Chap 9

230 112 68
                                    

HAI SEMUANYA! SEBELUM BACA ALANGKAH BAIKNYA KALIAN VOTE DAN SPAM KOMEN DULU, KARENA ITU SEMUA TERAMAT SANGAT BERARTI BAGI AUTHOR, DAN KALIAN YANG INGIN SEKALI MEMBACA PART SELANJUTNYA.

Kuy beramal lewat vote dan komen!

Semangkuy ya puasanya...

Anggun Zemira Prameswari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggun Zemira Prameswari.


••••

Selesai sudah hari ini dia bekerja, senang rasanya bisa menghibur banyak orang dengan bakat yang ada di dalam dirinya sendiri. Walaupun tidak semua terhibur, tapi bagaimanapun juga dia sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi semua orang.

"Anggun, ini hasil malam ini." ujar seorang lelaki paruh baya sembari memberikan sebuah amplop berwarna cokelat ke arah Anggun. Dia Pak Martin pemilik Cafe Melody ini.

"Terimakasih Pak."

"Ouh iya, lusa kamu kembali lagi ke sini kan?"

"Kalo itu mah nggak usah ditanya lagi Pak, tanpa disuruh juga saya bakal ke sini kok."

"Oke lah kalau begitu, satu lagi mulai lusa ada pengisi live music baru di Cafe ini,"

"Jadi maksud Bapak say--"

"Bukan gitu, maksud saya semoga aja kamu bisa bekerja sama dengan pekerja baru itu."

"Ooh, ok Pak kalau begitu saya pulang dulu ya," pamit Anggun sambil mencium punggung tangan Pak Martin.

Pak Martin mengelus puncak kepala Anggun. "Hati-hati ya, kamu itu perempuan harus bisa jaga diri baik-baik, di luaran sana banyak seka--"  belum sempat Pak Martin melanjutkannya, Anggun dengan begitu terburu-buru meninggalkan Pak Martin.

"SIAP PAK," teriak Anggun dari jauh tapi masih bisa didengar oleh Pak Martin.

Pak Martin hanya menggelengkan kepalanya, melihat sikap lucu Anggun, membuat dirinya seketika mengingat anaknya yang berumur tidak jauh beda dari Anggun. Menurutnya Anggun adalah seorang gadis yang selalu berusaha sampai kerja banting tulang untuk bertahan hidup, dan selalu menghormati semua orang yang lebih tua di sekitarnya. Andai saja anaknya bisa memiliki kepribadian baik seperti Anggun, pasti dia akan teramat-sangat bangga dan senang.

Anggun berjalan keluar Cafe itu yang lama-kelamaan makin ramai oleh pengunjung. Karena ini adalah malam minggu sehingga membuat Cafe ini menjadi ramai sekali, terutama para remaja yang menghabiskan waktunya untuk berkencan di Cafe ini.Tapi sayang sekali bagi Anggun, karena dia tidak memiliki seorang kekasih untuk diajaknya berkencan di tempat ini, maka dari itu dia memutuskan untuk pulang dan beristirahat di rumah. Yang jomblo angkat tangan!

"KAK ANGGUN!" seorang gadis cantik memanggil namanya dari arah belakang. Segera Anggun berbalik badan.

"Iya."

"Boleh kenalan nggak?" tanya seorang gadis yang memakai apron. Bisa dipungkiri bahwa dia adalah salah satu pelayan di Cafe ini.

"Ouh, boleh dong!"

Gadis itu tersenyum. "Nama aku Clara." Clara mengulurkan tangannya ke arah Anggun.

"Anggun." Anggun membalas uluran tangan gadis itu dengan tersenyum. Nah senyum dong, kan adem ngelihatnya!

"Kakak sekolah dimana?"

"Yadika, lo?"

"Angkasa, Kak."

"Ouh iya Kak tadi ada salam untuk Kakak dari..." Clara menggantungkan ucapannya.

"Dari siapa?"

"Dari...aduh Kak aku lupa nama cowok itu siapa,"

"Cowok?"

"Iya Kak, ganteng tapi galak."

"Galak?"

"Iya Kak, sering ke sini kok, ngelihatin Kakak nyanyi, kadang sama temen-temennya kadang sendiri."

Anggun mengangkat alis kirinya, tanda bingung.

"Ya udah nanti kapan-kapan aku tunjukkin deh." lanjut Clara

"Ok, gue pulang dulu ya udah malem nih." pamit Anggun

"Ehh Kak bentar, salamnya diterima nggak?"

Anggun kembali berbalik badan ke arah Clara dan tersenyum tipis."Waalaikumsalam."

"Makasih Kak, hati-hati di jalan ya."

Anggun segera keluar dari Cafe sambil menggeleng heran akan sikap lucu gadis itu.

Segera dia menuju parkiran untuk mengambil Bimon miliknya, ketika dia ingin memakai helmnya, gadis itu melihat kedua ban motornya kempes, hal ini membuat dirinya kesal.

Anggun berdecak. "Kempes,"

"Bengkel pasti udah pada tutup." gumamnya sembari menggigit bibirnya.

"Ya Alloh Bim, ngerepotin aja lo!" Anggun memukul jok motornya dengan tangan mungilnya.


᯾᯾᯾᯾᯾᯾
______________________
_________

Chap 9 beres..
jangan lupa vote dan spam komen!

Karena itu adalah semangat Author.
Salam -Author🍭

The Wound (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang