'Brukkk!"Sudah ku bilang berapa kali, kita tidak menerima anak magang lagi kan!"
Lelaki jangkung berkacamata itu melemparkan tumpukan kertas-kertas itu.
Pria dihadapannya menghela nafas.
"Permintaan Hwijae-ssi. Mau gimana lagi. Memang hyung bisa menolak?"
"Ada apa?"
Pria hidung besar masuk dan ikut duduk di ruangan itu.
"Anak magang."
Pria berkacamata itu berkata singkat.
"Kenapa? Chan dan Minho?"
Pria bermata tajam menggeleng.
"Bukan. Orang Baru."
"Hah?!... Kan udah dibilang ngga nerima anak magang lagi."
"Brian-"
"Aish, Jae-hyungie, udah kubilang itu permintaan Hwijae-ssi." Pria bermata tajam bernama Brian memotong perkataan pria berkacamata yang dipanggil Jae-hyung.
Mendengar nama Hwijae-ssi disebut pria hidung besar menghela nafas. Hwijae-ssi memang merupakan orang paling berjasa di hidup mereka. Membantu dan membimbing ketiga orang itu hingga sampai di titik seperti ini.
"Mana berkasnya? Aku mau lihat."
"Ngga ada. Hwijae-ssi langsung merekomendasikannya secara personal kepadaku. Hwijae-ssi langsung menyuruh orang itu menghubungiku dan dia baru bisa datang lusa sekalian menyerahkan berkas-berkasnya."
"Hmmmm..Segitu yakinnya Hwijae-ssi pada anak ini sampai kita tidak diberi kesempatan menolaknya."
Pria berhidung besar menaikkan alis.
🎶🎶
"Untung masih pengenalan sekolah jadi pulang cepat. Kau mau ikut ekskul apa ngomong-ngomong?"Yang Jeongin bertanya pada Seungmin yang sedang menyeruput strawberry milknya. Mereka menunggu jemputan Jeongin, Seungmin hanya menemaninya.
"Padus mungkin. Aku suka bernyanyi hehe. Kau?"
Mata Jeongin membola, "Aku juga! Ah senangnya kau juga ikut ekskul yang sama."
"HEI!! SEUNGMIN!! JEONGIN!!"
Suara teriakan dari jauh memanggil, membuat kedua sang empunya nama menoleh ke sumber suara.
Laki-laki berwajah tupai dan si bule dengan bintik diwajahnya sedang berlari kearah mereka. Seungmin masih memandang keduanya dengan heran. Jisung dan Felix, keduanya teman sekelas Seungmin dan Jeongin, duduk tepat di belakang mereka. Jadilah mereka berteman sejak kemarin.
Jisung bilang mereka berdua kembar. Kembar darimananya, entah. Seungmin dan Jeongin masih heran. Karna keduanya seperti bertolak belakang satu sama lain. Apalagi perihal penampilan. Kelakuan? Sejauh ini belum terlihat. Memang Jisung lebih berisik dibanding Felix.
"Kalian masih disini?!" Felix si bule terengah mengejar Jisung yang berlari di depannya.
Seungmin dan Jeongin mengangguk, "Nunggu Jeongin dijemput."
"Kalian kenapa lari-larian?" Jeongin mengangkat alis.
"Ini Hyung kami sialan. Dia bilang sudah di depan gerbang taunya belum terlihat sama sekali mobilnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AU
Fanfic[COMPLETED] Pernah dengar idiom "at the end of (one's) rope"? Mungkin setiap orang pernah merasakan rasanya di titik ini. Titik dimana aku, kamu, kita mencapai rasa kelelahan, putus asa, tidak berdaya yang luar biasa. Di analogi kan sebagai berada...