Act Normal

878 148 22
                                    

Krist meneliti beberapa berkas yang diberikan Archi padanya sesaat setelah ia pulang berkencan dengan Singto. Pamannya itu memang tak pernah memiliki maksud baik jika tiba-tiba berkunjung ke rumahnya. Pasti ada saja yang harus ia kerjakan padahal malam ini Krist berencana untuk melakukan phone sex dengan kekasihnya. Hehehehe... Jangan berpikiran kotor dulu wahai para netizen, karena itu hanya adegan yang ia rangkai sedemikian rupa karena kencan pertama mereka justru hanya diisi dengan suasana makan yang tenang sembari berbincang ringan, karena si surga dunia terlalu fokus pada kebahagiannya mendapat restu dari Tuan dan Nyonya besar.

"Jadi bagaimana menurutmu?" Tanya Archi cepat, karena sejak tadi keponakannya itu hanya membaca sekilas tanpa berkomentar.

"Tidak bisakah paman datang dilain waktu saja? Aku sedang berbahagia sekarang, kenapa harus dirusak dengan tumpukan dokumen yang tulisannya saja jelek seperti ini" Ucap Krist kesal.

"Itu hanya hasil print dari komputer little rascal, bagaimana bisa kau bilang jelek, yang paling penting itu bukan bentuk tulisannya tapi isi dokumennya"

Krist berdecak kesal, ia sedang malas membaca apapun tetapi jika yang ia baca ada hubungannya dengan sang kekasih, dengan semangat membara ia akan melakukan itu tetapi ia justru disuguhkan hal yang menyebalkan. Krist baru saja merasa berada di puncak bahagia dan seketika dirusak begitu saja oleh pamannya ini.

"Aku akan menyimpulkan secepatnya, tidak bisa semudah itu memecahkan sebuah masalah, meski polanya tetap sama, tetapi yang kali ini bisa ku bilang cukup sadis" Krist melihat beberapa gambar didalam berkasnya lebih teliti "Ah.. Apa paman belum mendapat laporan dari kepolisian manapun soal pembunuhan dengan motif yang sama?" Tanya Krist.

Archi menggelengkan kepala, berbeda dengan tragedi sebelumnya. Pembunuhan kali ini justru tidak ditemukan pemantik, tetapi saat melihat siapa yang menjadi korbannya, Archi yakin jika pelakunya adalah orang yang sama dengan kasus-kasus sebelumnya, hanya yang kali ini mungkin harus bekerja lebih extra karena terlebih dahulu ia harus menemukan sumber masalahnya.

"Hal Ini sudah beberapa tahun terjadi dan aku harus segera memutus rantai pembunuhan secepatnya" Ucap Archi.

"Kalau begitu tugas paman sangat berat, karena yang harus paman selesaikan bukan hanya pembunuh dari si pembunuh saja, tetapi paman harus memastikan juga jika ditempat ini tidak ada satupun tragedi pembunuhan lagi" Jelas Krist.

"Hah... Ternyata tugas ini lebih rumit dari yang ku kira, bagaimana aku bisa bertemu jodohku jika selama hidup aku hanya mengurusi hilangnya nyawa orang lain" Keluh Archi karena diusianya yang sudah mencapai kepala empat, ia bahkan tak sempat untuk pergi berkencan.

"Bukankah jodoh paman menjauh dengan sendirinya karena paman sering menghilang saat pasangan paman sedang sayang-sayangnya? Yang paman alami sekarang itu bisa kita sebut sebagai karma"

Archi memukul kepala Krist dengan map yang ia pegang. Untung saja Tuhan masih baik karena hanya menciptakan satu keponakan durhaka untuknya, jika ada copy paste lagi yang seperti Krist, fixed Archi akan segera bertemu Yang Maha Kuasa dengan begitu mudah.

"Sudahlah, jangan bahas lagi masalah percintaanku, hubunganmu saja baru dimulai jadi kau masih diperlakukan seperti berlian, kita lihat saja satu atau dua tahun kedepan apa pasanganmu akan tetap sama"

"Tidak masalah, yang terpenting aku sudah pernah merasakan bagaimana enaknya dijadikan prioritas oleh kekasihku yang tampan itu" Krist menjulurkan lidahnya untuk lebih mengejek Archi dan hampir saja ia mendapat kekerasan lagi dari pamannya itu jika ia tak menutupi kepalanya dengan gerakan cepat.

"Terserah apa katamu, yang terpenting kau harus segera memberiku laporan baru tentang kasus ini, ingat.. Statusmu masih tetap bawahanku meski kau bos ditempat lain"

IronyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang