Chap 2

727 288 365
                                    

"ANGGUN... JANGAN NGEBUT NGEBUT BAWA MOTORNYA" Teriak seorang Gadis yang kini tengah dibonceng Anggun.

"NGGAK USAH TAKUT SAMA ANGGUN ROSI, UDAH BIASA" Ujarnya membanggakan diri.

Anggun meningkatkan laju kecepatannya, membuat Stela merasa jantungan.

Dia Auristela Allysia teman sehidup semati Anggun, Sudah biasa mereka berangkat dan pulang sekolah bersama. Keluarganya sederhana sekali dan tentunya harmonis.

"ANGGUN..GUE BELUM MAU MATI, GUE MAU BANGGAIN ORANG TUA DULU GUN" Teriak Stela sambil memegang erat jaket Anggun.

"BERISIK!! DARI PADA KITA TELAT"

"UTAMAKAN KESELAMATAN DARI PADA KECEPATAN GUN!!"

Tiba tiba dari arah berlawanan terlihat mobil melintas didepan mereka, karena terkejut Anggun kehilangan keseimbangannya sehingga mereka terjatuh menabrak trotoar.

"AAAAAHHG" Teriak mereka.

BRUKH....

"ANGGUN...sakit ni pantat gue" Teriak Stela kesal.

"Buset, Bimon nggak apa apa kan lo?" Sedangkan Anggun mencoba mendirikan motor kesayangannya itu, dan menghiraukan jeritan Stela.

"Astagfirullah Gun tolongin gue dulu nape" Jerit Stela sekali lagi.

"Eeh iya, lo nggak apa apa kan?" Anggun membantu Stela berdiri.

"Nggak apa apa gimana? ini sakit banget pantat gue, bocah udah dibilangin hati hati masih aja ngebut" ucap Stela tanpa henti.

"iye iye, ini semua salah mobil itu, bentar gue samperin dulu Stel, kudu dikasih pelajaran tuh orang!"

Anggun menghampiri mobil jeep merah yang ada diseberang jalan.

"WOY KELUAR LO!" Bentak Anggun sambil memukul badan mobil itu dengan tangan mungilnya.

Beberapa lama kemudian keluarlah tiga orang anak berseragam SMA yang sama dengan Anggun, sepertinya mereka juga anak Yadika.

"Apa?" Tanya seorang laki laki diantara mereka, sepertinya cowok ini yang tadi menyetir mobil tersebut.

"APA LO BILANG? MASIH NANYA LO?" Anggun menaikan nada bicaranya lantaran kesal dengan sikap lelaki ini yang watados. Santuy atuh neng!

"Weys.. Kalem atuh neng!" goda Satya sambil bersandar dibadan mobil.

"Anak Yadika juga lo?" Tanya Al      dengan menaikan satu alisnya.

"Alahh nggak usah banyak tanya lo pada, lihat tuh Bimon gue!" Anggun menunjuk jari telunjuknya kearah motornya yang terlihat sudah lecet.

"Bimon?" Satya dan Al bertatap.

"Iya motor gue"

"Ahahhahahh" Tawa mereka.

"KURANG AJAR!!" Anggun berusaha memukul Satya dan Al. Namun Raga dan Stela berusaha menghalangi niat Anggun.

"MAU LO APA?" Tanya Raga yang sejak tadi hanya diam kini membuka suara.

"Minta maaf lo, sekarang sama gue!" Perintah Anggun

"Minta maaf? Lo yang salah, gue yang minta maaf?" Tanya Raga.

"APA LO BILANG? GUE YANG SALAH?" Ujar Anggun masih dalam keadaan ngegas. Ayo bung! lanjutkan.

"Udah Gun udah, kita udah telat nih" Stela melerai perdebatan mereka.

"Nggak bisa gitu dong Stel, nih orang udah salah masih aja nyolot" Ujar Anggun.

"Berapa, uang yang lo butuh?" Tanya Raga dengan songong.

"Gue nggak butuh uang lo! yang gue mau ucapan minta maaf dari mulut lo paham? Gue tunggu!" Seru Anggun sambil menarik tangan Stela untuk pergi dari tempat itu, Terpaksa harus pergi karena mereka sudah telat, jangan sampai Bu Gembul menghukum mereka nanti, bisa bisa tambah sial hidupnya hari ini.

Sedangkan Raga hanya menatap Gadis itu yang perlahan menghilang meninggalkan mereka.

"Tuh.. Ga minta Maaf lo sama dia" Goda Satya.

"Ogah!" Seru Raga sambil masuk kedalam mobil diikuti dengan kedua temannya.

"Lucu banget ya tuh cewek, pake namain vespanya apa tadi Al?"
Tanya Satya sambil sedikit menahan tawa.

"Bimon" Jawab Al.

"Namanya juga cewek stres" Timpal Raga.

Raga sedikit kesal dengan sikap Angkuh gadis itu, diberi Uang bukannya berterimakasih ini malah meminta dia untuk minta maaf kepadanya. Dasar cewek!

Sampai kapan pun juga mana mau seorang Raga Haidar melontarkan kalimat kecil itu dari mulutnya. Mustahil!

Chap 2 kelar neh...
Vote and komen biar tambah semangkuy Update nya yaa.
Salam -Author🍭

The Wound (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang