"Dia memang menggemaskan." Eric mengatakan nya sambil memgusak rambut hitam milik haechanSedangkan haechan mendelik tak suka kearah eric, dan bersikap seolah perkataan eric sangat memuakkan. Coba kalian bayangkan baru saja beberapa hari menjadi teman, eric sudah berani menggoda haechan.
Asal kalian tau jika pertama kali haechan melihat Eric, dan mengatakan bahwa Eric adalah orang baik itu adalah benar, hanya saja semakin kesini Eric semakin menyebalkan.
Haechan, Eric, Jeno dan jaemin tengah berada dikoridor sekolah, ntah apa yang mereka tunggu sehingga membuat keempatnya berdiri dikoridor tanpa berniat memasuki kelas.
"Jangan berani menyentuh haechan, dia sudah memiliki kekasih." Kata jaemin.
Eric tertawa menanggapi perkataan jaemin. Eric tau jika haechan sudah memiliki kekasih bahkan Eric juga tau nama kekasih haechan.
"Aku tau, tapi aku hanya mengatakan kebenaran."
Jeno yang hanya diam saja, diam dalam artian sebenarnya sedang memperhatikan Eric, Jeno tidak bodoh untuk menangkap gelagat Eric terhadap haechan. Sudah dipastikan si Eric bukan hanya mengagumi haechan tetapi juga menyukai haechan.
"Sebaiknya kita ke kelas duluan." Jeno mengatakan itu kepada Eric.
Eric mengangkat alisnya. "Kenapa tidak bersama saja."
"Haechan pasti sedang menunggu Mark."
Haechan dan jaemin pun mengangguk membenarkan perkataan Jeno, lagipula lama lama dekat Eric membuat haechan darah tinggi, selain suka menggoda Eric juga suka berbicara tidak jelas, yang mana membuat haechan jengah dengan tingkah aneh Eric.
"Baiklah, kami duluan."
"Na, aku masuk kelas dulu ya." Jeno berpamitan kepada jaemin lalu memgusak rambut jaemin, iya jeno hanya berpamitan pada jaemin saja, karena dengan tiba tiba haechan akan menyamar menjadi nyamuk jadi Jeno tidak akan melihatnya. Cukup sudah.
"Kau telat Mark."
Mark menghentikan kegiatan makannya lalu menoleh menatap haechan.
"Hmm." Setelah mengatakan itu mark kembali memakan makanan nya.
Haechan mengerutkan dahinya ada apa dengan kekasihnya, tidak biasanya mark bersikap seperti itu. Perasaan semalam sikap mark biasa biasa saja, bukankah semalam mereka habis berkencan dan haechan juga telah mengenalkan mark kepada papanya.
Tidak mau ambil pusing, dan tetap berpikir positif haechan juga kembali melanjutkan makanya.
Sementara Jeno dan jaemin saling menatap seolah mengerti dengan apa yang terjadi diantara haechan dan mark.
"Jeno-ya, ada apa dengan mark." Bisik jaemin.
Jeno mengangkat bahunya, lalu memegang tangan jaemin lembut. "Mereka baik baik saja, tenanglah." Jawab Jeno sambil tersenyum kearah jaemin.
"Bolehkah aku bergabung."
Seketika mereka yang sedang makan pun menoleh kearah sumber suara, kecuali mark.
"Kenapa dimana mana ada kau." Seru haechan.
"Karena aku murid sekolah ini, jadi tentu saja kau bakal terus melihat ku."
Haechan berdecak sebal. "Tapi tetap saja, kau kan bisa memilih tempat lain."
"Semua tempatnya kebetulan penuh chan."
Haechan mencebikkan bibirnya, kenapa Eric selalu saja tidak mau mengalah.
"Tapi tetap sa--"
"Aku selesai." Mark memotong ucapan haechan, lalu beranjak pergi meninggalkan kantin. Dan membuat haechan, Jeno dan jaemin terkejut, dengan sikap tiba tiba mark yang berubah.
Haechan menatap sendu kepergian mark, ada apa lagi ini. Apakah mark marah kepada haechan, tapi karena apa. Haechan rasa dia tidak melakukan kesalahan apapun.
Sedangkan Eric dia malah duduk ditempat bekas mark lalu memakan makannya sebelum mengatakan sesuatu.
"Lanjutkan saja, dia memang seperti itu bukan."
Mereka pun menoleh kearah Eric yang tengah asik makan. Sedangkan haechan malah bangkit dari duduk nya.
"Aku akan mengejar mark, kau na jika sudah masuk kabari aku." Jaemin mengangguk. Setelah itu haechan pun meninggalkan kantin.
Keheningan menyelimuti ketiganya, jaemin menatap Eric seolah ini semua terjadi karena Eric.
"Aku tidak tau mereka kenapa, jadi jangan menatap ku seperti itu." Eric mengatakan itu tanpa menoleh kearah jaemin.
Jaemin mendengus, dia juga tidak tau ada apa lagi dengan haechan dan mark, bukankah kemarin malam mereka baru saja kencan, dan jaemin senang saat mendengar haechan bercerita dengan antusias nya.
Sementara ditempat lain haechan terus saja berlari dikoridor sekolah dengan berteriak memanggil mark yang tak kunjung berhenti berjalan. Bahkan haechan menghiraukan tatapan tatapan siswa yang kebetulan sedang berada dikoridor.
"Mark tunggu."
Haechan berdiri merentangkan tangannya didepan mark dengan napas yang tersengal sengal.
Sedang kan sialis camar mark, malah diam mentap intens haechan.
"Mark, kenapa diam saja. Mari bicara jika aku membuat kesalahan."
Mark malah tersenyum miris. "Tidak perlu, karena kau tidak membuat kesalahan."
"Lalu kenapa kau seperti menghindari ku."
Mark tidak menjawab pertanyaan haechan, dia malah pergi begitu saja meninggalkan haechan yang masih mematung atas sikap mark yang berubah.
Haechan membalikkan tubuhnya menatap sendu punggung mark yang semakin menjauh, air mata haechan tiba tiba saja menetes, ntah kenapa rasanya sakit sekali. Saat semuanya baik baik saja dan mark malah bersikap aneh membuat perasaan haechan kacau bahkan tak karuan dan memikirkan hal hal aneh.
"Mark." Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Killer [Markhyuck Gs]✔
FanfictionRemember, life is a choice Markhyuck GS