aku merindukan mu

56.4K 2.6K 159
                                    

BISAKAN VOTE

HAPPY READING 💖💖

☘️☘️☘️

Pagi ini Rafa sedang bergulat dengan proyek yang akan dia buat bulan depan.
Matanya menatap lekat layar laptopnya, sambil meneliti berkas berkas yang sudah ia siapkan.

Rafa memang gila kerja sekarang, jarang pulang dan lebih suka menghabiskan waktu di kantor di kamar pribadinya yang ada di kantor.

bukan kah lebih banyak di rumah mengingatkan dirinya pada istrinya?
Rafa masih mencari beberapa berkas di rak tepat di belakang nya.

Pintu coklat itu terketuk dari luar, mengalihkan atensi Rafa sejenak.

tok tok

"Masuk," saut Rafa masih sambil menatap lekat layar berukuran 16 inch itu.

Perempuan itu masuk sesuai dengan yang di perintahkan, sembari membawa berkas dan beberapa keperluan di tangannya.
"Selamat pagi pak, saya sekertaris yang di rekomendasikan oleh Mr aldaric."

Rafa menoleh menatap sekertarisnya.

deggggg

Jantung nya berdegup cepat,
badan nya mematung seakan ada magnet yang menahannya.
Benarkah yang ia lihat sekarang???
apakah ini mimpi.
Begitu pula dengan perempuan itu, darahnya berdesir, kaki nya sangat lemas sekarang.
bisakah ia kabur sekarang juga? maka jawabannya tidak.

Tapi kenapa bisa Risya? apa dia tidak melihat siapa orang nya dulu? ah bagus tidak salah Rafa meminta rekomendasi.
bukan kah tuhan maha baik sekarang? sangat baik.

"Risya?" ucap Rafa lirih.

Risya masih terdiam mematung
"Silahkan duduk," perintah Rafa yang masih sedikit kaku.

Risya duduk di kursi yang sudah di sediakan, berusaha menghilangkan rasa gugup dan debaran jantung yang menggila.

"Ini berkas saya pak, boleh bapak cek, kalau bapak tidak bersedia saya siap keluar sekarang juga."

Rafa mengambil berkas itu tanpa membukanya.
"Saya terima kamu, mulai hari ini kamu jadi sekertaris saya."

Risya tertegun sejenak
"Berkas saya ga bapak buka dulu?"

Rafa menggeleng
"Ga perlu," tutur Rafa yang tak berniat sedikitpun mengalihkan pandangannya.

Risya mengangguk
"Kalau boleh tau di mana saya harus mulai bekerja," ucap Risya malas, ia memang sangat malas bertemu dengan mantan suaminya itu.

"Di ruangan ini, di sebelah sana, kalau butuh sesuatu panggil saya."

Risya mengangguk paham dan segera menuju mejanya sebelum ia melebur seperti jelly jelly.

Sedangkan Rafa tersenyum di meja nya, sangat tidak sia sia ia menyuruh Mr Aldaric untuk mengirimkan sekertaris.

Rafa benar benar tidak bisa fokus kembali bekerja,menatap ruangan Risya.
Bisakah ia memeluk istri nya sekarang juga, ia benar benar ingin memeluk istrinya erat.

ceklek

Risya tersentak saat tiba tiba bos nya yang satu ini masuk keruangannya.
"Ada yang bisa saya bantu pak?"

"jangan terlalu formal,nsaya belum setua itu."

"Tapi tidak sopan, bapak atasan saya," jawab Risya seprofesional mungkin, karena ia harus tegas membedakan urusan pribadi dan pekerjaan.

KETUA OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang