"Haechan, haechan kau harus melihat ini." Heboh jaemin dan menyodorkan ponselnya kepada haechan. Sebenarnya haechan sedang tidak ingin diganggu dan ingin sendiri dulu, pasalnya mark tidak menghubungi nya setelah meninggalkan haechan di Lotte world bahkan pesan yang haechan kirimkan saja tidak dibalas, ditelpon juga tidak diangkat. Ingin rasanya haechan marah tapi tidak bisa yang ada haechan malah khawatir, karena hari ini juga mark tidak terlihat.
"Apa." Malas haechan, dan jaemin yang melihat raut wajah haechan yang masam itu merasa muak,masih saja galau. "Aisss, lupakan dulu kekasih mu itu, lihat saja ini." Suruh jaemin, haechan hanya mengikuti arahan jaemin dengan malas, sahabat macam apa dia menyuruh nya melupakan kekasih nya, "dasar maniak." Batin haechan.
Haechan melihat layar ponsel jaemin yang memperlihatkan dua mobil memasuki kediaman keluarga Choi, namun ada hal yang membuat haechan mengerutkan dahinya.
"Mereka siapa?." Tanyanya terheran-heran. "Lihatlah lebih teliti, chan." Jelas jaemin.
Haechan kembali melihat ponsel jaemin, hingga matanya melebar seketika.
"Oh yaampun para agen." Pekik haechan dengan tertahan agar tidak ada yang mendengar kan ucapan nya.
"Chan kali ini kita harus benar benar masuk kedalam mention keluarga Choi." Semangat jaemin.
"Caranya." Tanya haechan.
"Jeno." Jaemin menjawab dengan penuh kepercayaan diri yang membuncah buncah, sebelum haechan meruntuhkan nya.
Tuk
"Awww, kenpa kau memukul ku sakit tau Chan." Erang jaemin sambil mengusap usap kepalanya yang jadi sasaran kekerasan seorang kim haechan.
"Lagian kau ini bodoh sekali, jeno saja terus mentang-mentang aku sedang marah pada mark. Benar benar tidak mengerti perasaan sahabat."
"Apa hubungannya haechan, makanya dengar kan dulu penjelasan ku." Kilah jaemin sambil berteriak, yang sudah tidak peduli dengan keadaan sekitar bahkan saat teman teman kelas nya memandang kearah mereka pun, haechan dan jaemin tetap acuh.
"Lalu apa." Tanya haechan masih dengan keteguhan nya. Jaemin berbisik kepada haechan.
"Kita bisa masuk lewat jeno, bukankah ayahnya jeno adalah pemilik dari kantor agen itu." Bisiknya.
Haechan tersenyum tipis dan menatap jaemin dengan binar. "Daebak, kau yang terbaik na. Aku menyayangimu." Teriak haechan dan memeluk jaemin erat, seketika haechan melupakan kekasih menyebalkan nya itu.
"Iya, iya tapi lepaskan dulu. Tadi memukul ku dan sekarang memeluk ku erat, apa kau ini berniat membunuh ku." Jaemin mendorong perlahan tubuh haechan agar sedikit melonggarkan pelukannya. Dan haechan hanya tersenyum lebar.
Akhirnya haechan tersenyum juga, jaemin itu tidak suka melihat haechan murung. Baginya haechan bukan hanya sekedar sahabat tapi haechan sudah jaemin anggap sebagai keluarga nya sendiri. Jaemin sebenarnya ingin marah saat mark selalu meninggalkan haechan tapi dia selalu mengingat kata kata jeno "jangan masuk terlalu jauh dalam hubungan mereka." Jadi jaemin hanya bisa berusaha membuat haechan melupakan kekesalan nya pada mark, setidaknya untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Killer [Markhyuck Gs]✔
FanfictionRemember, life is a choice Markhyuck GS