secret 09

2.4K 273 12
                                    

Sudah tiga hari mark tidak berkomunikasi dengan haechan, bahkan mark sempat tidak masuk sekolah dua hari dan minggu kemarin mark juga tidak mengajak haechan jalan jalan karena harus menemani renjun, mark tau haechan pasti mengkhawatirkan nya dan t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari mark tidak berkomunikasi dengan haechan, bahkan mark sempat tidak masuk sekolah dua hari dan minggu kemarin mark juga tidak mengajak haechan jalan jalan karena harus menemani renjun, mark tau haechan pasti mengkhawatirkan nya dan tentu saja pasti marah secara mark tidak membalas pesan haechan, mark juga tidak mengangkat telpon haechan karena tidak memungkinkan situasinya, mark hanya takut renjun mengetahui nya.

Sekarang waktunya istirahat dijam pertama, mark sama sekali belum melihat haechan. Saat bertanya kepada jaemin mark malah mendapat amukan dari jaemin untung saja ada Jeno yang menyelamatkan nya.

Saat sedang berjalan di Koridor sekolah mark tidak sengaja melihat haechan yang seperti memutar arah dan berjalan menjauhinya, apa haechan sedang berusaha menjauhi mark. Siaga satu mark.  Mark kau harus sadar jika kau hanya mempermainkan haechan, lantas kenapa kau merasa khawatir, apa mark emang benar benar mulai menikmati permainan nya dalam artian mulai jatuh terhadap haechan.

Daripada memikirkan hal yang membuat nya pusing, lebih baik mark mengejar haechan. Saat dirasa sudah dekat dengan haechan mark menarik lengan haechan dan membawanya ntah kemna, sedang kan haechan memberontak meminta agar lengannya dilepaskan, dan mark hanya acuh sambil terus menarik haechan.

"Mark, lepas kan tanganku. Ini sakit mark." Pinta haechan.

Tapi mark tidak menggubris nya, sebanyak apapun haechan memohon tetap saja mark menarik nya. Sampai diatap sekolah mark melepaskan cekalanya dan menghadapkan haechan dengannya. Sementara haechan masih meringis merasakan sakit di pergelangan tangannya.

"Apa ini sakit." Mark memegang lengan haechan dengan lembut, sambil menciumi nya. "Maafkan aku, jika aku kasar. Sungguh chan jangan menghindar lagi, aku merasa sakit." Mark memelas dihadapkan haechan, mark tidak bohong dengan perasaan nya, ntah kenapa saat haechan menghindari nya seperti ada sesuatu yang hilang.

Haechan hanya diam, sebenarnya haechan tidak tega, tapi ini salah mark sendiri kenapa dia sangat misterius. "Aku membencimu mark, aku membencimu." Haechan memukul dada mark dengan kedua tangannya.

"Iya aku tau, maafkan aku oke." Mark memeluk haechan erat. "Kau tau mark, sebesar apapun aku membencimu, tapi rasa cintaku ini lebih besar." Setelah mengatakan itu haechan mendongak menatap mark.

"Aku juga mencintaimu chan." Haechan mencari kesungguhan dalam netra hitam milik mark, tapi haechan tidak bisa menemukan apapun, ntah karena haechan yang sulit memahami mark atau karena mark yang terlalu sulit ditebak.

"Kenapa menatap ku seperti itu, hmm." Mark mencubit pipi haechan yang masih berada di dekapannya.

"Tidak tau, kau menyebalkan." Haechan merenggut kesal. Sedang kan mark hanya tersenyum sambil memeluk haechan kembali.

Mark mengajak haechan untuk jalan jalan disungai han, mereka berdua masih menggunakan seragam sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark mengajak haechan untuk jalan jalan disungai han, mereka berdua masih menggunakan seragam sekolah. Saling bergandengan tangan dibawah sinar rembulan membuat sepasang kekasih itu terlihat serasi.

"Kau senang."

"Tentu saja. mark aku rasa malam ini adalah pertama kalinya kita jalan berdua tanpa ada gangguan seperti biasanya." Jelas haechan dengan mata berbinar.

"Maafkan aku."

"Heyy, tidak perlu meminta maaf terus menerus, kau jelek saat murung seperti itu mark."

Mark berhenti berjalan dan menarik haechan agar berdiri dihadapanya. "Benarkah, lalu kapan aku terlihat tampan." Tanya mark.

"Saat kau tersenyum." Jawab haechan sambil mendongak kan kepalanya.

Mark menatap lamat pahatan wajah haechan yang terlihat cantik dibawah sinar bulan, lalu mark mendekatkan wajahnya, lalu mencium sekilas bibir haechan, pipi haechan merona. Yaampun haechan sangat malu, biasanya mark hanya akan mencium kening atau pipi haechan saja, tapi kali ini mark mencium bibir haechan meskipun hanya sekilas tapi ini tidak baik untuk jantung haechan.

"Kau cantik saat malu malu." Puji mark.

Haechan mundur beberapa langkah lalu berbalik menghadap kearah sungai Han.

"Berhenti menggoda ku mark, aku malu." Cicit haechan.

"Baiklah, ini sudah malam, ayo pulang." Mark meraih tangan haechan dan membawa nya memasuki mobil miliknya.

Sesampainya dihalaman rumah haechan mark membuka kan pintu untuk haechan.

"Ayo, papa ingin bertemu." Ajak haechan.

"Papa." Tanya mark seperti orang bingung. "Iya papa, terlalu banyak mikir." Haechan menarik mark untuk memasuki rumahnya.

"Pah, kau sudah pulang. Lihatlah siapa yang aku bawa." Teriak haechan.

"Sudah papa bilang jangan teriak teriak sayang, kamu pikir ini hutan apa." Jongin menegur haechan sambil menuruni tangga.

"Oh, jadi ini calon menantu papa. Wahh chan-ie kau hebat bisa mendapatkan laki-laki tampan, tapi papa rasa papa masih lebih tampan." Mark tersenyum kikuk mendengar pernyataan ayahnya haechan.

"Papa~, jangan buat chan-ie malu." Haechan merenggut kesal papanya narsis sekali.

"Iya iya maaf, siapa nama kamu."

"Mark Lee, tuan." Singkat mark.

"Panggil saja paman."

Mark mengangguk, jongin mempersilahkan mark untuk duduk sedang kan haechan, jongin menyuruhnya untuk mandi. Jongin dan mark mengobrol banyak tentang haechan.

"Mark, paman hanya minta satu hal, tolong jaga haechan untuk paman." Dan mark hanya diam menanggapi ucapan jongin.

Love The Killer [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang