NP :: [25]

14K 1.9K 97
                                    

Pemuda bertubuh mungil dengan ponsel di telinganya berdecak kesal berkali - kali saat seseorang yang ditunggunya tidak kunjung datang.

Memang tidak seharusnya ia mempercayai pemuda berkulit Tan yang berstatus sebagai suaminya itu.

"Kemana sih?!" Monolognya. Renjun kembali mencoba menghubungi Haechan namun pemuda itu tidak kunjung mengangkatnya.

Sekali lagi, batin Renjun.

Ia menekan kontak Haechan dan kembali menempelkan ponsel kesayangannya di telinga.

Dan hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban.

Renjun mendengus kesal, dirinya semakin yakin kalau Haechan hanya mengerjainya. Ayolah, jarak dari rumahnya ke apartemen Haechan yang dulu itu tidak dekat.

Ia bahkan sudah sampai di depan pintu unit apartemen pemuda itu dari 30 menit yang lalu tapi yang ditunggu tidak kunjung datang.

Semalam Haechan memintanya untuk bertemu jam 8 pagi, kalau tau begini, Renjun tidak akan menyia - nyiakan waktu tidurnya untuk bertemu dengan pemuda tan itu.

Lagi asik ngomel - ngomel dalam hati, tiba - tiba pintu unit apartemen Haechan terbuka. Menampilkan seorang gadis berkacamata dengan banyak buku dipelukannya menatap dirinya heran.

"Siapa ya?" Tanya gadis itu.

Renjun mengernyit, ia mendesah pelan dalam hati ketika pikiran buruk tentang Haechan kembali menyerangnya.

Emang salah nih keknya gue suka sama buaya.

"Haechan ada?" Tanya Renjun balik, mengabaikan pertanyaan dari gadis dihadapannya.

Gadis itu memiringkan kepalanya sedikit lalu menggeleng, "Unit ini cuma aku aja isinya."

Drrtt... drrtt...

Ponsel Renjun bergetar, menampilkan nama Haechan di layarnya.

Berpamitan sebentar dengan gadis dihadapannya, Renjun akhirnya mengangkat panggilan dari seseorang yang ditunggunya dari pagi.

"Ren? Udah sampe?"

Renjun mendengus kesal mendengar pertanyaan tersebut, "Dari tahun kemaren, lo dimana sih?!"

"Gue di bawah, di depan apartemen. Lo dimana?"

"Loh? Bukannya di unit lo?"

"Unit? Kan udah gue jual semenjak kita pindah ke rumah baru."

Renjun menepuk dahinya, merasa bodoh. Kenapa juga dia bisa lupa sama hal sepenting ini?

"O-oh.. iya... gue lupa. Pantes cewe yang keluar."

Terdengar suara kekehan di ujung sana. "Pasti lo mikir yang aneh - aneh tentang gue kan?"

100 buat Haechan, karena Renjun pikir, setelah Somi, Haechan punya selingkuhan lain. Membuat kata 'Cerai' mampir dikepalanya dan akan ia pikirkan sepulangnya ia bertemu Haechan hari ini.

"Dih sotoy. Pede banget."

Tapi mana mau Renjun ngaku, malu - maluin aja.

"Yakin ga mikir aneh - aneh tentang gue?"

"Bacot banget asu."

"Dih galak, katanya semalem kita udah baikan."

"Cuma karena Doyoung hyung."

"Bukan. Lo bilang kalau gue udah kasih alasan kenapa nempel mulu sama Somi, lo bilang mau maafin gue."

"Kapan?"

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang