Chap 41

39 1 0
                                    

Note :
Ada typo benarin dong

•••

Seorang Gadis berjalan masuk ke rumah sambil menenteng sebuah tas di bahu kirinya. Pemandangan yang selalu dia lihat setiap harinya ketika pulang ke rumah. Sebuah keluarga yang sangat harmonis berada di meja makan tanpa dirinya.

"Kak, sini makan bareng sama Mama Papa." ajak salah satu gadis yang ada di meja makan sambil tersenyum ke arahnya.

Cewek yang menenteng tas di bahunya itu tersenyum dan menghampiri ke meja makan dengan rasa lapar.

Fanny, gadis cantik agak tomboy itu bernama Fanny. Gadis itu segera membawa lauk dan pauk di atas meja, tetapi seorang wanita paruh baya yang duduk di meja makan, memukul kedua tangannya dengan kasar.

"Aww." ringis Fanny

"Kamu ini jorok banget, makan di dapur! Mama ga suka sama cewek berantakam kayak kamu." ujarnya lancar.

Fanny menyegir ke arah wanita tua itu. Dan segera beranjak pergi ke dapur. Di dapur dia melihat sepiring nasi dan lauk pauk yang sudah ada di atas meja. Tanpa basa-basi segera dia melahapnya dengan kuat.

"Bi, ini lauknya enak banget. Kelihatan banget kalo bibi yang masak." ujar gadis itu seraya mengunyah makanan dengan satu kaki terangkat di atas kursi.

"Non Fanny bisa aja, bibi jadi malu." ujar Bi Tati tersipu malu.

Seorang gadis duduk mengambil posisi tepat di depan Fanny.

"Kak," panggil Felly,

Yeah gadis itu adalah kembaran Fanny.

"Apa?"

"Temenin gue ke mall yu." ajaknya

"Lo ga lihat gue lagi makan?"

"Iya abis makan."

"Ga mau."

"Ih kok gitu sih."

Felly memanyunkan bibirnya ke depan, seolah-olah merajuk kepadanya kakaknya itu.

"Sama Mama ajah sayang, kakak kamu kan ga suka nge- mall." ujar seorang perempuan tua yang sedang menaruh mangkuk di meja.

"Tuh," tukas Fanny

Felly masih merajuk, tapi lama-lama Felly mengikuti apa yang dikatakan mamanya barusan tanpa basa-basi Mama merangkul pundak Felly dan beranjak keluar untuk mengantar Felly ke Mall.

Fanny memandang pundak mereka berdua yang semakin lama semakin menghilang. Gigi gerahamnya seolah-olah berhenti mengunyah makanana di dalam mulutnya.

Tatapn itu sendu, kosong, sedih.

•••

"Kamu gimana sih kok bisa dapet nilai sejelek ini?" bentak Mama keras ke arah Fanny

"Gurunya aja yang bego, Fanny udh ngisi yang bener kok." elak gadis itu sambil memainkan bola basketnya.

"Kamu ini anak yang memalukan! Lihat adik kamu! Dia punya banyak talenta, contoh dia. Mama heran kenapa bisa melahirkan anak kembar yang sikapnya bertolak belakang sekali."

Fanny berdecak kesal, hal ini yang sama sekali dia benci. Ketika mulut orang tua berkata sebuah penyesalan kasar tentang dirinya yang terlahir ke dunia.

"Ma, aku ga pernah minta untuk di lahirkan. Kalaupun aku bisa lenyap dari dunia ini dan hilang aku mau banget, tapi aku ga mau mati."

The Wound (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang