tw//blood, abused, crime
.
.
.
.
.
.
--------------------------Drrt.
Drrtt.
Jae mengerjap mendengar getar ponsel. Dia melirik jam di nakas sebelah kasurnya. Pukul 2 dinihari. Kedua alis Jae bertaut. Bukan ponselnya yang bergetar. Itu milik Seungah.
"Hmm?"
Seungah yang masih terlelap dalam dekapan Jae bergerak memdapati pergerakan Jae.
"Ada apa?"
Suara Seungah khas baru bangun tidur.
"Ponselmu. Tidak berhenti bergetar."
Seungah mengerjapkan matanya. Lalu membalikkan badan meraih ponselnya di atas nakas.
'Nomor asing.'
Seungah menatap Jae.
"Orang iseng? Mengganggu saja."
Jae mengedikkan bahu.
"Angkat saja."
Seungah mendengus. Kesal karna tidurnya terganggu.
Ceklek
"Ne yeoboseo?"
"Hiks..hiks..Nunna?"
Deg. Seungah menatap Jae disebelahnya yang memandang bingung.
"J-Jiji?"
"M-minnie dan Chan hyung.."
🎶🎶🎶
"Kau yakin tidak menginap di rumahku?"
"Yang Jeongin, aku sudah 16 tahun dan sudah bisa tinggal sendiri. Hanya semalam saja, besok Nunna dan hyung juga sudah kembali."
Setelah tadi pagi bertelepon dengan Nunna dan hyungnya yang malah memberikan tontonan diatas umur. Chan mengantar Seungmin ke rumah Jeongin untuk menghabiskan Sabtunya disana. Chan tidak bisa menemani karna ada acara keluarga, jadilah Jisung dan Felix juga tidak bisa bermain bersama.
"Hah yasudah kita movie marathon saja hari ini. Kau sedang tidak ingin kemana-mana kan? Ibu sudah beli banyak camilan untuk kita. Kalau kau berubah pikiran dan ingin menginap, katakan saja."
Seungmin mengangguk senang.
-------
"Aku sedang dalam perjalanan pulang. Mungkin 10 menit lagi sampai."
"Baiklah hati-hati. Ini sudah pukul 10 malam. Kabari kalau sudah sampai. Setelah membersihkan diri langsung istirahat."
"Ya nanti aku telepon lagi hyung."
Seungmin memutus sambungan telepon dengan Chan. Dia sudah turun di halte dekat rumahnya dan sekarang sedang berjalan ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AU
Fanfic[COMPLETED] Pernah dengar idiom "at the end of (one's) rope"? Mungkin setiap orang pernah merasakan rasanya di titik ini. Titik dimana aku, kamu, kita mencapai rasa kelelahan, putus asa, tidak berdaya yang luar biasa. Di analogi kan sebagai berada...