Singto berjalan dengan sedikit bersiul memasuki kantor penerbitnya. Hari ini adalah jadwal temu antara dirinya dan orang-orang yang sudah bekerja sama dengannya sejak ia debut pertama kali sebagai seorang penulis. Tentu dengan draft baru hasil pemikirannya selama beberapa hari. Bercinta dengan si manis manja membuat otaknya seperti diberikan IQ tertinggi. Ia merasa tiba-tiba menjadi seorang jenius mengalahkan Albert Einstein. Tak sia-sia Singto selalu menjaga diri dari jalang-jalang tak tahu malu yang berusaha mendekatinya dan kegigihannya benar-benar diganjar dengan baik oleh Tuhan dengan mengirimkan seorang Aphrodit dalam hidupnya. "Selamat pagi semua" Sapa Singto setelah masuk ruang meeting di kantor penerbit itu "Selamat pagi bos penerbit yang masih saja cantik meski sudah tua" Kekeh Singto.
Meredith hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat sekaligus bosnya, benar-benar menggelikan pikirnya.
"Apa yang terjadi dengan bosmu? Tanya anne asisten bos penerbit sembari berbisik.
"Dia hanya sedang akting, karena aku yakin draft yang diminta bos besar belum juga selesai" Tukas Mer dengan penuh percaya diri.
Sementara Sang bos hanya bisa mendengus lelah, ia ingin marah dengan penulis nakalnya itu, tetapi Singto adalah mesin uang terbaik yang ia punya selama ini. Sejak awal terbit, novel Singto tak pernah mengecewakan dari segi penjualan, selalu berada di puncak teratas. Itulah mengapa ia sangat memanjakan penulis kesayangannya bagaimana pun perangai pria itu.
"Aku tidak butuh senyum anehmu itu, jika kau belum juga memberikan apa yang ku minta, aku akan tetap marah besar walaupun kau terlihat lebih tampan akhir-akhir ini"
Mendengar ucapan bosnya, Meredith langsung saja memasang wajah mengejek pada Singto. Ia yakin Singto hanya sibuk memuaskan hasratnya dengan sang kekasih, pria itu pasti lupa jika profesinya adalah seorang penulis bukan aktor film porno.
Singto hanya bersandar santai pada kursinya sembari melihat satu per satu orang yang berada di dalam ruang rapat itu.
"Tidakkah kau menerima email yang ku kirimkan padamu bos?" Tanya Singto pada bos penerbitnya.
Cindy langsung memberi kode pada sang asisten untuk memberikan tablet kerjanya. Ia memeriksa satu per satu email yang masuk dan memastikan jika Singto tidak berbohong. Dan benar saja saat ia menemukan email dari Singto dan membukanya, beberapa draft bab terbaru novel yang ia inginkan sejak lama sudah terkirim dengan tambahan beberapa extra chapter.
"Jika wajahmu seperti itu aku yakin kau sudah menemukan hasil kerja yang ku kirim" Singto berdiri dari duduknya dan hendak melangkah keluar "Tolong segera kabari aku jika ada yang harus ku revisi sebelum aku terlau sibuk. Adios" Ucap Singto sebelum benar-benar meninggalkan ruang rapat.
"Dasar anak kurang ajar, untuk apa dia mengusulkan meeting sepagi ini jika ia sudah mengirimkan semua yang aku butuhkan, buang-buang waktuku saja" Cindy hendak berdiri dari kursinya tetapi ia urungkan "Mer, apa belakangan ini Singto merubah gaya hidupnya? Mengapa rasanya anak itu terlihat sangat berbeda, lebih ceria dan terlalu banyak senyum"
"Dia memiliki mangsa baru, karena itu wajahnya seperti pelangi, saya permisi dulu bos"
Meredith ikut meninggalkan ruang rapat dengan penuh teka teki menurut bosnya. Sejak awal bekerja sama dengan Singto dan Meredith, tak sekali dua kali ia merasa mereka berdua seperti tak tersentuh meski mereka sangat baik pada semua karyawan. Meredith adalah wanita yang periang, hampir semua orang suka padanya sementara Singto meski terkadang kaku, ia juga sangat menghormati orang lain. Hanya saja mereka terlihat seperti dua orang yang saling menutupi satu sama lain.
Saat Meredith sedang mengemudi, ponselnya bergetar dan melihat nama Singto terlihat sebagai orang yang meneleponnya. Meredith langsung saja meggunakan earphone karena ia selalu patuh dengan peraturan mengemudi, salah satunya tidak boleh menggunakan ponsel tanpa earphone.

KAMU SEDANG MEMBACA
Irony
Fanfiction"You deserve a relationship that enables you to sleep peacefully at night"