ngambek

124K 4.5K 259
                                    

Mulut Risya tersumpal kain, tangannya sudah memar karena terikat tali, bahkan untuk berteriak meminta pertolongan pun ia sudah tidak sanggup.

"Hmppppppp," desah Risya sambil memberontak.

"Ga bisa ngomong ya?? sabar ya nanti di lepasin kok."

"Hai lonte," sapa Alena sambil melepaskan kain yang di pakai untuk mendekap Risya supaya Risya tidak berteriak, sudah seperti penculik handal bukan.

Risya masih terdiam menatap Alena datar.
"Si cupu kayaknya lebih pantes," ucap Sekar menimpali.

"Maksudnya dan tujuan lo rebut Rafa dari gw apa??"

Risya menatap Alena angkuh.
"Sya ga ngerebut kok, orang ka Rafa nya sendiri yang bilang Sya jadi pacar nya" jelas Risya.

"Masih bisa jawab lo? alasan lo klasik banget Sya! dateng dateng ambil pacar orang aja ga tau diri!" bentak Alena sambil mengguyur kepala Risya dengan minuman bersoda yang ia pegang.

Sekar tersenyum remeh, tidak ada sedikitpun rasa empati di hati mereka berdua.
"UPS!! rambut lu jadi basah deh ewhhh lepek."

"Dingin ga? ululu mana cowo lo? kok ga nolongin si kasian nya, cewe manja kaya lo ga pantes buat Rafa, harusnya lo ngaca tuh!!" bentak Alena sambil mendorong kasar tubuh Risya.

Risya tersungkur, ia semakin menatap Alena sinis dengan genangan air mata di pelupuk matanya.
"Sya salah apa si, Sya kan ga salah apa apaa!!" teriak Risya yang sudah mulai lelah.

"Salah lo?? banyak Sya, pertama lo jadian sama Rafa, kedua lo caper dan gw muak, ketiga lo anak baru tapi belagu, dan yang ke empat lo itu sampah di mata gue!" ucap Alena sambil memandang remeh Risya.

plakkkk

Tangan Alena sudah menampar keras pipi Risya, bahkan pipi Risya sudah sangat memerah.

"Tamparan pertama karena lo berani rebut Rafa dari gue."

plakkk

"Tamparan ke dua karena lo so cantik!"

plakk

"Tamparan ke tiga karena lo berhasil buat semua nya jadi suka sama lo."

plakk

"Tamparan terakhir karena lo itu sampah!!"

byur

Sekar langsung mengguyur seluruh tubuh Risya mengunakan air bekas membersihkan lantai.

"Itu bonus," ucap Sekar tersenyum devil.

"Babai anak cupuu, selamat mati kedinginan di sini," ledek Sekar sambil menaruh ember yang berisi air kotor bekas pel pelan.

Risya masih terdiam sambil terisak memeluk lutut nya sendiri, pipinya yang masih terasa panas akibat tamparan keras dari Alena, apa salahnya?? apa menjadi seorang pacar Rafa itu masalah besar.

Rafa sudah sangat panik karena sedari tadi ia tidak menemukan di mana kekasihnya berada.

"Sya mana?" tanya Rafa to the point.

"Ga tau kak, tadi saya habis ke ruang guru buat ngumpulin tugas saya yang ketinggalan kemarin," jelas Nindira

Rafa terdiam sambil melangkahkan kaki nya pergi menuju ke ruang OSIS tempat di mana teman temannya berkumpul sekarang.

"Ade lu ga ada."

ruangan yang tadinya ramai dan berisik mendadak hening.

"Maksud nya?" tanya Daren yang masih tidak mengerti.

KETUA OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang