyenyenye." Ledek Jeno menatap temannya itu sinis.
Haechan mendelik namun tetap mendudukkan dirinya, membiarkan Jeno untuk duduk disofa juga.
"Gimana?" Tanya Jeno tiba - tiba.
Yang ditanya mengernyit tidak mengerti, "Apa?"
"Renjun? Lo mau gimana?"
"Oh... kata lo gue musti pdkt kan? Menurut lo gimana kira - kira gue harus deketin dia?"
Jeno mengangguk, menyandarkan punggungnya ke sofa lalu mengambil remot TV di tangan temannya itu.
"Santai aja, kaga perlu usaha, dia udah ketangkep sama lo." Ucap pemuda sipit itu tanpa menoleh menatap Haechan yang heran.
"Maksud lo?"
"Ya santai aja." Jawab Jeno sekenanya.
Haechan masih belum mengerti, apa yang ketangkep? Apa yang santai?
Ini pertama kalinya dia ada niat mau pdkt sama orang, karena sama Renzio dulu dia ga ada yang namanya pdkt.
Tiba - tiba deket karena mereka tinggal satu atap.
Flashback off.
Renjun menghela nafas panjang saat Haechan selesai menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu.
Ia bersyukur dalam hati karena pemuda tan itu lemot.
"Jeno emang gitu. Ga jelas." Responnya setelah Haechan menyelesaikan ceritanya.
Ucapan Renjun disetujui oleh Haechan, "Bener, ga jelas. Gue minta jelasin dia malah kabur. Aneh." Curhat Haechan.
Renjun mengangguk, menahan tawanya saat melihat Haechan yang masih bingung memikirkan perkataan Jeno beberapa hari yang lalu.
"Ren."
Yang dipanggil mendongak, menatap Haechan sembari memakan kuenya.
"Lo kemana?" Pertanyaan Haechan berhasil membuat Renjun memiringkan kepalanya, mengernyit menatap pemuda itu heran.
"Gue disini. Emang gue dimana?" Sahutnya.
"Lo ga ada, lo ilang." Ucap Haechan lagi, ambigu.
Renjun berdiri, sedikit memajukan tubuhnya lalu mengibas - ngibaskan kedua tangannya di depan wajah pemuda tan itu. "Chan? Lo gak tiba - tiba buta kan? Ini gue, di depan lo."
Haechan terkekeh, kemudian mengangguk - angguk sembari menurunkan kedua tangan Renjun di depannya.
"Gue tau, lo di depan gue sekarang. Tapi dulu, terakhir kita ketemu waktu lo nolongin gue. Besoknya, kok gue gak pernah liat lo lagi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/249879863-288-k366257.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Paksa | Hyuckren ✓
Fanfiction(Warn! Ceritanya gak jelas.) Hidup Renjun berubah ketika ia bertemu dengan Lee Haechan, pemuda yang tidak dikenalnya malah memperkenalkan dirinya sebagai calon pengantin pemuda itu.