Chap 11

220 92 113
                                    

Masih Full adegan Raga dan Anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih Full adegan Raga dan Anggun.

••••

Malam ini mereka menyusuri kota Bandung yang ramai, saking ramainya membuat jalanan ibukota macet sekali. Padahal hari sudah larut malam, tapi masih banyak sekali yang berlalu lalang di jalan, maklumlah kan malam minggu.

Raga berniat untuk mengantarkan Anggun sampai ke rumahnya, motor Anggun kini diletakan di Cafe, Raga sudah mengabari Al agar besok motornya dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Tidak ada alasan bagi Al ataupun Satya untuk menolak perintah sang kapten Yadika. Tapi kali ini dia mempercayai Al untuk hal ini.

Raga meningkatkan kecepatannya, ingin sekali rasanya membuat gadis yang sedang duduk di belakanganya itu jantungan, dan membuatnya memegang erat pinggang Raga, lalu memohon sambil berteriak untuk menjalankan motornya dengan perlahan. Namun itu semua salah, Anggun merasa biasa saja tidak merasa risau ataupun takut, walaupun Raga membawanya dengan kecepatan di atas rata-rata, tangannya juga sama sekali tidak mencekal apapun, kedua tangannya diletakan di atas pahanya, sambil menatap kiri kanan jalan dengan wajah yang biasa saja. Anggun memang susah ditebak!

Sesekali Raga melirik Anggun
dari kaca spionnya, untuk memastikan bahwa gadis itu masih tetap bersamanya.

Tidak sengaja tatapan mereka bertemu pada satu titik tumpuan yang sama di kaca spionnya, membuat Raga segera mengalihkan pandangannya ke depan.

"Kalo nyetir itu lihat ke depan!" Anggun memutarkan bola matanya.

"Tau!"

"Oh kirain tempe,"

"Rese lo!"

Anggun hanya mengerutkan dahinya, malas sekali adu mulut dengan Raga. Tatapannya kembali lurus ke depan melihat pemandangan indah malam ini. Anggun baru sadar, bahwa pemandangan malam hari tidak kalah indah daripada pemandangan siang dan sore, padahal kan setiap pulang kerja dia selalu menyusuri jalanan pada malam hari seperti ini, tapi kenapa hal ini baru dia sadari sekarang.

Ketika di tengah perjalanan, Raga memberhentikan motornya lalu memarkirkannya di sebuah kedai. Membuat Anggun merasa sedikit kebingungan, dilihatnya lah spanduk bertulikan

"Bandrek Mang Ahcuy
panas tapi nyembuhin luka!
Ramah di hati ramah di dompet.
Kuy atuh meuli!"
Rp. 15.000,"

Anggun segera melepas helmnya, dan masih diam di atas motor, pura-pura tidak melihat keberadaan Raga.

"Turun!" perintah Raga

"Gue?" tanya Anggun Meyakinkan

"Setan!" Raga segera pergi masuk ke dalam sebuah kedai yang hanya menjual satu jenis minuman hangat yaitu, bandrek.

The Wound (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang