Chap 35

39 1 0
                                    

Kini Raga sudah berada di atap sekolah, melihat seorang gadis dengan rambut terurai yang ditiup angin siang hari, gadis itu kini tengah berdiri di hadapannya sekarang.

Cantik, batin Raga tanpa sadar.

Felly mulai menyadari kehadiran Raga sembari tersenyum manis ke arahnya. Sudah lama sekali Raga tidak melihat senyum manis dari Felly, jujur sekarang dia bahagia bisa melihat Felly dengan senyumannya itu walaupun senyumannya bukan untuk dia lagi.

"Hai," sapa Felly canggung.

Raga tersenyum. "Hai,"

Mereka mengikis jarak satu sama lain.

"Ada apa?" tanya Raga.

"Gak kenapa-kenapa,"

Lagi-lagi Raga mengerutkan dahi karena merasa heran dengan sikap Felly kepadanya. Entah kenapa ada yang berbeda dengan Felly, dia seperti tidak merasakan bahwa dirinya sedang bersama teman masa kecilnya. Apa semua sudah berbeda? Aish entahlah, yang jelas Felly yang sekarang berbeda dengan Felly yang dulu.

"Lo kangen sama gue?" tanya Raga dengan percaya diri.

Felly hanya membalas pertanyaan konyol Raga dengan tersenyum simpul.

"Dari raut wajah lo udah ketebak." ujar Raga

"Iya, gue kangen." jawab Felly dengan lancar.

Raga terdiam sejenak. Bukan, dia bukan salting apalagi merasa senang atas pernyataan yang baru saja terucap dari mulut gadis itu. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dari Felly, Felly yang dia kenal dulu pasti akan memukul lengan Raga jika hal nya dia bertanya hal konyol itu.

Tapi sekarang dia melihat Felly yang ada di depannya seperti orang asing, tetapi dia sedikit berpikir bahwa waktu dapat merubah segalanya.

Lagian masuk akal juga jika gadis yang ada di depannya saat ini merasa rindu kepada Raga, toh Raga adalah temannya yang paling dekat selama 15 tahun kebelakang dan baru kali ini lagi mereka berkomunikasi dengan bahagia. Jujur Raga juga merasakan hal yang sama yaitu rindu teman kecilnya.

"Kenapa?" tanya Felly

Lagi-lagi Raga tersenyum. "Engga, gue juga kangen."

Mereka tertawa lepas. Raga merindukan tawa, tangis, bahkan rengekan dari seorang Felly, Raga merindukan semua tentang Felly. Tetapi entah dengan gadis itu.

"Lo masih inget? Waktu kecil Lo pernah janji untuk mengabulkan satu permintaan gue." ucap Raga menggantungkan kalimatnya.

"Dan waktu itu gue minta lo untuk ajarin gue main sepeda, lo ngajarin gue dengan emosi sampai gue nangis. Waktu itu gue takut banget jatuh, tapi berkat lo sekarang gue bisa naik motor, bahkan sampai ugal-ugalan di jalan raya, gue ga takut lagi." lanjutnya.

Felly hanya tersenyum simpul, gadis itu sedari tadi hanya merespon Raga dengan senyuman manisnya dan sama sekali tidak berkutik apa-apa.

"Ternyata dulu gue kejam ya." ujar Felly

"Emang," balas raga cepat.

Felly tertawa.

"Eh iya, emang lo ga inget sama sekali?" tanya Raga

"Engga,"

Raga terkejut. "Ga inget?"

"Ga akan pernah gue lupain maksudnya." jawab Felly sedikit mengusili Raga.

Mereka tertawa terbahak-bahak sekarang, sungguh suasana ini membuat diri mereka sedikit bahagia oh ralat, membuat mereka sangat bahagia.

Felly tertawa. Gadis itu mengeluarkan sebuah kertas dan bolpoin dari tasnya.

The Wound (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang