Sesuai janjinya setelah pulang sekolah, mark benar benar mengajak haechan membeli es krim dan mengunjungi lotte world, mark juga mengajak Jeno dan jaemin. Soal jaemin dan haechan mereka sudah baikan karena mereka tidak pernah bisa marahan terlalu lama.
"Chan, mari naik bianglala." Ajak jaemin.
"Kajja, jaemin-ah." Haechan berseru kegirangan. Mark dan Jeno hanya menggeleng kan kepalanya, pasalnya mereka berdua itu benar-benar seperti anak kecil.
"Yak kalian, kenapa masih berdiri disana, ayo naik." Ajak jaemin. "Sayang ayo." Tambah jaemin dan menarik tangan jeno.
"Ah tidak sayang, kalian saja yang naik, kami akan mengawasi saja dari sini." Ucapan Jeno mendapat anggukan dari mark.
"Kenapa? apa kalian takut, payah sekali. Sudahlah, na ayo." Itu haechan yang bertanya, dan menarik lengan jaemin. "Tunggulah disana kami akan naik bianglala dulu, bye bye." Teriak haechan. Mark dan jeno pun hanya mengangguk.
Haechan dan jaemin telah selesai menaiki bianglala dan berencana menaiki permainan lain, ah rasanya menyenangkan. Mereka pun tak henti henti nya tertawa dan berceloteh, mark dan jeno hanya bisa mengikuti dibelakang saja, takut mereka hilang, kalau udah hilang kan gawat gak bakal ada lagi modelan kayak haechan sama jaemin. Lagi asik asik nya makan es krim eh mark malah buat mood haechan down.
"Mark, ayo makan ini. Aaaaa buka mulut mu mark aaaa." Haechan terus saja menempeli mark dan mengganggu nya.
"Tidak chan, kau saja. Sayang berhenti nanti kita jatuh."
"Tidak mau, Aaaaa dulu dong. Ayo cepat aaaaa."
"Haec-"
Drrtt drrtt drrtt
"Tunggu dulu chan, ada telepon." Haechan berhenti mengganggu mark dan melihat Mark yang sedang berbicara ditelpon, ntah dengan siapa tapi dari raut wajah yang haechan lihat mark seperti khawatir.
"Chan dengar, pulanglah dengan jeno, aku ada urusan ini penting oke." Mark baru saja akan pergi tapi haechan malah menahan tangan mark.
"Mark tunggu, bolehkah kali ini aku ikut." Tanya haechan dengan hati hati, karena takut mark marah.
"Tidak bisa sayang, aku panggilkan jeno ya." Haechan cemberut selalu saja seperti ini. "Jeno, jaemin." Panggil mark. Jeno dan jaemin pun menghampiri mark dan haechan, bisa jaemin lihat haechan hanya diam dan cemberut bahkan es krim ditangannya sudah meleleh.
"Ada apa." Tanya jeno. "Tolong antar kan haechan pulang, aku ada urusan. Maaf jen aku buru buru, titip haechan oke." Setelah mengatakan itu mark benar benar pergi meninggalkan ketiganya.
Jaemin merangkul haechan berusaha menenangkan sahabat nya ini. "Sudahlah kan masih ada aku dan jeno, lebih baik kita menaiki permainan lain bagaimana." Tanya jaemin antusias, sedangkan haechan malah menunduk lesu. "Tidak, aku ingin pulang saja." Jawab haechan lalu berjalan meninggalkan jaemin dan jeno. Jaemin menatap jeno seakan berkata "bagaimana ini."
"Tidak perlu khawatir, lebih baik kita pulang dan istirahat." Ajak jeno lalu menggandeng tangan jaemin dan menyusu haechan.
Jeno telah mengantarkan haechan dan jaemin, sekarang gilirannya ntuk pulang dan beristirahat.
"Renjun, kau didalam. Kumohon jangan buat aku khawatir." Mark memasuki rumah dan meraba raba dinding, pasalnya lampu rumah belum menyala dan renjun belum juga menyahut nya. Mark menekan tombol lampu dan...
"Kejutaaaaaannnn." Seru renjun. Tentu saja mark terkejut dan mengelus dadanya, ah selain haechan renjun juga suka mengagetkan nya. Duh enaknya jadi mark, plis yeorobun hujat mark sekarang. Bisa bisa mark memiliki penyakit jantung beneran kalau seperti ini terus.
"Hey apa apaan ini, apa yang kau lakukan. Dan kau membohongi ku." Tanya mark, renjun menggunakan sebuah bando bertuliskan aniversary dan sebuah kue ditangan nya.
Renjun mengerucutkan bibirnya. "Lagian apa kau lupa dengan aniversary kita, jadi aku harus membohongi mu."
"Maksudnya." Mark mengambil kue ditangan renjun lalu meletakkan nya dimeja.
"Mark, ini hari jadian kita. Kau ini kebiasaan sekali selalu saja melupakan hal yang berharga." Jelas renjun
Mark tersenyum dan mendekati renjun lalu memeluk nya, "Maaf, aku terlalu sibuk. Tapi asal kau tau ini demi keselamatan mu, dan aku mengingat nya." Jawab mark. Sedangkan renjun menangguk didalam dekapan mark.
"Mark, aku ingin bertanya." Renjun melepaskan pelukannya dan menatap mark. "Tentu saja."
"Kesepakatan apa yang kamu dan mereka buat." Mark gelapan dan menggaruk tengkuak nya yang tidak gatal.
"Hanya kesepakatan biasa, tenang saja tidak perlu khawatir." Sebenrnya mark merasa dirinya bersalah, dan menjadi laki-laki berengsek. Nah itu nyadar mark. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini takdir hidupnya.
"Apa kesepakatan nya membahayakan mu."mark menggeleng.
"Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, lebih baik kita merayakan hari jadi kita ini."
Mark dan renjun merayakan aniversary mereka dan tertawa bersama, menonton film bersama bahkan membagi kehangatan bersama hanya sekedar berpelukan tidak lebih. Jangan berpikir macam macam nati kena tembak mark lagi. Tapi mark kau melupakan seseorang yang telah kau tinggalkan bersama jeno dan jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Killer [Markhyuck Gs]✔
FanfictionRemember, life is a choice Markhyuck GS