NP :: [27]

12.3K 1.6K 86
                                    

Suara riuh wartawan dan polisi dari luar rumah kediaman Somi membuat para warga yang ada di perumahan tersebut ikut keluar rumah karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Beberapa polisi bergerak masuk mengetuk - ngetuk pintu utama rumah Somi dan beberapa polisi lainnya berjaga di depan gerbang agar para wartawan dan warga yang kepo tidak dapat masuk ke dalam.

Di dalam rumah pun tidak kalah rusuhnya, Somi sibuk mondar - mandir dengan ponsel yang terus ia tempelkan ke telinga.

Berkali - kali umpatan keluar dari bibirnya.

"Sialan! Kenapa ga diangkat sih?!"

Suara ketukan pintu berubah menjadi suara gedoran, membuat gadis cantik itu semakin gelisah.

"Please, please, please..."

"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi-"

"Fuck!" Teriaknya.

Gadis itu menoleh ke arah pintu, para polisi sedang berusaha membuka pintu yang sudah ia kunci.

Merasa waktunya tinggal sedikit, Somi berlari menuju kamarnya, mengambil dompet miliknya sebelum berlari lagi menuju ke arah dapur. Berniat kabur lewat pintu belakang rumahnya.

Langkahnya terhenti saat ponsel yang digenggamnya bergetar, menampilkan nama Mark disana.

Tanpa pikir panjang ia mengangkat panggilan tersebut.

"Ma-"

"Hey, Somi, I'm sorry."

Ucapan Somi terputus, ia mengernyit mendengar nada suara Mark yang lemah.

"Why?" Tanyanya heran.

"Temui polisi, hukuman lo bakal lebih ringan daripada kabur."

"Hell no! Are you fucking crazy?!"

"Dengerin gua kali ini. Lo kabur, hukuman lo makin berat, kejahatan lo bukan sekedar nyolong ayam tetangga terus di goreng. Bukan sekedar nyuri sendal. Tapi uang dan nyawa manusia Som." Jelas Mark diujung sana.

Somi berdecak, ia memutuskan panggilan tersebut dan melanjutkan langkahnya.

Ia terkejut saat membuka pintu belakang, mendapati Seungkwan, Hoshi dan beberapa wartawan sudah siap dengan mic dan kameranya.

Pertanyaan - pertanyaan langsung keluar dari mulut cerewet Seungkwan. Walaupun pemuda Boo itu sudah melihat sendiri buktinya.

"Saudari Somi, apa benar anda menculik rekan kerja anda sendiri yang bernama Jang Woonyoung?"

"Apa anda juga membunuhnya agar anda menjadi model nomor satu di agensi anda?"

"Ada kabar yang mengatakan kalau sebelumnya Jang Woonyoung mengalami depresi karena teror dari anda. Apa itu benar?"

"Anda juga memaksa beberapa petinggi perusahaan untuk melakukan hubungan badan dengan anda. Benar begitu?"

"Somi! Kau juga mencelakakan Kang Nayeon, istri dari tuan Kang agar kau bisa memiliki hubungan dengannya?"

"Bagaimana dengan hubunganmu dan Haechan? Benar kalian berdua memiliki hubungan? Atau ada maksud tertentu?"

Pertanyaan - pertanyaan terus terlontar dari banyak wartawan. Somi tidak bisa keluar, para wartawan itu bahkan mengikutinya masuk ke dalam rumah.

Tidak ada jalan keluar baginya, pintu utama sudah terbuka, polisi bergerak cepat menghampirinya. Sedangkan dibelakangnya ada rombongan Seungkwan yang terus saja bertanya.

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang