Chances We Take

1K 195 23
                                    

Singto cukup bahagia karena kemampuan bangun paginya sekarang meningkat drastis. Sudah satu bulan ini ia mencoba hidup seperti orang normal kebanyakan yang bekerja dipagi hari dan istirahat dimalam hari bukan sebaliknya. Setelah membuka mata Singto memutuskan untuk pergi berolahraga memutari sekitar taman apartemennya, ia memang lebih suka melakukan jogging atau berenang untuk memulihkan kondisi tubuhnya yang terkadang kaku karena berjam-jam duduk diruang kerja.

Pagi ini Bangkok memiliki udara yang bagus, sangat cerah dengan hiasan langit biru. Cukup untuk healing dari kepenatan yang Singto rasakan karena tekanan dari banyak pihak agar segera menyelesaikan novel terbarunya. Singto sedang berlari memutari taman dengan semangat membara, kapan lagi ia menikmati pagi tanpa teriakan cempreng si Barbarian, karena hampir setiap harinya suara wanita itu seperti alarm rusak yang terus saja mengganggu hidup damainya. Saat melewati satu kursi taman, tiba-tiba Singto memundurkan lagi langkahnya dan berhenti tepat didepan kursi tersebut.

"Wow... Mimpi apa aku semalam bisa bertemu salah satu penggemarku sepagi ini" Ucap Singto setelah ia berdiri tepat dihadapan seseorang yang sedang asik duduk sembari membaca.

Krist yang sejak tadi sibuk memperhatikan setiap baris kalimat dibuku yang ia baca, berhasil memutus atensinya setelah mendengar suara seseorang menyapa gendang telinganya.

"Hoiii Sur... Khun Singto" Tunjuk Krist setelah matanya bertatapan langsung dengan pria yang sejak tadi ia khayalkan.

"Good morning Khun Krist" Senyum Singto tak kalah cerah seperti matahari pagi ini.

"Good morning Khun Author, ngomong-ngomong sedang apa kau diarea taman ini?" Tukas Krist dengan sebuah pertanyaan karena heran mengapa si surga dunia berkeliaran di tempat tinggalnya.

Singto tanpa permisi mendudukkan tubuhnya disamping Krist yang kosong "Aku, tentu saja sedang berolahraga, kau sendiri sedang apa? Jangan bilang???"

"Aku penghuni salah satu apartemen di tower F" Krist memberi jawaban to the point.

What!!! Bagaimana sekarang? Haruskah aku berjingkrak mendengar kabar semulia ini? Si manis manja satu tempat tinggal denganku? Kami saling berdekatan satu sama lain? Singto refleks mengangkat kepalanya ke atas langit dengan perasaan yang teramat senang. Wahai semestaku, terima kasih atas kejutan terindah ini, aku janji setelahnya bersyukur adalah hal yang akan selalu aku ucapkan padamu, apalagi jika si manis manja sukses menjadi kekasihku.. Hehehe!.

"Khun.. Khun.."

Singto tiba-tiba tersadar setelah bahunya diguncang beberapa kali oleh pria disampingnya. Lagi-lagi Singto tak bisa menahan saat bibirnya tertarik begitu saja membentuk senyum menawan. Memang mood booster sekali sih dirimu calon kekasih manis manjaku.

"Aku sangat tersanjung, ternyata Khun Krist benar-benar membaca karyaku" Ucapnya mengalihkan perhatian agar pria disebelahnya tak sadar dengan kegugupannya sekarang.

"Aku sudah pernah mengatakan jika aku akan memperlakukan anakmu dengan baik kan? Dan sekarang aku sedang melakukannya"

"Ahhhh..." Singto memegang dada sebelah kirinya, membuat gestur lemah karena ucapan si manis manja "Jadi bagaimana? Apa kau sudah mulai merasa kecanduan dengan semua buku yang kau baca?"

Krist tiba-tiba mengarahkan wajahnya tepat ke depan Singto "Anak-anakmu sungguh luar biasa Khun"

"Tentu saja, karena mereka terlahir dari papa yang menakjubkan seperti aku"

Singto dan Krist tertawa bersama, tetapi sialnya Singto begitu menikmati wajah bersinar milik si manis manja yang sedikit diterpa cahaya matahari, membuatnya tak ingin berkedip satu kalipun karena takut jika ia melakukan itu ternyata dirinya masih diatas tempat tidur, dan kejadian yang ia alami sekarang adalah bagian dari mimpi indah, hadiah dari Tuhan karena Singto sudah berusaha menjadi pria baik-baik.

"Khun Singto"

Jentikan jemari Krist kembali menyadarkan Singto yang lagi dan lagi sibuk dengan pikirannya sendiri padahal saat ini adalah sebuah kejadian langka yang belum tentu akan terulang kembali.

"Apa kau sedang banyak pikiran? Sejak tadi dirimu seperti tidak fokus"

"Ohh... Hanya sedang memikirkan si Barbarian" Singto segera menutup mulutnya "Maksudku sedang memikirkan bagaimana aku bisa tetap memberi gaji setinggi langit pada Meredith sahabatku, ya kau taulah seorang wanita butuh memiliki banyak uang untuk merawat diri mereka yang rumit itu"

Krist hanya terkekeh "Wahh.. Sahabatmu saja begitu diperhatikan kesejahteraan hidupnya apalagi kekasihmu ya? Kau pasti rela memberikan apapun untuknya"

"Bagaimana kalau Khun Krist membuktikannya sendiri"

"Membuktikan apa?"

"Kalimat terakhir yang Khun ucapkan tadi"

Krist sedikit berpikir "Dengan cara?"

"Menjadi kekasihku"

Krist mendadak terdiam setelah mendengar kalimat ambigu yang diucapkan si surga dunia. Otaknya masih mencerna sedikit demi sedikit karena tak ingin salah paham dan membuatnya langsung saja memeluk pria didepannya dengan brutal. Ini pertemuan ke.. Ah entahlah ia lupa, dan dengan durasi sesingkat ini, apa bisa cinta tumbuh begitu saja, kalau perkara suka sudah jelas, Krist memang menaruh perhatian khusus sejak mereka saling melempar senyum di kedai takoyakinya. Tetapi... Gayung sudah bersambut, apalagi yang ia tunggu? Flirting? Bukankah itu hanya cocok untuk remaja tanggung yang baru mengenal apa itu cinta? Rasanya sudah tak cocok untuk pria kelewat dewasa seperti kami. Jadi bagaimana jika kita coba saja kesempatan langka ini tetapi tentu saja dengan caranya.

"Ehm... Begini saja, jika suatu hari kita tanpa sengaja bertemu lagi seperti yang sudah-sudah, aku akan langsung menganggapmu sebagai kekasihku"

"Termasuk jika kita bertemu di kedai milikmu" Tanya Singto bersemangat.

Krist mengangguk dan tersenyum ke arah pria itu, setelahnya ia bangkit dari duduk untuk bersiap pergi meninggalkan si surga dunia "Jadi... Semoga kita beruntung dilain kesempatan ya Khun Singto" Ucap Krist final dan berjalan menjauh dari Singto sang surga dunia yang sekarang terlihat sangat lucu dengan senyum yang tak pernah hilang dari bibirnya.

"Kalau persyaratannya hanya seperti itu sih mudah saja, aku akan langsung datangi kedai takoyaki milik si manis manja dan voila.. Akhirnya aku memiliki kekasih impian.. Hahahaha..." Ucap Singto dengan penuh rasa bangga dan tawa yang begitu lepas.



Zheyenk!

Oh iya, seperti yang sudah-sudah, teteh mau kasih pengumuman, mungkin bulan depan teteh akan hiatus sebentar karena mau berkelana mencari pria tampan, mapan dan bikin nyaman😁

Udah pada tau lah ya tiap menjelang akhir taun pasti teteh pamit sebentar untuk libur. Jadi klo kalean kangen sebut aja nama teteh 3 kali dan teteh tentu saja tidak akan muncul, ya iyalah namanya juga lagi liburan menikmati ketampanan seseorang.

Silahkan menikmati updatean teteh ini, vote dan komen sangat dianjurkan supaya cerita baru teteh semakin penuh keriyaan.

*Sayang Peraya Banyak Banyak*

IronyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang