Sunyi. Hanya terdengar suara mesin detak jantung di depan keduanya.
"Jangan menyerah. Saya tidak tahu apa yang sedang anda hadapi. Tapi...jangan menyerah.
Lelah. Pasti. Saya pun tidak tahu seberapa lelah Sungjin-ssi sekarang. Tapi, apa anda yakin kalau keputusan itu adalah yang terbaik? Untuk Anda?"
Seungah menengok ke arah Sungjin. Kemudian menatap wanita paruh baya itu kembali dan melanjutkan, "Untuk Ibu Anda?"
Sungjin merasakan sakit di dadanya. Rasa sakit itu tak tertahankan hingga membuat Sungjin memukul-mukul dadanya. Sungjin tidak kuat menahan rasa sakit itu semua. Seungah berdiri dan menghampiri Sungjin. Memeluk pria itu kembali.
"Tidak apa-apa. Saya disini."
"A-aku tidak kuat Seungah. Eomma...eomma..mianhae eomma. Maafkan Sungjin..hiks..hiks. apa yang harus kulakukan. Aku anak yang durhaka..hiks."
Seungah mengusap kepala Sungjin yang terisak kembali.
"A-aku hanya anak yang lahir tanpa seorang Ayah. I-ibu membesarkanku dengan susah payah. T-tapi aku malah menelantarkannya, Seungah. A-aku anak yang kurang ajar. A-aku bahkan tidak tahu kalau dia..hiks..sedang berjuang melawan sakit jantungnya. Sudah nyaris 9 bulan dia terbaring seperti ini..hiks. Semua salahku. Dia bahkan tidak bisa hidup tanpa alat-alat ini..hiks..hiks."
"Kenapa kau menghentikanku? Kenapa?! Setidaknya dengan kepergianku. Aku bisa memberikan hidupku untuknya. Jantungku bisa di donorkan untuknya. Aku bisa membayar semua kesalahanku. Biarkan aku mati daripada harus hidup dengan menanggung dosa seperti ini. Dengan menyaksikan Ibuku menderita. A-aku tidak kuat."
Seungah membiarkan Sungjin mengeluarkan semua pikirannya sambil terisak. Masih tetap mengelus surai yang lebih tua. Sungjin sudah tidak habis pikir. Apa yang membuatnya menunjukkan sisi rapuhnya begini di depan Seungah. Dan entah kenapa mulutnya tidak bisa menutup dan diam. Dan malah mengadu menumpahkan semuanya dengan cengeng seperti ini kepada Seungah.
"Kau yakin?"
Sungjin yang masih terisak mendongakkan kepala menatap Seungah. Bingung dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut wanita itu.
"Kau yakin itu yang terbaik? Setelah kau mati dan mendonorkan jantungmu untuk Ibumu. Lalu apa? Ibu mu hidup. Selesai."
Sungjin mengangguk.
"Hidup...dengan pengorbanan anaknya? Dirinya hidup sedangkan anaknya mati konyol bunuh diri mengorbankan hidupnya agar dirinya hidup dengan jantung anaknya? Ku pikir itu lebih kepada hukuman dibanding hadiah."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AU
Fanfiction[COMPLETED] Pernah dengar idiom "at the end of (one's) rope"? Mungkin setiap orang pernah merasakan rasanya di titik ini. Titik dimana aku, kamu, kita mencapai rasa kelelahan, putus asa, tidak berdaya yang luar biasa. Di analogi kan sebagai berada...