Bagian 18

27 6 0
                                    

"Minnie menginap di rumah ayen, ya.
Sama Jiji dan Felix. Nunna ngga papa kan?"

"Iya ngga papa. Besok hari libur kan? Jangan begadang ya. Jangan telat makan. Jangan pacaran terus. Jangan yang aneh-aneh. Minnie masih di bawah umur. Kalo Chan mau tanggung ja-"

"NUNAAA!! Ihhhhh apasih. Minnie ngga bakal aneh-aneh juga kok!"

Seungah terkekeh. Pasti wajah dongsaengnya itu sudah memerah karena ledekan Seungah.

"Lagian kan nginepnya dirumah ayen, bukan dirumah Chan hyu-"

"Oh jadi kalau dirumah Chan, bisa bebas gitu ya?"

"ISH NUNNAAAA! UDAH LAH MINNIE TUTUP AJA. MINNIE KESAL SAMA NUNNA!"

"Hahahahah mianhae mianhae. Yasudah have fun ya. Titip salam buat Ayen, Jiji dan Lixie!"

"Okey Nunna, bye!!"

"Adikmu?"

Sungjin bertanya saat Seungah mengakhiri telepon. Seungah mengangguk. Keduanya sedang berada di ruang Sungjin untuk mendiskusikan revisi laporan magang Seungah dan juga tugas akhir Seungah.

"Kau tidak papa menemaniku ke rumah sakit? Emm maaf aku malah meminta-"

"Tidak apa-apa oppa. Aku senang bisa berkunjung bertemu Sungjin eommonim."

Sungjin menganggung tersenyum, senang karna sejak Seungah tahu perihal Ibunya, sekarang mengunjungi wanita itu tidak pernah sesedih sebelumnya.

"Oppa, aku mengantuk, mau membuat kopi dulu. Kau mau?"

"Apa tidak merepotkan?"

Seungah menggeleng

"Kan sekalian karna aku juga mau membuatnya."

Senyuman Seungah membuat Sungjin mengangguk. Seungah kemudian melangkah keluar dari ruangan Sungjin dan menuju pantry.

Hari ini kantor lumayan sepi. Brian, Jae dan Wonpil sedang keluar bertemu klien. Hanya ada Chan dan Dowoon di meja nya. Minho sedang keluar sebentar ke lantai 7 menuju departemen lain mengurus sesuatu.

Seungah kembali melanjutkan langkahnya menuju pantry setelah sebelumnya menawarkan kopi pada Chan dan Dowoon yang mengiyakan.

🎶🎶🎶

"Eh bukankah kau sedang kelu..-OH YA AMPUN! Apa yang terjadi denganmu?!"

Jae menoleh dan melihat sosok Seungah menghampiri dan menariknya duduk di sofa pantry.

"Eh?"

Seungah menyodorkan baskom.

"Condongkan badanmu, bernafaslah perlahan melalui mulut."

Jae baru menyadari bahwa hidungnya tengah mengeluarkan darah. Seungah dengan telaten mengambil kompres dingin dan memijatkannya ke pangkal hidung Jae.

"Kau sedang sakit? Wajahmu pucat. Bahkan kau keringat dingin. Kenapa memaksakan bekerja? Mau ku ant-mmppphh."

Kalimat Seungah terhenti saat Jae menutup mulut Seungah dengan tangannya. Wanita ini berisik sekali, batin Jae.

"Diamlah. Aku tidak apa-apa."

Mata Seungah membola. Jae masih menutup mulutnya.

"Mmmppphhhh..mmmppph."

"Apa? Aku akan lepaskan kalau kau diam."

Seungah memutar bola mata dan mengangguk, tangannya yang satu masih sambil mengompres hidung Jae dan tangan yang lain mencoba melepas tangan Jae di mulutnya.

✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang