Markhyuck Last

4.3K 305 58
                                    

"Haechan berhenti berlari, hati-hatilah nanti kau terjatuh." Teriak Mark. Pasalnya dari tadi tingkah Haechan itu persis seperti anak kecil yang baru melihat salju turun, dia terus berlari kesana-kemari tanpa memiliki rasa takut untuk terjatuh. Bahkan Mark sekarang terlihat seperti seorang ayah yang sedang mengawasi anaknya bermain. Oh sungguh!! Jika seperti itu, mereka terlihat seperti bukan sepasang kekasih saja, tapi terlihat seperti seorang ayah dan anak.

Bruk

"Aaaa Maguuuu, sakit." Baru saja Mark mengingatkan Haechan untuk berhati-hati. Menepuk keningnya Mark berlari menghampiri Haechan yang terduduk di hamparan salju, akibat terjatuh.

"Sudah kubilang jangan berlari, dan berhati-hati lah Haechan. Kau ini nakal sekali."rutuk Mark, bukannya membangunkan Haechan, Mark malah sibuk menggerutu.

"Kau memarahiku." Ucap Haechan dengan tatapan yang dibuat sepolos mungkin bahkan maniknya terlihat sudah berkaca-kaca, Haechan juga tidak memiliki niat untuk bangun. Prinsipnya adalah jika ada Mark disekitarnya kenapa harus bangun sendiri.

"Tidak sayang, aku hanya mengingatkan mu." Jawabnya dengan hati-hati, pasalnya akhir-akhir ini Haechan terlalu sensitif jadi Mark berusaha untuk mengontrol ucapannya.

"Kau, iya Mark." Teriaknya.

Mark menundukkan badannya lalu berjongkok dihadapan Haechan, merentangkan tangannya. "Ayo, biar aku bantu."

"Shireo." Jawabnya dengan jutek.

"Kenapa?"

"Kau memarahiku Mark, kau jahat, pergi saja sana." Tuturnya, bahkan Haechan sekarang tengah bersidekap dada dengan ekspresi yang dibuat segarang mungkin.

Mark menghela nafas berat, sulit sekali lebih sulit dari menenangkan seorang bayi.

"Sayang, sudah kubilang aku tidak memarahimu."

"Kau, iya." Deliknya.

Ini sudah melebihi batas, dan Haechan sepertinya membutuhkan sesuatu dari Mark.

Ah Haechan-nya sedang dalam mode menyebalkan, Mark sebenarnya tahu Haechan sedang pura-pura marah padanya. Mark itu tau kapan, bagaimana dan kenapa Haechan akan marah padanya jadi dia tidak mudah untuk ditipu, jadi mari bermain dengan beruangnya ini.

Tersenyum dengan tatapan yang masih tertuju pada Haechan, Mark mendekatkan wajahnya pada Haechan, tentu saja Haechan yang merasa atmosfer disekitarnya mulai berubah pun, mulai menelan ludahnya berusaha untuk berhati-hati dari cengkraman anak singa didepannya ini.

Ah! Mark terlihat begitu tampan dari jarak sedekat ini. Haechan mulai gelagapan tangannya mulai menjadi tumpuan untuk tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Mark, kau."

"Kenapa, bukankah ini yang kau inginkan." Mark terus saja mencondongkan tubuhnya, bahkan Mark menyelipkan kedua tangannya dipinggang Haechan, dan membisikkan sesuatu pada Haechan.

"Sayang, apa yang sedang kau pikirkan." Dan setelah mengucapkan hal itu, Mark mengangkat tubuh Haechan hingga membuat Haechan lebih tinggi darinya. Karena tindakan tiba-tiba Mark, Haechan memekik kaget dan langsung mengalungkan lengannya pada leher Mark dengan erat, lalu menatap Mark dari atas dan dibalas oleh senyuman paling tampan milik Mark.

Mark mulai mengeratkan pegangan tangannya pada pinggang Haechan lalu mengangkat tinggi tubuh Haechan sambil berputar-putar ditengah salju yang terus turun.

"Aaaaa, Mark turunkan aku."

"Mark, turunkan aku bagaimana jika kita terjatuh." Haechan terus saja berteriak sedangkan Mark tentu saja dia menghiraukan suara melengking milik Haechan, dan terus berputar-putar dengan Haechan dipangkuan nya.

"Mark, tidak, Mark Lee turunkan aku." Teriaknya lagi sambil memukul pelan bahu milik, Mark.

Setelah itu Mark menurunkan Haechan lalu memandang wajah Haechan yang terlihat sedang mengatur nafasnya. Sulit  dipercaya Mark yang mengangkat beban berat seperti Haechan, tapi malah Haechan yang seperti kelelahan.

Saat dirasa nafas nya mulai teratur, Haechan mendongak kan kepalanya dan begitu terkejut saat Mark tiba-tiba mencium bibirnya sekilas, bahkan pipinya kini memerah karena malu, sedangkan hidungnya memerah karena kedinginan mungkin.

"Aku mencintaimu." Haechan terkesima, dia tidak salah dengarkan. Kenapa tiba-tiba saja Mark mengatakan cinta, ini aneh.

"Aku mencintaimu, Haechan." Katanya lagi.

"Mark ada apa dengan mu." Tanya Haechan heran.

"Tidak ada."

"Aneh sekali, kenapa tiba-tiba saja kau menyatakan cinta, kau tidak berniat meninggalkan ku lagi kan." Kata Haechan dengan wajah yang sedikit ditekuk.

Mark menghela nafas halus, lalu tersenyum setelah nya. "Tentu saja tidak, sudah banyak orang yang menaruh kepercayaan padaku untuk menjagamu Haechan, jadi bagaimana bisa aku meninggalkan mu."

"Ini murni dari hati, ntah kenapa hari ini aku merasa sangat bahagia. Ini berbeda dan aku seperti ingin selalu mengatakan padamu jika aku mencintaimu, bahkan aku ingin mengatakan lebih dari ini." Lanjutnya.

Menangkup wajah Haechan, Mark berusaha menelisik wajah indah milik Haechan, bagaimana bisa Tuhan menciptakan gadis yang begitu luar biasa cantiknya didunia ini, bahkan wajahnya yang memerah karena kedinginan pun masih terlihat begitu cantik, dan indah tentunya. Sedangkan Haechan dia hanya diam, membiarkan Mark melakukan apapun yang ingin dia lakukan.

"Bolehkah." Tanyanya, dengan sedikit mengusap lembut pipi Haechan. Dan Haechan hanya mengangguk polos, lalu memejamkan kedua matanya.

Setelahnya terjadilah pangutan lembut diantara keduanya, tidak ada paksaan ataupun tindakan kasar dalam setiap lumatannya, mereka menikmatinya dengan secara suka rela.

Haechan yang merasa pasokan oksigen miliknya terasa menipis pun, menepuk bahu Mark. Lalu pangutan keduanya terlepas setelahnya keduanya saling memandang.

"Mark, terimakasih telah kembali dan mau bertahan denganku."

"Seharusnya aku yang berterimakasih kasih." Katanya.

"Kemarilah." Mark menarik Haechan kedalam pelukannya, dan Haechan membalas pelukan Mark.

Akhirnya mereka berdua telah kembali seperti semula, membangun kembali cinta dan kepercayaan yang pernah hilang. Dibawah turunnya salju, keduanya tidak memiliki niat untuk melepaskan pelukan masing-masing, mereka tengah saling menghangatkan satu sama lain dibawah salju. Semoga setelah ini mereka benar-benar akan bahagia, sampai kematian memisahkan keduanya.



Buat yg minta chap bonus nih aku kasih, maaf kalau gk ngefeel ya, makasih juga atas antusias kalian oke🤗

Good bye👋

Love The Killer [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang