"Papa."
"Papa." Panggilannya dengan berteriak, pasalnya orang yang dipanggil tidak menyahut sama sekali. Merenggut sebal, akhirnya Haechan memutuskan untuk mencari ayahnya diruang kerja milik ayahnya.
Membuka pintu ruang kerja ayahnya, Haechan menghela nafas dan memutar bola matanya. Pantas saja ayahnya tidak menyahut sama sekali, orang ayahnya sedang sibuk dengan laptop kerjanya, tatapannya juga terlihat pokus dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Uh apakah ayahnya adalah seorang workholic, ini kan sudah memasuki musim salju setidaknya orang dewasa sepertinya menikmati waktu santai dirumah, menikmati teh hangat bersama keluarga, atau bahkan menonton drama klasik agar tidak bosan, bukannya malah sibuk bekerja.
Menghampiri sang ayah dengan kaki yang dihentak-hentakan Haechan berdiri tepat disamping ayahnya, yang sepertinya tidak sadar jika Haechan datang.
"Papa~."
"Iya sayang." Jawabnya tanpa menoleh sedikitpun.
"Come on, it's already snow season, stop working and enjoy your old age." Serunya sambil bersidekap dada.
Menghentikan kegiatan mengetik laptopnya Jongin, melirik anaknya dengan memincangkan sebelah matanya.
"I know, and i enjoying it." Jongin melepaskan kacamatanya, lalu menatap anaknya dengan tersenyum teduh.
"Mwo! papa ini aneh sekali menikmati masa tua dengan bekerja, setidaknya lakukan hal lain yang lebih menyenangkan." Teriak Haechan.
Dan Jongin hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah anaknya yang perlahan kembali seperti dulu lagi, sedikit bersyukur, meskipun Haechan-nya belum sepenuhnya ceria setidaknya Jongin masih bisa mendengarkan ocehan tak berujung milik Haechan.
"Dan menurut papa inilah hal yang menyenangkan, berkutat dengan berkas-berkas kantor adalah hal yang paling menyenangkan Haechan-ie." Jawabnya dengan kembali pokus pada layar dan keyboard laptopnya.
Sedangkan Haechan malah asik menghembuskan nafas yang disengaja bersuara karena terlalu jengah mendengar perkataan ayahnya.
"Kenapa orang tua ini sulit sekali diberi tahu." Gumamnya.
"Kau mengatakan sesuatu sayang." Tanya Jongin.
"Ah tidak, aku hanya sedang bernyanyi random saja." Bohongnya dengan sedikit tersenyum, bahkan senyumnya juga terlihat dibuat-buat.
Suasana kembali menjadi hening, yang terdengar hanya suara tombol keyboard laptop ayahnya saja, dan Haechan bosan. Niatnya mendatangi ayahnya kan untuk mengajak minum teh ayahnya, dengan menonton beberapa drama yang sedang booming akhir-akhir ini, tapi sang ayah malah sibuk pacaran dengan laptop dan berkas pekerjaan nya.
"Papa."
"Hmmm."
"Bolehkah aku pergi ke toko bibi Han."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Killer [Markhyuck Gs]✔
FanfictionRemember, life is a choice Markhyuck GS