Chap 32

43 4 0
                                    

"Teh,"

"Iya?"

"Di depan ada Teh Anggun."

"Suruh masuk ajah, Teteh ga kuat jalan."

Gadis itu menahan sakit di kepalanya. Semuanya seperti buram dan tak jelas, belum lagi akhir-akhir ini dia sering mual. Inilah salah satu alasannya dia tidak masuk sekolah selama beberapa hari terakhir ini.

Anggun yang menjadi sahabatnya merasa khawatir. Dan sekarang dia memutuskan untuk menghampiri Stella ke rumahnya, di depan sudah ada Starla, adiknya Stella itu mempersilahkan Anggun untuk masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya ke dalam kamar Stella.

Di kamar Stella, Anggun hanya melihat gadis itu tertidur dengan pulas. Ingin sekali dia mengajak bercanda Stella, tapi hubungan mereka saat ini belum membaik. Jangan tanyakan tujuan Anggun kesini untuk apa, yang pasti dia ingin melihat keadaan sahabatnya dan ingin sekali memperbaiki hubungannya.

"Bangun dulu napa, gue kan udah jauh jauh dateng kesini." ucap Anggun

"Mau apa?" tanya Stella tapi seluruh badannya masih dibaluti oleh selimut.

"Jenguk."

"Bawa apa?"

"Anjir, masih nanya kaya gituan."

"Katanya mau jenguk, tapi ga bawa apa-apa." cibir Stella

"Bawa seblak mau?"

Dengan gesitnya Stella membuka selimutnya dan menyantap seblak yang sudah disediakan oleh Anggun.

"Katanya pusing... " sindir Anggun.

Kedua sorot mata mereka saling menatap satu sama lain, terlihat wajah sembab Stella seperti menangis semalam suntuk.

"Lo nangis?" tanya Anggun penasaran.

"Iya."

"Kenapa?"

"Pusing."

"Sepusing itu kah?"

"Iya."

Anggun menghela napas, dia tau sahabatnya sekarang sedang berbohong kepadanya. Tapi dia berusaha seperti tidak tau apa-apa, sekarang bukan waktunya untuk menyelidiki hal sepele ini, palingan ini soal hubungannya dengan Yudo. Dan dia sama sekali tidak berhak untuk ikut campur.

"Terlalu banyak rumus yang lo pikirin kayaknya jadi lo pusing." tukas Anggun

"Ga juga."

Stella masih menikmati seblak yang dibawa Anggun dengan nikmat.

"Keluar yu?" ajak Anggun

"Kemana?"

"Mall?" tawar Anggun

"Gaya lo setinggi langit,"

"Lihat-lihat doang Stell, beli mah urusan nanti." ujar Anggun sambil tertawa.

"Nantinya kapan? Perasaan udah jadi hobi lo kaya gitu."

"Emang haha---"

Tiba-tiba Stella merasa mual dan berlari menuju kamar mandi. Anggun yang tadinya tertawa lepas kini raut wajahnya berubah menjadi panik saat mendengar Stella muntah di dalam kamar mandi. Apa seblak yang dibawanya basi? Oh tidak, bisa-bisa Stella semakin sakit.

Anggun mencari tissue di sekitar meja belajar Stella. Namun hasilnya nihil, biasanya dia meletakkannya di daerah meja belajarnya tapi kali ini sama sekali tidak ada benda tersebut. Tiba-tiba sebuah benda jatuh tepat di lantai, sebuah tespek dengan hasil positif.

The Wound (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang