Aggressive

1K 189 35
                                    

Meredith cukup terkejut ketika seseorang menyapanya saat dia baru saja keluar dari kantor penerbit. Entah darimana pria itu muncul karena tiba-tiba saja sudah berada dihadapannya dan tersenyum begitu ramah. Semenjak sahabat sepergilaannya mengumumkan status baru sebagai kekasih si pemilik kedai takoyaki, Mer semakin dibuat kesal oleh pria itu, karena jatuh cinta justru membuat Singto Idiot Prachaya kehilangan kemampuan menulisnya lebih parah dari kemarin, pria itu hanya duduk sembari tersenyum sendirian, terkadang tawa keras terdengar dan jujur saja hal itu yang membuat dirinya semakin emosi bercampur takut jika sahabatnya itu benar-benar kehilangan akal sehat.

"Aku ingin bertemu Khun Author, sahabat Nona Meredith kira-kira kemana aku harus pergi?" Tanya Krist dengan semangat membara.

Meredith sempat merasakan blank sesaat karena ketika pria dihadapannya ini menarik salah satu  sudut bibirnya terciptalah sebuah cekungan kecil dipipi yang semakin menambah keindahan wajah pria itu. Sial! Sejak dulu tak pernah melakukan kebaikan, bagaimana bisa semesta justru mengizinkan pria seindah ini menjadi milik mantan fuck boy itu, sungguh keadilan memang sudah memudar" Batin Mer.

"Nona Mer, Hallo" Krist menjentikan jarinya didepan wajah Meredith yang terlihat mematung.

Ketika tersadar Mer yang terlihat sedikit barbar saat mengagumi kekasih sahabatnya itu merasa tak enak, semoga pria itu tak terlalu memperhatikan gerak-geriknya yang mencurigakan, jika Pracahaya sampai tahu apa yang terjadi dengannya saat melihat Mr. Takoyaki, fix dia akan dipecat dan tentu saja kehilangan banyak uang, ia tak akan membiarkan Pracahaya menikmati kekayaan seorang diri.

"Bukankah kalian sepasang kekasih? Bagaimana bisa kau tak mengetahui dimana kekasihmu bekerja?"

"Ehm... Cara kami memutuskan untuk bersama memang agak unik nona" Krist tertawa kecil "Kami harus menemukan satu sama lain dengan mengandalkan takdir" Jelas Krist.

Mer mengerutkan keningnya dalam, apalagi yang dimaksud Mr. Takoyaki ini, penjelasan si Pracahaya saja sudah membuatnya pusing, sekarang ia juga mendapat jawaban yang semakin tak masuk akal, orang-orang aneh memang ditakdirkan untuk bersama mungkin.

"Apa kau membawa kendaraan?" Tanya Mer setelahnya.

Krist cepat mengangguk "Kau ingin ku antar?"

"Jika tidak merepotkan, kita bisa ke tempat Prachaya bersama"

"Berapa lama jarak tempuh dari kantor penerbit ini ke tempat kerja Khun Author jika menggunakan sepeda?"

Mata Meredith melotot sempurna "Hah! Ka..u membawa sepeda"

Krist tersenyum sekali lagi "Kita akan menaiki mobilku" Tunjuk Krist ke arah mini cooper berwarna kuning cerah "Tadi aku hanya sekedar bertanya, siapa tahu setelahnya aku akan berkendara dengan sepeda kesana"

Mer tiba-tiba mengehembuskan nafasnya lega, jujur saja dia tidak suka kulitnya terbakar matahari apalagi disuhu lebih dari 30 derajat kota Bangkok, semua perawatan yang telah ia lakukan selama ini akan terasa sangat sia-sia.

"Kalau begitu kita pergi sekarang untuk bertemu kekasihmu"

Krist mempersilahkan Mer masuk ke dalam mobilnya dengan membukakan pintu untuk wanita itu, kebiasaan yang selalu ia lakukan saat berpergian dengan sang mama. Krist memang sangat berhati-hati dalam memperlakukan wanita, meski jarang sekali berdekatan dengan lawan jenisnya.

Perjalanan mereka terasa sunyi karena Krist yang sibuk mengemudi, sedangkan Mer sedang berkomunikasi dengan penerbit soal buku baru sahabatnya itu. Mereka hanya sesekali terlibat obrolan tak penting untuk saling berbasa basi sampai Krist berbicara hal yang membuat Meredith cukup terkejut.

"Aku sudah membaca semua buku milik Khun Author, dan semua yang diceritakan dalam buku tersebut terasa seperti nyata" Krist mengedikkan bahunya beberapa kali "Aku selalu meremang jika memikirkan semua kejadian itu memang benar-benar terjadi di dunia ini" Lanjut Krist dengan ceritanya.

IronyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang