05

4.1K 529 8
                                    

Sejauh mataku memandang, hanya ada kegelapan dimanapun. Tidak ada cahaya sedikitpun yang bisa di temukan untukku membantu melihat.

Hal terakhir yang aku ingat adalah tertidur di atas ranjang. Itu artinya aku sedang bermimpi sekarang, dalam keadaan sadar secara penuh.

Apa ini yang di namakan Lucid Dream?

[Ini namanya alam bawah sadar.]

Suara seseorang tetiba muncul entah dari mana. Aku menoleh kesegala arah mencoba mencari sang pemilik namun tak kunjung ketemu.

Siapa itu?

[Aku di sini tau.]

Lalu tetiba saja wajah seseorang muncul tepat beberapa centi di depanku. Saking kagetnya aku spontan berteriak dan jatuh terduduk.

"Si-siapa?" gumamku terkejut.

Postur seorang perempuan perlahan mulai terlihat begitu jelas. Berdiri di hadapan sembari menatapku tersenyum angkuh.

Rambutnya sekuning emas terurai begitu lembut sepunggung. Mata sepekat darah dengan tatapannya yang tajam begitu menusuk membuatku hampir lupa untuk bernafas saking terintimidasinya.

[Amon, tidak kah kau berpikir kalau seleramu itu sangat buruk?]

Gadis itu kembali bersuara. Ia menaikan sebelah alis, memasang wajah berpikir sembari melirik seluruh tubuhku dari kepala sampai kaki yang masih terduduk di lantai dengan begitu rendah.

Tak lama kemudian sekumpulan asap pekat muncul membentuk se-sosok makhluk yang cukup mengerikan tepat di sebelah sang anak perempuan.

[Jangan menilai buku dari sampulnya, Charyn.] ujar makhluk aneh itu.

Setelah menunggu tubuhnya terbentuk sempurna, makhluk yang menyerupai Iblis itu kemudian mengambil seuntai rambut emas sang gadis dan menciumnya penuh perasaan.

[Mau bagaimanapun, dialah yang paling cocok dan mirip sepertimu.] lanjut sang iblis, Amon.

Ini gila. Jika di sebut mimpi, aku masih bisa merasakan sakit ketika menyubit diri sendiri.

Bahkan di dunia yang penuh sihir ini pun masih tidak ada orang yang bisa muncul secara tiba tiba apalagi menggunakan asap sebagai media teleportasi tubuh.

Semua yang ada di sini sangat aneh. Terutama perawakan gadis yang di panggil Charyn tadi. Aku seperti tengah bercermin.

Tubuh anak itu terlalu mirip denganku. Apalagi sikap angkuhnya saat melihat orang lain dan merendahkan secara tak langsung itu, tidak salah lagi dia adalah Charlina yang asli.

Lalu lelaki di sebelahnya yang memiliki penampilan menyeramkan dengan sekujur tubuh berwarna hitam pekat dan kepala bertanduk, berarti sang iblis Mamon.

Dia yang diceritakan sebagai perwujudan dari keserakahan dan kecemburuan bagaimana bisa ada di sini? Harusnya muncul di bab puncak akhir, kan?

Bagai terkena sihir, pandanganku ditarik secara paksa untuk menatap Charyn. Tatapan kami yang bertemu membuat gadis itu berseringai dan memasang ekspresi penuh rasa ketertarikan.

[Kau benar, Amon. Aku salah menilai.] Charyn berseru sembari melangkah mendekat.

Aku refleks merangkak mundur. Namun semakin tatapan kami berpaku, tubuhku jadi membeku dan sangat sulit untuk bisa di gerakan.

Setelah sampai, Charyn langsung berjongkok. Dia mencengkram rahang, dan memaksaku untuk mendongkak menatap lebih dalam pada matanya yang mampu menghanyutkan siapapun itu.

[Mata yang mampu melihat segalanya itu, aku suka.] Charyn berbisik seperti angin malam yang mencekam, membuat sekujur tubuhku merinding.

Apanya?

Villain Also Has A Reason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang