bukan kah ga adil?

47.1K 2.5K 1.3K
                                    

VOTE SAMA KOMEN NYA YA AKU INGETINNNNNN!!!


happy reading💗

☘️☘️☘️

Dokter keluar dari ruangan UGD yang membuat Daren langsung berdiri menghampiri sang dokter.

"Suami nya ada?" tanya sang dokter.

"Saya kakak kandung nya dok."

dokter itu mengangguk
"Ikut keruangan saya sebentar, sementara pasien akan di pindahkan ke ruang rawat."

Daren mengangguk menepuk bahu Arkan sambil tersenyum tipis.
"Titip adek gw sebentar," ucap Daren sambil meninggalkan Arkan.

Arkan tersenyum saat melihat Risya yang sudah baik baik saja sepertinya, menatap wajah Risya yang di tutupi perban.

"Maaf karena gua lalai jaga lu, dan maaf gua tau tentang masa kelam 3 tahun lalu, tapi gua ga berani speak up di depan lu,Karena itu bakal buat lu sakit," ucap Arkan sambil memejamkan matanya.

Risya membuka matanya perlahan, kepalanya masih sangat sakit untuk saat ini.

"Syaa?? udah gapapa???"

Risya memegang kepala nya sendiri
"K-kepala Sya sakit Arkan."

"Iya, pelan pelan sini di bantu."

Risya mengelus perut nya
"B-bayi nya?"

Arkan terdiam
"Ga tau Sya, bang Daren lagi ke sana, kita berdoa ya."

Hati Risya masih sangat sakit sekarang.
Sekarang Risya tau, kenapa dulu Rafa begitu marah saat Risya di cium tiba tiba oleh Arkan.
seperti ini kah rasa sakitnya? kalau begitu Risya menyesal, ia tidak akan mau merasakan rasa sakit seperti ini lagi.

Ini berbeda Risya di cium tapi Risya tidak membalas.

Sedangkan Rafa? menikmatinya.

Daren masuk ke ruang rawat Risya, melihat adiknya yang sudah sadar membuat hatinya sedikit lebih tenang.

"Abang, bayi Sya gapapa kann?" satu pertanyaan itu keluar begitu saja.

Daren terdiam, ia bungkam tidak tau harus menjawab apa.

"ABANG JAWAB SYAAAA!!!" teriak Risya yang mulai gemetar.

"Maaf," tutur Daren.

Jantung Risya mencelos, badannya lemas seketika, berbagai asumsi buruk kembali bermunculan.

"M-aaf untuk apa?"

"Bayi nya udah ga ada "

Risya memejamkan matanya, bukan kah ini double kill?? suami nya bertemu dengan masa lalunya, bayi nya tiada.

Lalu nanti apalagi? Dia akan menjadi janda dalam waktu dekat.

"K-kenapa harus bayi Sya bang" air matanya sudah tidak lagi bisa di bendung.

Daren tersenyum menahan air matanya supaya tidak ikut menetes
"Pasti nanti di ganti sama yang lebih baik," ucapnya sambil mengelus punggung ringkih adiknya.

"S-sya benci!!" Isak nya.

"Sya ga mau ketemu sama pembunuh!"

"SYA MAU PULANGGGGGGGGG!!!" teriak nya lagi.

Daren memejamkan matanya, kenapa semua terjadi pada adiknya?b ukan kah adiknya tidak ada sangkut pautnya dengan masa lalu? kenapa takdir begitu jahat mempermainkan adiknya.
Satu satu nya cara Daren menguatkan adiknya dengan memeluk adiknya supaya lebih tenang.
Sedangkan Risya? masih menangis dan terus menangis.

KETUA OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang