secret 08

2.4K 267 2
                                    

Disini Jeno, haechan, dan jaemin berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini Jeno, haechan, dan jaemin berada. Didalam kediaman keluarga Choi, bagaimana bisa mereka masuk tentu saja karena bantuan Jeno dan ayahnya. Sebenarnya Jeno sudah menolak mentah mentah usulan jaemin dan haechan yang menurutnya itu sangat konyol dan tidak bermanfaat. Coba kalian bayangkan untuk apa kita mencari tau tentang kematian seseorang meskipun kasusnya adalah pembunuhan bukankah sudah ada orang orang handal yang bisa melakukan nya seperti agen kepolisian yang dipimpin oleh ayahnya jeno. Sungguh jaemin dan haechan itu sulit sekali diberitahu bahkan Jeno juga sudah memperingatkan mereka bahwa ini terlalu berbahaya, tapi malah amukan jaemin yang Jeno dapat. Biarkan lah ikuti saja apa mau mereka.

"Sampai kapan kita akan terus menyamar seperti ini." Tanya jeno pasalnya ini sudah malam, waktu nya mereka tidur bukan malah main main seperti ini.

Jaemin dan haechan masih setia melakukan aksi detektif detektifpan mereka, dengan jaemin yang terus berlaga seperti sedang mengamati sesuatu dan haechan yang sedang melihat sekitar rumah dengan teropong nya, oh ayolah itu tidak perlu mereka lakukan, konyol sekali sungguh rasanya jeno ingin hilang saja dari bumi, tapi belum siap meninggalkan kekasih nya yang manis ini. Namanya juga bucin akut ya jen.

"Kau ini hanya bisa bicara saja daritadi, tidak membantu sama sekali." Gerutu haechan.

"Heyy kau lupa siapa yang membawa mu masuk kesini." Jaemin menepuk dahinya ini sudah tidak beres, bukankah sudah jaemin katakan membocorkan rahasia kepada jeno itu bukan hal yang baik.

"Sayang sudahlah." Jaemin berusaha menenangkan jeno.

"Lagian kalian berdua ini aneh, urusan macam apa ini. Na dengar kan aku para agen kepolisian akan mengungkapkan siapa pembunuhnya, jadi kalian tidak perlu repot repot." Jelas jeno.

"Jeno, otakmu itu harus sering dipakai, coba kau pikirkan, jika kita bisa lebih dulu mengungkapkan kasus ini itu artinya kita akan terkenal, bukankah begitu jaemin."

Jaemin menyetujui kata kata haechan. Sedangkan Jeno menatap jengah kepada haechan, jika agen saja masih susah mencari bukti kasus ini, apa lagi dengan mereka yang notabennya hanya siswa SHS.

Saking sibuknya berdebat mereka bertiga tidak menyadari jika ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka.

Saking sibuknya berdebat mereka bertiga tidak menyadari jika ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa aku pulang." Haechan baru saja
pulang, karena semalam dia menginap dirumah jaemin.

"Jangan berteriak seperti itu sayang, malu ada tamu." Haechan melihat kearah ruang tamu dan melihat seseorang disana.

"Eoh, paman Jumyeon. Apa kabar paman." Sama nya dengan ceria tidak lupa juga membungkukkan badanya untuk memberi hormat.

"Kabar paman baik, bagaimana denganmu chan-ie."

"Seperti yang paman lihat, aku juga baik." Jawab haechan.

"Sini duduklah, tidak sopan jika terus berdiri." Ajak ayahnya.

Haechan pun menurut dan mendudukkan dirinya disamping ayahnya. Dan hanya mendengarkan obrolan obrolan ayahnya bersama paman Jumyeon, yang haechan tidak mengerti sama sekali. Bagaimana mau mengerti yang mereka bicarakan hanya seputar bisnis, kan hachan tidak mengerti.

"Chan-ie, paman dengar kau sudah memiliki kekasih. Apakah itu benar. Wahh paman tidak percaya kau tumbuh begitu cepat." Tolong beritahu paman Jumyeon agar tidak membicarakan hal ini didapan ayahnya. Haechan jadi gelagapan sendirikan.

"Ahh, itu..eummm pa-" Jawabnya gugup.

"Kekasih." Potong ayahnya. "Kau sudah memiliki kekasih chan-ie, dan papa tidak mengetahui nya."

"Jongin, kau benar-benar tidak mengetahui nya, yaampun haechan maafkan paman, Paman pikir papamu sudah tau." Maaf junmyeon dengan merasa bersalah.

Haechan menunduk. "Tidak apa apa paman, sudah seharusnya nya juga papa tau."

"Aigo, anak papa sudah besar. Tidak perlu sedih seperti itu, papa menyetujui nya, asalkan dia orang baik." Jongin mengusap surai lembut anaknya.

"Yang dibilang papamu benar carilah yang baik. Oh ya aku harus pulang masih ada pekerjaan lain yang harus dikerjakan." Pamit Jumyeon.

"Baiklah hyung, hati hatilah dijalan." Jongin mengantarkan jumyeon kedepan rumahnya. Setelah dirasa jumyeon pergi jongin kembali masuk dan menghampiri haechan.

"Jadi kapan anak papa ini membawa calon menantu papa, hmmm." Goda Jongin.

"Papa~" Rengeknya.

"Oke oke. siap siaplah, kita akan berkunjung ke pemakaman ibumu."

Haechan mengangguk dan pergi kekamar nya. Ini hari minggu dan haechan akan menghabiskan waktunya bersama ayahnya, karena mark sampai sekarang juga belum menghubungi nya. Haechan juga tidak mengirimkan mark pesan lagi haechan marah benar benar marah meski kadang merasa khwatir. Sudahlah lupakan si mark pabbo itu.

Love The Killer [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang