NP :: [18]

14.5K 2.1K 173
                                    

"Ryujin,"

"Apa?"

Menghela nafas panjang, Renjun mendudukkan dirinya di sofa menghadap Ryujin yang sedang asik menonton drama.

"Haechan kok gak ada kabar ya?"

Renjun memutar - mutar ponselnya, sesekali membuka aplikasi pesan berharap pemuda berkulit tan tersebut menghubunginya duluan.

Ryujin menjeda kegiatan menontonnya, menatap Renjun malas.

"Lo sendiri yang selalu nolak chat sama telepon dia."

"Tapi kenapa dia gak nelepon lagi?"

"Ngiranya lo bakal nolak lagi.. mungkin? Pulang aja Njun, nanti Haechan direbut Somi beneran gimana?"

Renjun mengangguk, mungkin ia akan pulang malam ini. Merebut Haechan-nya kembali.

Bel rumah berbunyi, dengan malas Renjun bangkit untuk membuka pintu.

Ia tertawa kecil melihat wajah konyol Lucas yang berdiri dihadapannya.

"Pe, hai!" Sapa Lucas riang.

Renjun mengangguk, membuka pintu lebih lebar membiarkan Lucas masuk, "Lo ada di depan gue, jangan pake Pe Pe segala."

Lucas menunjukkan cengirannya.

"Hai Ryujin." Sapa Lucas saat melewati ruang tengah. Ryujin hanya mengangguk tanpa melirik Lucas.

"Mau kemana?" Tanya Renjun yang melihat saudaranya itu menaiki tangga.

"Doyoung hyung." Jawab Lucas singkat.

Renjun membulatkan mulutnya dan mengangguk.

Bosen banget dua minggu cuma rebahan dirumah, keluar kalau Jisung atau Ryujin ngajak dia keluar doang.

"Njun, lo mau pulang kapan?" Gadis itu sekarang sudah menutup laptopnya, perhatiannya tertuju sepenuhnya kepada sang kawan.

"Ntar malem, kenapa?"

"Enggak, kepo aja. Ayo, gue bantu beres - beres."

"Baik bener lo."

"Karena gue tau lo males."

......

Sekarang Renjun sudah siap untuk pulang diantar oleh Doyoung karena mobilnya ada di rumahnya dan Haechan.

"Ngapain pulang sih?" Doyoung bertanya sembari memasukkan koper Renjun ke bagasi.

"Pengen aja, kenapa? Kesepian ya?"

Doyoung berdecih, ia menoyor kepala adiknya pelan dan masuk ke dalam mobil tanpa berkata apa - apa lagi.

Sedangkan Renjun hanya bisa mencebikkan bibirnya kesal mendapat perlakuan seperti itu lagi dari Doyoung.

"Cepetan!"

"Iyaaa sabar!"

Renjun membuka pintu belakang, berniat menggoda Doyoung.

Benar saja, tatapan Doyoung sekarang terlihat mengerikan.

"Depan. Gue bukan sopir."

Renjun terkekeh lalu mengangguk, "Bercanda. Gue masih mau idup kok."

"Maksud lo?"

"Enggak, hehe.."

Doyoung berdecak dan mulai menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan rumah.

Renjun heran sama kakaknya ini, kenapa sensi banget sama dia.

Dia jadi mikirin, kayaknya pacar kakaknya ini bakal kena mental kalau setiap hari ngadepin Doyoung yang sensi.

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang