perkemahan

107K 4.3K 407
                                    

Pagi yang cerah ini Risya sudah siap dengan tas berwarna pink bergambar panda nya itu, dengan baju yang senada pula, Risya tersenyum senang rasanya bisa ikut perkemahan untuk pertama kalinya.

Walaupun suasana nya sudah berbeda.

Risya sudah berada di dalam mobil nya, bersama Daren.

"Dekk, kamu sama Abang beda bis, Abang ikut di bis lain, kamu jangan nakal ya," pesan Daren sebelum Risya menyusul teman teman nya.

"Nanti panitia di bis Risya siapa?"

Daren terdiam
"Liat aja nanti ya, kalau ngantuk senderan aja ke Nindira."

Risya mengangguk mencari barisan kelasnya.
Tangan Nindira melambai
"RISYAAA!!!" teriak nya dari banyak krumunan orang.

Risya menoleh ke sumber suara sambil berjalan menghampiri Nindira

"Ya ampun Sya, tas lo lucu banget!!" puji Nindira.

Risya tersenyum puas "Iya dong, lucu kaya yang punya."

"Lu jadi pensi nanti Sya?"

Risya mengangguk "Jadi dong, Sya udah latihan loh cape cape"

Nindira tersenyum "bagus deh semangat!"

Putra memegang kertas absen di tangan nya mengabsen satu persatu di rasa semua lengkap Putra menyuruh mereka untuk naik.

"Pembina kita ka Putra?" tanyaku.

Nindira mengangguk "Sama pacar lo Sya."

jantung Risya berhenti berdetak untuk beberapa saat, rasa nyeri di hatinya masih terasa ternyata.

"Syaa? lo gapapa?" tanya Nindira memastikan.

"G-gapapa "

putra memberi arahan begitupun Rafa.
"Kalau ada yang pusing bilang ya, P3K ada di depan," ucap putra sambil memegang kotak P3K.

Nindira mengangguk "Sebelah saya ni kak, pusing mikirin pacarnya!" teriak Nindira asal.

Risya yang merasa dirinya tersebut langsung mencubit lengan Nindira.
"Aduh, aduh, sakit, iya ampun maaf, duh bercanda aja Sya sensi amat lu," ucap Nindira meringis.

Sudah 2 jam berlalu mata Risya sudah mengantuk ah dia benar benar lemah jika sudah berada di perjalanan jauh seperti ini.

Mata Risya sudah terpejam, Nindira masih asik menyantap camilan yang ia bawa dari rumah.

Kebetulan Risya dan nindira memakai kursi yang berjumlah 3 dan mereka hanya berdua, kepala Risya sudah memiring karena sebelahnya kosong.

Rafa yang melihat itu menahan kepala Risya supaya leher nya tidak terkilir nanti.

Rafa memberi kode kepada nindira supaya menyingkir dari kursi nya.
Rafa menaruh kepala risya di bahu nya, membiarkan Risya tertidur dengan nyaman.

Risya mengerjap, menyipitkan matanya.

"Duhh mimpi Sya kok ka Rafa ya, Sya kan ga mau ketemu dulu kenapa  ketemu di mimpi," gumam Risya setengah sadar yang masih bisa terdengar jelas di telinga Rafa.

Rafa terkekeh "Iya Sya, ini mimpi tidur lagi ya," ucap Rafa sambil mengelus pucuk kepala Risya.

Risya kembali terpejam
"Maaf," lirih Rafa sambil mengecup sekilas dahi Risya.

Setelah di rasa hampir sampai Rafa berdiri menyandarkan kepala Risya ke jendela bus yang sudah di selipkan bantal supaya kepala nya tidak terbentur nanti.

Putra menatap Rafa malas, semenjak kejadian Rafa yang tiba tiba menjauh dari Risya putra dan yang lain juga ikut menjauhi Rafa bukan tanpa alasan,nmereka tidak suka jika salah satu dari mereka memainkan perasaan perempuan.

KETUA OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang