Hening. Tidak ada yang membuka suara. Kedua pria itu terlalu shock untuk sekedar mencerna semua kata-kata yang keluar dari wanita di depannya ini.
Tidak pernah mengira, apa yang dialami kakak beradik Kim terlalu berat untuk ditanggung manusia seumur mereka.
Tangan Jae mengepal erat. Marah. Tentu saja, siapa yang tidak. Kedua manusia berhati malaikat ini tidak pantas hidup di neraka seperti itu.
Jae melangkahkan kakinya mendekati Seungah yang masih membelakangi mereka, menatap punggung yang begitu tegar. Perlahan, Jae merengkuh Seungah ke dalam pelukannya.
Diam. Seungah hanya menatap adiknya dengan kosong. Tidak ada air mata yang keluar. Hati Jae berdenyut nyeri.
"I-iblis itu tidak akan berhenti sebelum mendapatkan hidupku dan minnie." Lirih Seungah. Jae menyadari tubuh Seungah bergetar. Pandangannya nyalang. Kemarahan dan ketakutan bercampur menjadi satu.
"Dia tidak akan ku biarkan menyentuhmu dan minnie barang seinchi pun."
"Kami akan melindungi kalian. Maaf aku gagal melindungi minnie, Seungah. Aki tidak akan membiarkan itu terjadi kedua kalinya."
Kali ini Chan bergerak maju mendekati minnie dan mengecup pucuk kepalanya sambil terus mengusap surai yang termuda.
Seungah menggeleng, "Tidak. Aku tidak mau kalian terluka. Bahkan beribu maafku tidak sebanding dengan lukamu, Chan. Sudah cu-"
"Dengar, Seungah. Aku tidak perlu maafmu. Luka ini tidak sebanding dengan apa yang telah Seungminnie dapatkan dari iblis itu. Aku akan mrlindunginya, melindungi kal-"
"Aku juga. Jangan pernah suruh aku ataupun Chan untuk tidak melibatkan diri pada masalah ini, Seungah. Kau dan Seungmin sudah menjadi nyawaku dan Chan saat ini. Dan aku berjanji akan melindungimu, meskipun aku harus berhadapan dengan iblis itu sekalipun dan mengorbankan nyawa-"
"Jangan. Jangan bilang begitu." Cicit Seungah. Bahunya bergetar sekarang. Benar saja. Dia tengah terisak.
"Aku tidak mau kehilangan untuk kesekian kalinya. Jadi..hiks..jangan katakan itu..hiks..kalau begitu..kumohon kalian berdua harus tetap hidup...untuk menjaga aku dan minnie..hiks."
Seungah menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Jae dan mengeratkan pelukannya.
🎶🎶🎶
"Aku mau beri inj untuk Chan sarapan dulu, nanti aku menyusulmu."
"Baiklah. Aku duluan."
Jae mengusap kepala Seungah.
"Tunggu aku datang, baru dokter boleh memberitahu hasil pemeriksaanmu!"
Seungah mengecup pipi Jae sebelum keduanya berpisah di koridor yang berbeda. Seungah menuju kamar dimana Seungmin masih enggan membuka mata dan Jae pergi menuju tempat pemeriksaan.
Pagi setelah insiden Seungmin dan Chan diserang oleh iblis itu. Seungah menemani Jae untuk memeriksakan diri karena keadaan saat di Busan itu. Diperlukan pemeriksaan tingkat lanjut karna tidak ditemukan indikasi apapun saat itu. Dan ini sudah hari ketiga sejak itu, hasil pemeriksaan Jae telah keluar sepenuhnya, berarti ini sudah 3 hari pula, Seungmin belum membuka matanya.
"Makanlah dulu, Chan. Aku tinggal dulu ya, mau menyusul Jae-oppa, hasil pemeriksaannya sudah keluar hari ini.""Baiklah, semoga tidak ada yang perlu dikhawatirkan ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AU
Fanfic[COMPLETED] Pernah dengar idiom "at the end of (one's) rope"? Mungkin setiap orang pernah merasakan rasanya di titik ini. Titik dimana aku, kamu, kita mencapai rasa kelelahan, putus asa, tidak berdaya yang luar biasa. Di analogi kan sebagai berada...