ABS?

148K 5.8K 1K
                                    

Jam pelajaran sudah berlangsung tapi Rafa masih saja gelisah, tidak bisa tenang sedikitpun, walaupun wajahnya terlihat tenang, tapi hatinya tidak, dia masih tidak sabar untuk menantikan istirahatnya, yang di lirik selalu saja jam yang ada di pergelangan tangannya. Lagipula walaupun pikirannya kemana mana Rafa pasti akan tetap menjadi peringkat 1 di kelasnya.

tringggggg....

Bel istirahat kembali berbunyi, siapa murid yang tidak menantikan bel istirahat, semua siswa pasti menantikannya termasuk Rafa dan kawan kawan.

"Ya anak - anak pelajaran hari ini saya  tutup, silahkan kalian boleh istirahat," ucap sang guru mata pelajaran dan pergi meninggalkan kelas.

"AKHIRNYA KELAR PALA GUA MAU MELEDAKKKK!!!" teriak Bimo sambil menjambak kasar rambutnya rambutnya.

Alex mengangguk menyetujui ucapan Bimo.
"Gila tuh si botak! ngasih rumus banyak banget mau muntah gua, tau ga si!" kesal putra.

"Lagian gua heran kapasitas otak kita itu segede otak ayam, di pake rumus sebanyak itu mana ketampung anjing, yang ada lulus SMA botak gua," celoteh Bimo yang masih tidak terima, pelajaran matematika itu mudah dan menyenangkan bukan? jawabannya bukan.

"Lu ga puyeng apa Fa? ayo kantin," ajak Alex.

Rafa menggeleng dan meninggalkan mereka ber 3 tanpa berbicara apapun, sedangkan mereka yang di tinggalkan? hanya mengelus elus dada. Rafa memang selalu seperti itu paling tertutup dan paling susah di tebak.
Jika kalian bertanya di mana Daren??dia bolos, dia paling benci pelajaran matematika.

Baru saja Rafa sampai di depan kelas Risya semua siswa maupun siswi di kelas Risya sudah berdatangan menghampiri Rafa entah untuk menyapa atau memberi rafa coklat atau bahkan surat cinta, yang nantinya coklat itu akan Rafa kumpulkan untuk di berikan kepada yang kurang mampu dan kertasnya?tentu saja di sobek tanpa berniat membaca nya sedikitpun.

"Sya," panggil Rafa, sedangkan Risya masih menundukkan kepala nya di atas meja nya.

"Sya gapapa kan?" tanya Rafa sambil mengelus rambut risya sedangkan yang lain hanya menonton bahkan menggigit jarinya masing masing.
Risya mendongak dengan bibir yang sudah pucat di tambah matanya yang sayu.

Rafa sudah kalang kabut, tanpa basa basi Rafa langsung membopong tubuh mungil Risya dan langsung membawa nya keluar dari sekolah, Rafa tidak perlu izin guru untuk keluar masuk, karena ia mempunyai akses yang hanya di miliki oleh anggota OSIS inti.

"Anjing! baru masuk udah caper sama pacar gua minta gua hajar!" ucap seorang wanita yang melihat adegan yang menjijikan menurutnya.

Rafa mengambil kunci mobil milik Daren karena hari ini dia membawa motornya.

"Sya, tahan sebentar kita ke rumah sakit sekarang," ucap Rafa yang langsung menerobos jalanan dengan keadaan panik.

Sampai di rumah sakit Rafa berlari menuju ruang UGD agar Risya segera mendapatkan pertolongan pertama.

"Dok!! cepet dong!!!" bentak Rafa yang sudah geram karena pelayanan kesehatan di Indonesia sungguh lelet.

"Sebaiknya mas tunggu di luar, biar adik mas saya tangani dulu," ucap sang perawat sambil mendorong tubuh Risya masuk ke dalam ruang UGD.

Rafa mengacak acak rambutnya frustasi, belum di tinggal 1 hari oleh sang mama Risya sudah masuk rumah sakit, ia jadi sedikit merasa bersalah karena bagaimana pun ia sudah berjanji pada Diana untuk menjaga Risya.

"Keluarga pasien?" tanya sang dokter.

"Saya,suami nya dok," jawab Rafa asal.

Dokter itu mengangguk, anak sekarang memang hobi menikah muda.
"Istri masnya lupa minum obat?" tanya dokter sang dokter yang membuat Rafa terdiam.

KETUA OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang