Bagian 26

32 6 0
                                    

tw// blood, harrashment, abused
.
.
.
.
.
-----------------------

Chan dan Jae menatap Seungah yang tengah mencari sesuatu pada ponselnya. Kemudian menjulurkan ke arah kedua pria itu.

"Apa pria yang menyerangmu tampak seperti ini?"

Chan terbelalak. Benar itu orangnya. Chan ingat betul mata bengis yang menatapnya tajam saat melepaskan peluru ke arahnya dan untungnya hanya mengenai lengannya.

Yang membuat kedua pria itu lebih terkejut adalah gambar itu terdapat pada artikel berita dengan headline "3 Buronan Kabur."

"Bukannya ayahmu sudah me-"

Jae membuka suara.

"Itu ayah angkat. Ayah kandungku ah tidak aku tidak mau menyebutnya sebagai ayah. Iblis ini dulunya ayahku."

Seungah mengatur nafas kemudian berbalik memunggungi kedua pria itu. Seungah mengelus surai adiknya yang terbaring tak berdaya sambil mengatur napas dan memulai ceritanya.

-----------------

Flashback (Seungah's POV)

Pria itu..ah bukan ku ralat iblis itu menjelma menjadi manusia. Eomma mungkin orang paling sial di seluruh dunia.

Kesialan nya dimulai saat dia bertemu iblis itu. Eomma memang sial. Pertemuannya dengan iblis itu membuat dirinya berakhir diusir keluarganya karna tengah mengandung benih dari iblis itu, diriku.

Hahaha..iya bajingan itu memperkosa eomma, membuat eomma diusir dari keluarganya karna dianggap aib keluarga. Dia menceritakannya sendiri kepadaku setiap malam, seperti sebuah dongeng tidur. Aku masih ingat tiap kata bagaimana dia menceritakannya dengan bangga, "Tidak ada yang bisa mendapatkan ibumu selain diriku."

Kau bertanya kenapa eomma tidak kabur sejak awal? Pria itu tidak sembarangan ku beri julukan iblis, karena itu memang benar-benar mencerminkan perilakunya. Bahkan..mungkin iblis kalah keji dibanding pria itu.

Iblis itu terus menyiksa eomma, mengurung dirinya, eomma bilang untungnya lelaki itu masih memberinya makan, walaupun kerap kali eomma dihantam habis-habisan. Eomma adalah wanita paling hebat. Dia bertahan. Demi aku. Sampai aku lahir pada akhirnya.

Neraka. Hanya itu yang bisa ku katakan tentang hidupku dulu. Sejak kecil aku menyaksikan bagaimana eomma dipukuli, luka dan lebam sudah biasa. Bahkan kadang pria itu tidak segan melayangkan pukulannya jika aku menangis. Sungguh iblis bukan? Kau fikir saja dia melarang seorang bayi menangis.

Sampai usiaku 3 tahun aku baru pertama kali melihat eomma menangis meraung-raung meminta maaf padaku dan...pada calon adikku. Eomma mengandung lagi. Eomma awalnya tidak tega untuk melahirkan Seungminnie, karena kau tahu hidup kami seperti neraka. Tapi dia juga tidak akan pernah tega membunuh bayi dalam perutnya. Ahh..eomma memang malaikat.

Eomma dan aku saling menguatkan satu sama lain. Sekarang ditambah kehadiran minnie. Dia begitu cantik dan mungil. Melihatnya pertama kali, aku sangat merasakan kebahagiaan, eomma juga tersenyum. Aku sangat terpesona melihat senyuman eomma. Sejak itu aku berjanji untuk melindungi minnie agar bisa terus melihat senyum eomma.

Tapi kenyataannya hidupku memang neraka. Kami tumbuh besar. Hal yang patut ku syukuri adalah lelaki itu memukuli minnie tidak sebanyak kepadaku ataupun eomma. Sebenarnya paling parah kepada eomma, eomma selalu pasang badan untukku dan minnie.

Pukulan?

Tamparan?

Jambakan?

✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang