Haechan tengah membereskan peralatan olahraga digudang sekolah, karena hari ini adalah hari piketnya, dia sendirian karena memang yang lain sudah menyelesaikan piketnya dan pergi kekantin untuk istirahat pertama.
Saat sedang asik bersenandung tiba-tiba saja ada orang yang menarik tangan nya.
"Yak, apa ya--"
Saat tau siapa orang yang menarik tangannya, haechan menghempaskan tangan orang itu dan kembali membereskan peralatan olahraga raga, dan mengacuhkan orang dibelakang nya.
"Kim haechan, kita perlu bicara."
"Bicaralah." Jawab haechan dengan acuh tak acuh.
"Tatap lawan bicaramu, saat sedang berbicara haechan."
Haechan menghela napas dalam-dalam dan memejamkan matanya sebentar lalu membalikkan tubuhnya menghadap mark dan menatap nya dengan malas.
"Katakan, aku lapar."
"Jelaskan kenapa kau menghindariku sejak pagi."
Haechan mendengus tidak percaya dengan apa yang mark tanyakan, bukankah sejak kemarin mark yang menghindari nya. Tapi sekarang kenapa mark malah bertanya hal itu pada haechan, bukankah pertanyaan itu lebih pantas ditanyakan untuk mar, bukan.
"Kau yang menghindar, bukan aku Mark."
"Seharusnya kau sadar aku menghindari mu karena cemburu, kau terlalu dekat dengan Eric."
Haechan memutar bola matanya malas, kenapa sekarang Mark malah membawa Erick dalam pembicaraan ini, apa katanya tadi, cemburu?, kebohongan macam apalagi yang sedang Mark lakukan sekarang.
"Kau cemburu dengan Eric, lalu bagaimana denganku."
Mark yang tidak mengerti dengan arah pembicaraan Haechan pun mengerutkan dahinya.
"Apa maksudmu."
"Renjun."
Seketika Mark terdiam, tubuhnya terasa kaku, mulutnya terasa kelu, suasana mulai mencekam, keringat mulai menetes, seolah tau si pemilik tubuh sedang dalam keadaan resah, gelisah dan merasa terpojok. Dari mana Haechan-nya tau tentang Renjun.
Hanya dengan kata 'Renjun' dapat membungkam mulut Mark agar tidak terus memojokkan Haechan.
Haechan merasa semuanya memang harus segera diakhiri, dari cara Mark menanggapi apa yang dia tanyakan pun membuat Haechan yakin bahwa Renjun memang segalanya bagi Mark sialan Lee itu.
"Diammu, sudah menjawab segalanya Mark."
Mark tersadar dari lamunan panjangnya, menatap manik didepannya dengan sendu, Haechan terlihat begitu tegar diluar tapi dapat Mark lihat dibalik tubuh yang tegar itu terdapat raga yang begitu rapuh.
Apakah ini akhirnya Mark harus mengakui segalanya, tentang kebohongan yang dia buat.
Tapi, tidak Mark tidak bisa melakukan apapun sekarang, semuanya terasa begitu cepat dan Mark menampik semua yang terjadi, berusaha untuk membela dirinya sendiri. Katakan Mark egois, itu memang kenyataanya
Terdapat gelenyar menyakitkan dalam tubuh Haechan, saat melihat Mark hanya diam tak bergeming, bahkan tak menjelaskan apapun.
Haechan memundurkan langkahnya, sudah cukup kebenaran yang dia dapatkan. Dan semuanya memang harus benar-benar berakhir. Ya berakhir hubungan nya dengan Mark harus segera diakhiri sebelum keegoisan menghampiri Haechan.
"Mari akhiri hubungan palsu ini."
"Tidak".
"Kenapa?"
"Karena aku mencintaimu, Haechan."lanjut Mark dengan lirih.
"HENTIKAN OMONG KOSONG MU MARK."teriak Haechan dengan lantang.
Mark menatap Haechan dengan tidak percaya.
Haechan tidak bisa terus diam, unek-unek nya harus segera dikeluarkan sebelum kepalanya merasa ingin pecah. Sepertinya yang Erick katakan memang benar, Haechan berhak marah pada Mark. Ingin rasanya egois, tapi saat mengingat Haechan dan Renjun sama-sama perempuan membuat Haechan mengurungkan niatnya.
"Aku tidak tau apa alasanmu, menjadikan ku kekasih mu disaat kau sendiri sudah memiliki seorang yang kau cintai, jika hanya untuk bermain-main saja, maka hentikanlah permainan menyakitkan ini."
"Dan berhenti membual dengan perasaan palsumu, cukup katakan 'Ya' maka semuanya akan segera berakhir. Aku lelah jika harus terus mendengar kata cinta tak berdasar dari mulut sialan mu." Ucap Haechan dengan menggebu-gebu, untuk kali ini Haechan tidak bisa untuk menahannya lagi, kepalanya serasa akan pecah jika terus menyimpan pahitnya kebenaran yang harus Haechan telan sendiri.
"Kau tau mark, rasanya aku ingin egois dan mengambil mu dari renjun tapi aku tidak bisa."
"Mengingat kalian telah menjalani hubungan yang cukup lama, dan tinggal satu atap membuatku berpikir begitu banyak nya kenangan indah yang telah kalian lakukan."
"Atau bahkan kalian telah melakukan hubungan lebih intim, seperti berhubungan badan." Lanjut Haechan, tanpa berpikir jika kata akhirnya membuat Mark merasa dihina.
Plak
Mark menampar Haechan dengan keras, Hingga membuat kepala Haechan menoleh kesamping.
"Jaga ucapan mu kim Haechan".
Pipinya terasa panas, bersamaan dengan air matanya yang terus turun tanpa diminta, Haechan merasa benteng pertahanan nya telah hancur.
Mark menampar nya, ini bahkan bukan mimpi, ini nyata.Mengangkat kepalanya, menatap seseorang yang selama ini selalu membuat nya tersenyum, seseorang yang selalu Haechan banggakan, seseorang yang selalu Haechan cintai siang dan malam. Dan dengan hitungan detik dapat membuat Haechan merubah perasaan cinta itu menjadi benci, sangat Haechan sangat membenci orang didepannya ini.
Sedangkan mark mentap tangannya yang dengan lancang nya menampar pipi Haechan.
"Hae-haechan, a-ku. Sayang ma-maafkan aku." Ucap mark sambil melangkah berusaha mendekati Haechan.
"Apakah masih pantas kau memanggil ku seperti itu berengsek. Menjauh dariku, atau aku akan membencimu lebih dari ini." Teriak Haechan dengan histeris.
"Sayang, tidak jangan katakan itu. Aku berjanji akan menjelaskan nya, jadi kumohon tenanglah."
"Bagaimana aku bisa tenang mark, katakan padaku bagaimana?, kau telah menghancurkan kepercayaan yang telah aku bangun, bahkan kau merobohkan nya mark."
"Setuju atau tidak, keputusan ku tetap sama, aku ingin mengakhiri hubungan ini. Dan mulai sekarang anggap saja jika kita memang tidak pernah saling mengenal." Setelah mengatakan hal itu Haechan berlari keluar, meninggalkan mark yang tengah menatap nanar kepergian Haechan.
Kini ketakutan nya mulai terjadi, semua nya telah terbongkar dan mark merasa dirinya memang brengsek, sialan dan tak memiliki hati.
Sekarang hanya satu pertanyaan yang singgah dikepala nya, dari mana Haechan tau semuanya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Killer [Markhyuck Gs]✔
FanfictionRemember, life is a choice Markhyuck GS