Krist sedang memperhatikan tampilan baru kedai takoyakinya. Ia merasa sangat puas dengan hasil kerja dari orang-orang yang sengaja ia pilih untuk membuat beberapa perubahan dan membuat kedainya benar-benar terlihat mirip dengan salah satu kedai di night market yang pernah ia datangi saat berkunjung ke Asakusa. Ia cukup bangga dengan pencapaiannya sekarang karena takoyaki yang dihasilkan oleh kedainya mungkin adalah yang terbaik di kota ini.
Krist terkikik geli sampai menutup mulutnya karena terlalu percaya diri, tetapi kedai yang tak seberapa besar miliknya ini memang pencipta takoyaki yang rasanya tak akan kalah dengan sebuah mahakarya dari chef terkenal. Harga murah rasa mewah adalah prinsip yang ia pegang saat dirinya mencoba peruntungan membangun bisnis fnb, maklum saja si mantan food vloger spesialis street food ini sudah mencoba berbagai jajanan kaki lima yang rasanya istimewa dan sekarang pengalaman itu ia wujudkan dengan mendirikan Takohachi.
"Kau bisa-bisa overdosis Takoyaki jika setiap hari tanpa jeda selalu saja memakan itu Prach"
"Kau bisa-bisa jatuh miskin karena melarangku memakan takoyaki"
"Apa hubungannya?"
"Tentu saja ada, jika aku tak mengkonsumsi si bulat montok itu, aku tidak bisa menulis dan jika aku berhenti menulis itu sama artinya dengan membuatmu menjadi pengangguran dan tak memiliki uang"
"Heleeuhhh... Alasan"
"Kau ingin mencobanya?" Singto memicingkan mata pada si barbarian "Kalau begitu kita pergi dari sini dan kita lihat apa yang akan terjadi setelahnya"
Saat Singto hendak pergi tubuhnya langsung saja terdorong paksa untuk masuk kedalam kedai yang sudah menjadi tujuan sejak ia keluar kantor. Hari ini ia belum sedikitpun memasukan si bulat montok ke dalam perut dan itu membuatnya tak bisa berpikir apapun, karenanya ia segera menarik miss barbarian untuk mengantarnya ke Takohachi.
Ia sedang malas mengemudi disiang hari saat jalanan terlalu hectic, tetapi jika naik kendaraan umum seperti motor itu akan membuat kulitnya terbakar matahari, Singto tak terlalu suka panas yang mampu membuat kulitnya semakin gelap.
Krist yang sejak tadi berdiri didepan kedainya sedang memperhatikan perdebatan kedua calon customernya, telinganya agak gatal saat salah satu dari customer yang baru saja masuk ke kedai miliknya menyebut Takoyaki dengan kalimat ambigu Si Bulat Montok, pikirannya jadi teringat dengan koleksi miniatur anime wanita yang dimiliki oleh Ron dan kesemuanya berjajar rapih di kamar pria itu.
"Kau sedang memperhatikan apa?"
Krist menggerakan kepalanya agar Ron melihat ke arah yang ia tunjuk "Sejak masuk kedai kita, dua pasangan itu terus saja berdebat" Jelas Krist pada sepupunya.
"Shiiaaa..."
"Ada apa?" Krist seketika memegang dadanya saat Ron sedikit berteriak didekat telinga kanannya "Kau mengagetkanku Ron Bodoh"
"Itu...."
"Apa sih?"
"Pria yang sedang berdebat itu, Singto Prachaya"
"Kau mengenalnya?"
"Tentu saja, dia adalah fuck boy lintas fakultas di kampusku"
"Wow..." Krist bedecak sembari menggelengkan kepala beberapa kali "Predikat yang cukup mencengangkan by the way"
Ron menghembuskan nafasnya kasar, melihat Singto ia jadi teringat masa dimana kampusnya begitu crowded setiap jam makan siang karena banyaknya mulut-mulut berisik mahasiswa yang membicarakan betapa amazingnya seorang Singto Prachaya. Tetapi tak sedikit juga yang menangis sejadi-jadinya akibat status sebagai kekasih pria itu dipersona non grata tanpa sebab.
"Tetapi yang ku lihat ia seperti budak cinta dengan kekasihnya"
"Siapa kekasihnya?"
"Wanita yang sedang bersama dengannya lah Ron"
"Ahhh... Itu Meredith wanita itu sahabatnya"
"Siapa tahu status mereka sudah berubah"
"Tidak mungkin"
Krist mengerutkan keningnya saat menatap Ron, sepupunya ini berbicara seolah ia yang paling tahu kehidupan si Singto Singto itu.
"Hidup itu berubah secepat kilat, mungkin saja ternyata wanita itu yang bisa menaklukan si fuck boy"
"Cihh... Kalau Mer berfisik sepertimu, mungkin saja ucapanmu ada benarnya"
"Kenapa harus seperti aku?"
"Karena Singto Prachaya itu adalah pematah hati ulung uke uke manis seperti Krist Perawat dan sejak dulu aku tidak pernah mendengar apalagi melihat jika ia pernah mengencani seorang wanita"
Ron meninggalkan Krist begitu saja tetapi sebelum ia sempat melangkah tangannya dicekal oleh sepupu sekaligus bosnya itu "Jika aku seorang uke, kata seksi sepertinya akan lebih pas daripada sebutan si manis, dasar bedebah buruk rupa"
Krist langsung saja mendorong Ron cukup keras karena setelah kalimatnya selesai, pria itu justru tertawa terbahak-bahak. Siapa juga yang ingin menjadi pria manis, ia lebih suka sesuatu yang hot atau seksi atau binal? Oh tidak untuk kata binal karena ia bukan pria murahan yang harus bersikap layaknya penggoda untuk menjerat seseorang menjadi kekasihnya. Tetapi jika dipikir-pikir lagi, apa jangan-jangan dirinya terlalu kaku saat berhadapan dengan orang yang ia suka? Dan karena itu sampai sekarang ia masih saja sendiri.
Apa kalean belum menemukan enaknya membaca ff ini?
Tak masalah jika kalean belum menjadi Bucheen akut untuk mahakarya terbaru teteh🤭😛
Tetapi harus tetap vote dan komen komen untuk menciptakan Keriyaan disabtu santuy yang tetap harus bekerja, demi memuluskan niat hidup hedon setelah masa pandemi selesai😂
Selamat pergi berkencan bagi yang pasangannya sudah nyata, untuk kamu yang masih sendiri, boleh loh dicoba liat-liat promo, siapa tau ada yang bisa buy one get someone😝
Bye👋
*Sayang Peraya Banyak-Banyak*

KAMU SEDANG MEMBACA
Irony
Fanfiction"You deserve a relationship that enables you to sleep peacefully at night"