"Sudah lama sekali papa tidak melihat kau mengurung diri begitu lama di tempat ini nak" Ucap Marvin setelah melihat sang anak sedang serius membaca sesuatu sesaat setelah ia masuk ke ruang arsip milikya "Kau sedang menganalisis apa?" Marvin mengambil berkas yang sedang dibaca oleh sang anak karena penasaran "Auu.. Bukankah ini kasus lama?" Lanjut pria paruh baya yang sekarang sedang menikmati masa pensiunnya dirumah.
Krist yang ditanya hanya mengetuk-ngetukan jarinya dimeja, setelah membaca beberapa berkas lama milik sang ayah, Krist belum bisa memastikan apa yang ia pikirkan memang saling terkait satu sama lain. Masih terlalu dini untuk menyimpulkan dugaannya adalah sebuah kebenaran. Harusnya ia tidak merasa terpancing, tetapi jika kesamaannya sampai sedetail itu, rasanya tidak bisa dianggap hanya kebetulan belaka.
"Kenapa diam? Apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya?" Tanya sang ayah lagi.
"Aku hanya rindu membaca berkas milik papa" Ucap Krist dengan senyum "Sudah lama saja otak tidak berpikir keras, karena mengurus Takohachi dengan bantuan penuh dari Ron semua terasa sangat mudah"
"Kau sendiri yang memilih pekerjaanmu sekarang, apa saat ini anak papa sudah mulai menyesal dan berniat menukar masa depannya?"
"Tentu saja tidak, bekerja seperti sekarang membuatku bertemu si surga dunia, bagaimana bisa aku menyesal dengan pilihan seistimewa ini" Krist dengan penuh seringai memandang sang ayah yang terlihat mengerutkan kening dan ia paham betul Marvin Perawat sudah mulai terpancing "Belum saatnya papa tahu surga dunia milikku, karena itu juga masih dalam rencana.. Hahahaha..." Krist tertawa keras saat berjalan keluar setelah beberapa jam mengurung diri di ruang arsip milik ayahnya dengan meninggalkan sejuta teka teki untuk sang ayah.
Marvin bukan tak mengerti apa yang dimaksud sang anak, ia hanya ingin Krist secara terang-terangan memperkenalkan seseorang yang spesial pada keluarga terutama pada dirinya dan sang istri. Terlalu lama anak itu hidup sendirian tanpa orang spesial membuat Marvin khawatir, Krist lebih memilih menjadi single seumur hidupnya.
***
"Selamat pagi mahluk penghuni Takohachi" Krist melangkah ringan masuk ke dalam kedai miliknya dengan lambaian tangan kepada seluruh karyawan yang sedang mempersiapkan diri, karena sebentar lagi kedai takoyaki terbaik sedunia akan segera buka dan menerima pembeli.
"Selamat pagi buronan si penulis gila" Sejak sepupunya masuk dengan wajah tanpa dosa, sejujurnya Ron sudah ingin sekali melempar kain-kain yang sedang ia lipat untuk menutupi wajah konyol pria itu "Apa sudah puas bermain kucing-kucingan dengan surga dunia seorang Krist Perawat?"
Hahahahahaha.... Krist tertawa sembari memegangi perutnya. Pagi tadi ia melakukan video call dengan Ron untuk mengabari kalau ia akan mulai datang ke kedai yang disambut dengan wajah kesal sepupunya itu. Tetapi karena Ron memang sering merasa kesal padanya, Krist sudah terbiasa dan selalu mengabaikan begitu saja sifat Ron tanpa harus ditanggapi berlebihan.
"Bagaimana kedai selama aku tinggal?"
"Ramai seperti biasa dan sedikit menyusahkan karena kita selalu didatangi sasaeng fans pemilik kedai ini"
"Apa sesering itu?"
"Serius Kit kau bertanya seperti itu?"
Krist mengedikkan kedua bahunya "Aku hanya memastikan sesering apa penulis tampanku muncul di kedai kita"
Setelah Ron tahu maksud dan tujuan Singto sering datang ke Takohachi, dirinya langsung memberitahu Krist yang hanya ditanggapi dengan tawa oleh sepupu sialannya itu. Krist sama sekali tak pernah menjelaskan ada urusan apa sebenarnya diantara mereka dan Ron juga malas bertanya meski ia sangat ingin tahu.
"Setiap hari, selama satu minggu penuh, dijam yang sama, dia akan datang dan duduk dikursi dengan pemandangan ruang kerjamu" Jelas Ron menggebu.
"Wahhhh... aku sungguh tersanjung mendapat perhatian sebesar itu dari pria tampan, terkahir kali kapan ya kira-kira?" Krist berpikir sejenak karena sejujurnya ia lupa apa pernah diperhatikan oleh seseorang selain keluarganya.
"Kalau kau sudah tahu kebodohan pria itu disebabkan karena dirimu, apa kau akan menemuinya? Kau kan sudah kembali" Tanya Ron memastikan.
Krist menggeleng mantap dan menggerakkan telunjuknnya "Biarkan saja semesta yang mempertemukan kami kelak"
"Wow..." Belum selesai Krist berbicara, Ron memotong tiba-tiba dengan tatapan penuh keterkejutan saat pandangannya tertuju ke arah pintu masuk "Sepertinya konspirasi semesta benar-benar penuh misteri" Ucap Ron sembari menggerakkan kepalanya agar Krist segera memutar tubuhnya "Ckckckck... Silahkan beri servis terbaik pada pelanggan setia Takohachi itu, aku pergi ke dalam dulu ya sepupu" Tawa Ron terdengar penuh ejekkan saat meninggalkan meja kasir dan membuat Krist seketika kesal.
Cepet banget updatenya ih, sedikit pulak😁
Biar greget aja bikin Hamba Bucheen pada kesel karena penasaran.
Aku sih paham ff ini masih sepi, belum ada konflik juga, tunggu aja ya zheyenk, semoga teteh bisa bikin ff ini sampai masuk ke aliran darah kalean semua.
Ditunggu level kebucheenan kalean disini dengan vote dan komen yang spektakulah
Bye dulu ah, mau coba masak mie dimagicom kaya tiktok😛
*Semesta Bucheen Peraya*
KAMU SEDANG MEMBACA
Irony
Fanfic"You deserve a relationship that enables you to sleep peacefully at night"