Bagian 7

44 9 0
                                    

Bruk!

"Ah, mian saya tidak sengaja."

Seungmin baru saja menabrak seseorang, dia sedikit terburu-buru tadi setelah kehilangan Nunnanya di kerumunan orang di rumah sakit.

"Seungminnie, kau tidak apa-apa?"

Seungah berlari menghampiri adiknya yang sedang berjongkok membantu membereskan buket bunga yang tadinya sedang dibawa orang yang ditabrak Seungmin dan sekarang berserakan dilantai.

"Seungah?"

Seungmin dan Seungah yang sekarang ikut berjongkok membantu membereskan, kedua nya menatap orang itu.

"A-ah, Sungjin-ssi!"

Keduanya terkejut.

"Maaf, Sungjin-ssi. Maaf sudah membuat bunganya berantakan. Saya akan menggantinya."

"Maafkan saya, Tuan. Saya teledor dan menabrak anda."

Seungah dan Seungmin membungkuk dalam setelah membereskan buket itu. Ah benar Sungjin mengingat pria ini, yang datang ke kantornya waktu itu. Pria yang dikira adalah kekasih Seungah, namun kata Chan, dia adalah adik Seungah.

"Ah tidak perlu membungkuk. Tidak perlu diganti dan tidak ada yang rusak, kok."

Sungjin merasa tidak enak. Terasa canggung diantara ketiganya.

"E-eh anu, siapa yang sakit?"

Sungjin mencoba memecah kecanggungan. Tapi malah membuat kakak beradik itu bergerak-gerak gelisah. Bersamaan dengan itu seseorang menghampiri.

"Yak! Kim bersaudara, akhirnya aku bertemu kalian. Ini sudah 6 bulan lebih kalian tidak konseling. Kenapa? Padahal aku sudah menghubungi dan memberi jadwal. Aku juga mendapat laporan kalau kalian masih membeli obat-obat itu."

Seorang dokter pria sedikit berbisik, tapi Sungjin cukup bisa mendengarnya. Dr. Choi, Psikiatris. Begitu yang tertulis di papan nama bajunya. Sungjin merasa tidak enak dan memutuskan untuk pergi.

"Ah, yasudah Seungah dan adiknya, semoga lekas sembuh, siapapun yang sakit diantara kalian. A-aku permisi dulu."

Sungjin membungkuk. Membuat kakak beradik Kim itu tambah merasa tidak enak dan ikut membungkuk setelah sekali lagi mengucap maaf dan terimakasih. Tapi mau bagaimana, Seungah merutuki kenapa harus bertemu dengan psikolog yang dihindarinya 6 bulan belakangan ini disaat seperti ini.

"Ayo kalian berdua ke kantor ku. Ada yang ingin kubicarakan."

Dr. Choi Minho pria yang sangat tegas sebenarnya namun sangat baik. Merupakan psikolog tetap kedua kakak-beradik Kim itu sejak 4 atau 5 tahun lalu. Jujur saja Seungah dan Seungmin nyaman saat melakukan sesi konseling dengannya. Tapi belakangan ini memang keduanya sibuk dan ya, konseling butuh biaya jadi mereka memangkas biaya yang tidak terlalu penting termasuk konseling.

Seungah dan Seungmin berjalan mengikuti Dr. Minho.

"Ah ngomong-ngomong kalian kenal orang yang tadi?"

"Emm maksud Dokter..Sungjin-ssi? Dia atasanku di tempat magang."

Dr. Minho mengangguk-angguk mendengar jawaban Seungah.

"Ngomong-ngomong ada apa dengan teman Nunna itu? Apa Dr. Minhi tahu sesuatu? Apakah dia sakit?"

Seungmin bertanya penasaran pada Dr. Minho yang melihat dengan gemas tatapan pria muda itu. Dan mengusak rambut Seungmin.

"Tidak..tidak. Aku hanya sering melihatnya kesini, sepertinya sudah sekitar sejak 8 bulan lalu. Ku dengar dari gosip-gosip kabar angin, eomma nya lah yang sakit.

✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang