Diantara semua kegelapan, ia percaya akan ada cahaya meski hanya setitik debu. Itulah yang Krist yakini setelah mampu berusaha bangkit dari hidupnya yang paling babak belur. Ditambah lagi bertemu dengan Singto yang kemudian seperti membawa lampu teramat terang dan membuatnya kembali lagi menapaki Dunia tanpa pincang sedikitpun.
Tetapi ia lupa jika saat dimana ia benar-benar terjatuh pada titik inti bumi, Krist tanpa sengaja atau sebenarnya ia memang menciptakan sendiri sosok lain yang penuh dengan kobaran kemarahan dan dendam. Bhavesh namanya, sisi lain Krist yang dengan senang hati akan melampiaskan seluruh kemarahan dalam jiwanya dalam bentuk apapun sekalipun itu harus menghancurkan seisi Dunia.
"Sing..." Panggil Krist lemah setelah kedua mata kekasihnya terbuka perlahan-lahan.
Belum ada jawaban atau tanggapan apapun dari Sang Kekasih setelah beberapa menit pria itu tersadar, dan tentu saja membuat Krist begitu sembilu.
"Kau Monster Krist"
Tenggorokan Krist rasanya begitu tercekat sampai sesak ketika suara parau pada akhirnya menyapa dengan nada penuh kemarahan.
Singto memutar kepalanya untuk mengarahkan tatapan tajam pada pria yang begitu ia cintai, tetapi hatinya sakit sekali setelah mengetahui sisi biadap dari kekasihnya.
"Kau membunuh banyak orang tanpa belas kasih, dengan penuh glory, kau bahkan lebih pantas disebut Raja Iblis"
"Babe..."
Singto langsung mengangkat tangannya untuk memberi peringatan agar Krist tak menjelaskan apapun. Ia belum sanggup, hatinya masih penuh dengan luka dan rasa sakit yang luar biasa.
"Aku bisa mendengar jeritan mereka, aku bisa melihat betapa menderitanya mereka, kau sakit Krist, jiwamu benar-benar gelap" Tuduh Singto dengan tatapan semakin tajam seperti menguliti yang ternyata sakitnya tidak main-main untuk Krist.
Krist masih membatu, diam tanpa tahu harus memulai darimana untuk menjelaskan situasinya. Penghakiman Singto untuk Krist seperti tercebur ke dalam kobaran api yang membuatnya langsung terbakar habis, mungkin karena berengseknya ia yang sudah terlanjur jatuh cinta, dan penolakan sedikit saja dari belahan jiwanya adalah neraka dunia.
Krist kemudian hanya bisa terkekeh bersamaan dengan air matanya yang tumpah, menyunggingkan senyum manis tetapi batinnya terlukai, cinta sialan ini sungguh menghancurkan seluruh hidupnya, bahagia karena cinta ternyata hanya ada dalam roman picisan saja.
"Lantas sekarang kau ingin aku seperti apa? Sudah tahu seberapa Monsternya aku, kau berharap aku bisa menjadi pria manis tanpa sesuatu yang kelam?" Tantang Krist pada akhirnya setelah ia merasa lelah disalahkan, bahkan sebelum ada penjelasan.
"Berhentilah sebelum kau yang justru habis sendiri, setiap orang layak berubah kan?" Ujar Singto.
"Ahahahahahaha.... Hahahahaha...." Krist tertawa kencang sembari memegangi perutnya dan tak lupa ia juga mengusap air matanya yang semakin jatuh tak tertahakan "Oh My Fucking God... Dunia tidak sesederhana itu Singto Sayang"
"Jadi apa alasanmu sampai harus menghabisi nyawa orang lain, Krist?"
Kali ini tatapan Krist sama tajamnya ke arah Singto "Perlu kau garis bawahi, aku tidak pernah membunuh orang, aku hanya menghabisi seonggok mahluk yang tak layak disebut manusia, kau harus membedakan itu"
"Kau tetap saja pembunuh"
"Dan aku bangga dengan itu"
"Krist..."
Dengan gerakan lamban, Krist bangkit dari Sofanya dan menghampiri ranjang yang tengah ditiduri oleh Singto, memberikan tatapan seolah Singto adalah target selanjutnya.
"Yang perlu kau tahu Tuan Penulis, tidak semua orang jahat benar-benar jahat, sebagian mungkin karena ia pernah sakit hati dan menderita" Telunjuk Krist bergerak di atas tubuh Singto yang hanya menggunakan celana panjang saja dan dalam kondisi masih terikat, memberikan belaian seduktif untuk menggoda Sang Pria.
Tubuh Krist tiba-tiba saja membungkuk dan ia langsung membawa wajahnya mendekat pada wajah Singto "Naif sekali Penulis satu ini, menghakimi seseorang tetapi menjadi Malaikat pelindung juga untuk orang lain yang ternyata sama kotornya denganku, bukankah terkesan sangat Bajingan"
"Apa maksudmu?"
"Wanita di dekatmu, kau sangat terampil memeliharanya ya, mungkin karena alasan itu aku dengan mudah jatuh cinta padamu, selain karena kau sangat tampan, ternyata kau juga bisa menaklukan Monster seperti kami"
Singto memejamkan matanya, ia tak tahu lagi dengan siapa ia berbicara sekarang, Krist kah? Atau another soulnya. Sakit sekali mengetahui banyak fakta tentang Sang Kekasih, ia hanya ingin jatuh cinta dengan benar apa sesulit itu.
"Jangan terlalu banyak menerawang masa lalu, selain kau melanggar privasi seseorang, kau bisa saja menemukan sesuatu yang justru akan membahayakan hidupmu, ini hanya saranku saja"
Dengan cekatan Krist membuka ikatan pada tangan dan kaki Singto, karena jika perkiraannya benar sebentar lagi Singto akan bisa menggerakkan tubuhnya.
"Semoga kau cepat pulih ya Tuan Penulis, dan saat kau bertemu lagi denganku nanti, semoga kau sudah memaafkan kesalahanku yang ini, sorry karena memaksamu bertemu dengan sisi Krist yang lain"
Singto belum bisa bergerak ketika Krist pergi meninggalkannya begitu saja di dalam Apartemennya, ia juga sudah tak sanggup berbicara apapun lagi. Hidupnya seketika merasa terasa sangat kacau balau, otaknya seolah dipaksa berpikir dan ia merasa kelelahan.
Hanya diam dan menatap langit-langit kamar yang bisa ia lakukan sekarang sembari menunggu tubuhnya pulih sempurna. Krist terlalu bajingan tetapi hatinya masih cinta, bahkan diantara semua kemarahan yang ia rasa, Singto masih ingin tahu mengapa Krist segila itu.
Ketika pada akhirnya ia bisa melihat kejadian di dalam hidup Krist, Singto berharap itu hanya mimpi buruk semata, tetapi Krist membenarkan segala hal yang ia lihat. Rasanya terlampau sakit tetapi ia bisa apa sekarang, Krist adalah pembunuh berantai yang sedang ramai dicari oleh kepolisian dan bahkan Krist sendiri terlibat dalam misi itu.
Bagaimana bisa Krist mengungkap kasus dimana dirinyalah yang menjadi dalang utamanya. Semua hal rumit ini benar-benar terjadi disaat mereka sedang menikmati madunya cinta setelah lama tak bersama siapapun.
Aku harus apa Krist?
Holaaaa... I'm back🤭
Ojo Misuh Misuh Yo Ges
Namanya Idup ya kan, kadang glow up kadang glow down, kadang glow in the dark, kadang ilang pas lagi sayang-sayangnya.. Begitupun teteh😁
Akan dicoba lanjut kok yg ini, jadi yg masih tersimpan rapih, yuk vote dan komen.
Bye Maksimal

KAMU SEDANG MEMBACA
Irony
Fanfiction"You deserve a relationship that enables you to sleep peacefully at night"